El duduk di kursi meja makan sambil mengobati luka di tangannya namun pergerakannya terhenti.
"El, Gak boleh gitu" ucap El pada akhirnya setelah mencoba menyadarkan dirinya.
"Ingat El, Kak Aksa itu punya Key" lanjutnya sambil menempelkan hansaplas.
Entah kenapa tadi El merasa jantungnya berdetak tidak seperti biasanya saat Aksa menyentuh tangannya. Makannya El langsung menarik tangannya dan keluar dari kamar Aksa.
.
.
Sudah dua hari sejak Aksa sakit dan itu membuat El juga tidak pergi kemanapun.
Aksa terbangun dan melihat El tertidur di sofa panjang kamarnya. Kemarin malam juga seperti itu karena El tidak ingin Aksa kesusahan jika membutuhkan sesuatu di malam hari.
Aksa menghampiri El yang masih tertidur lalu mengangkat tubuhnya dan memindahkan ke ranjang setelah itu Ia masuk ke kamar mandi untuk mandi dan pergi ke kantor karena merasa jauh lebih baik.
Setelah Aksa berganti baju ternyata El sudah terbangun dan sedang duduk di tepi ranjang.
"Kakak mau kemana?" Tanya El.
"Kantor" Jawab Aksa sambil memakai dasinya.
"Emangnya Kakak udah sembuh?" Tanya El lalu Ia berdiri dan secara reflek memegang dahi Aksa membuat pergerakan tangan Aksa yang sedang memasang dasi terhenti.
"Masih panas loh" ucap El.
"Udah mendingan" ucap Aksa tanpa menyingkirkan tangan El sampai El menurunkan sendiri tangannya.
"El buatin sarapan yah biar bisa minum obat" ucap El berniat untuk turun.
"Gak perlu, lagian gak akan sempat" ucap Aksa membuat El memanyunkan bibirnya.
"Ya udah nanti El anterin aja makanannya" ucap El.
"Terserah" ucap Aksa sambil mengambil Jasnya dan memakainya lalu mengambil tas kerjanya sebelum Ia keluar dari kamar di ikuti El.
"Nanti El anterin beneran" ucap El lagi dan tidak mendapat respon dari Aksa yang sudah berjalan ke arah pintu.
.
.
"Ngapain kamu?" Tanya Seokjin saat El masuk kedalam ruangannya.
"Kan El udah bilang mau nganterin sarapan buat Kakak" ucap El.
"Yaudah taruh aja di situ, saya sedang sibuk" ucap Aksa masih berkutat dengan lembaran berkas di hadapannya.
"Tapi Kakak belum minum obat kan?" Tanya El.
"Kalau saya minum obat malah ngantuk" Aksa.
"Kalau ngantuk ya tidur apa susahnya sih" jawab El.
"El!" Ucap Seokjin menatap tajam El.
"Ya udah makan dulu" ucap El yang sudah kebal dengan amarah Seokjin.
El berjalan menghampiri Aksa karena tidak mendapat respon lagi dari Aksa.
"Kak, Aaaa" ucap El menyodorkan sendok pada Aksa dan Aksa menatapnya datar.
"Tinggal buka mulut aja susah banget" ucap El dan akhirnya Aksa mengalah.
El menarik kursi di hadapan Aksa untuk ia duduki.
Aksa masih fokus dengan pekerjaannya sampai tidak sadar saat El menyodorkan sendok dan Ia langsung membuka mulutnya tanpa protes dan tanpa Ia sadari Makanan itu sudah habis.
"Masih laper gak?" Tanya El membuat Aksa akhirnya menoleh melihat ke arah El dan arah kotak bekal yang sudah kosong.
"Gak" jawab Aksa lalu mengambil air di hadapannya dan meminumnya.
El mengambil obat dan memberikan pada Aksa lalu Aksa meminumnya.
"El langsung ke kantor ya kak" ucap El sambil membereskan apa yang Ia bawa tadi.
"Ya" Jawab Aksa setelah itu El keluar dari ruangan Aksa.
.
.
Aksa pulang dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Aksa pulang lebih dulu dari pada El karena Aksa merasa pusing jadi Ia pulang lebih awal dari jam biasanya.
El pulang dan melihat mobil Aksa sudah di rumah, saat El masuk Ia melihat Aksa yang berbaring di sofa dan saat El mendekati ternyata Aksa tertidur.
El mencoba membangunkan Aksa.
"Kak""Kak Aksa pindah ke kamar aja tidurnya" ucap El masih mencoba membangunkan Aksa.
Terdengar lenguhan dari Aksa namun Aksa tidak membuka matanya.
El akhirnya memegang tangan Aksa untuk membangunnya lagi namun El urungkan saat merasakan suhu tubuh Aksa yang naik kembali.
El memegang dahi Aksa dan benar Aksa demam kembali.
"Kak, kakak demam lagi. Kita pindah ke kamar yah" ucap El lagi namun tidak mendapat respon dari Aksa entah kenapa air mata tiba-tiba keluar begitu saja membuat El langsung menghapusnya.
El meninggalkan Aksa dan pergi ke kamarnya tidak lama Ia kembali dengan selimut dan bantal.
El melepas dasi yang masih bertengger di leher Aksa lalu perlahan mengangkat kepala Aksa untuk menaruh bantal, setelah itu Ia melepas sepatu dan kaos kaki yang masih di kenakan Aksa sebelum menyelimutinya Aksa dengan selimut yang ia bawa.
El pergi ke dapur lalu kembali dengan air untuk mengompres Aksa.
Ia duduk di karpet samping sofa sambil sesekali mengganti kain kompres di dahi Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret In Mistakes
FanfictionCerita seorang kembaran yang terpaksa menggantikan kembarannya di hari pernikahan karena mengalami kecelakaan dan Koma. Apakah yang suami bisa mencintainya atau bahkan membencinya. Seokjin Jisoo Taehyung