3.🔹

1.5K 172 15
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Tiba di rumah.

Lisa memapah Jennie, padahal Jennie sudah bisa berjalan. Anak-anak masuk lebih dulu, menyapa rumah yang terlihat kosong beberapa hari ini.

"Bersihkan udara" ucap Zean pada sensor rumahnya, lalu rumah itu mulai membersihkan udara, dan menggantinya dengan yang lebih sejuk juga bersih untuk dihirup.

"Huhhffhh.. Hyung, mari kita telpon nenek, Zeha sudah rindu pada Zeno" ucap si anak tengah yang menyatakan bahwa ia merindukan adiknya, Zeno.

"Arasseo, kita tunggu daddy dan mommy tiba dulu ya?"

"Em, Zeha akan mempercepat langkah mereka"

"Zeha andwae, biarkan daddy dan mommy memiliki waktu berdua. Zeha cukup tanyakan boleh tidaknya menelpon nenek, arasseo?"

"Nee hyung, arasseo" Zeha berlari menghampiri Lisa yang sedang memapah Jennie menuju ke kamar, lalu menarik pakaian Lisa laun, hingga Lisa menyadarinya.

"Kenapa nak?"

"Boleh tidak Zeha dan hyunga menelpon nenek? Mommy sudah kembali, artinya Zeno bisa pulang lebih cepat, Zeha sudah merindukannya"

"Arasseo, silahkan sayang"

"Gomawo daddy"

Lisa membungkuk karena Zeha nampak menarik bahunya laun untuk mengecup pipinya, lalu menarik tangan Jennie untuk melakukan hal yang sama.

"Zeha sangat mencintai mommy dan daddy"

"Kami juga sangat mencintai Zeha. Sana telpon nenek bersama hyung, mommy harus istirahat dulu hm?" ucap Lisa pada Zeha dengan lembut.

"Baik dad" anak itu mengangguk pada Lisa.

"Zeno itu siapa?" sepertinya aku masih perlu mengenal keluarga mereka. Rupanya bukan mereka saja yang ada di rumah ini, tapi masih ada anggota lain. - Jennie.

"Kau benar-benar melupakan siapa kami, Jennie?"

"Em, aku hanya tidak ingat"

"Zeno putra kita yang ketiga. Kau melahirkannya enam bulan lalu"

"Di usia empat puluh tahun?"

"Kau kehilangan ingatanmu? Lihat kemari, ini adalah foto keluarga kita" ucap Lisa, ia tunjukkan sebuah foto di kamarnya, lalu meminta Jennie untuk melihatnya.

"Em, lalu?"

"Ini kau, ini aku, ini Zean, Zeha, dan ini Zeno. Foto ini diambil ketika Zeno berusia seratus hari"

Jennie memperhatikan dengan jelas foto yang Lisa tunjukkan, hingga ia mempertajam penglihatannya dengan sedikit menyipitkan mata agar fokus.

"Kenapa wajahnya sangat mirip dengan wajahku? Atau ini hanya perasaanku saja? Siapa wanita ini sebenarnya? Kenapa wajahnya meniru wajahku?" - Jennie.

"Itu istrimu?" Jennie lupa lagi, kalau dia sedang berperan, seperti janjinya pada Zean.

"Itu kau, Jennie. Kau tidak mengenali wajahmu sendiri? Tentu saja hanya kau istriku"

Rêve ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang