8.🔸

1.7K 184 17
                                    

Ambil baiknya, buang buruknya !!!

Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸

Keep VOTING !!!

--------------------------------------------------------------

Jennie menuruni anak tangga sambil memanggil-manggil nama suaminya, Lisa. Ia bergegas karena mendengar suara mobil yang telah dinyalakan oleh Lisa, menandakan bahwa suaminya akan segera pergi.

"LISAAA.. KAJIMA, JEBAL.." panggilnya hampir membuat guci-guci di rumahnya ketakutan.

"Ada apa? Tidak usah berteriak, aku belum berangkat" suara itu muncul dari belakang Jennie, dan segera Jennie menoleh, berbicara dengan tutur yang gugup, hampir menangis, atau mungkin sedang menangis saat ini.

"Aku mohon, jangan ajukan perpisahan, Lisa, kau harus ingat anak-anak, bagaimana masa depan mereka jika salah satu dari kita tidak mendampingi perjalanan mereka? Lisa, Zeno masih kecil, dan, dan.. Ah, mianhae.. Aku salah, aku bersalah, salah mengira bahwa ini bukan kehidupanku, tapi ternyata ini adalah kehidupanku di masa depan. Kau adalah suamiku, dan mereka anak-anak kita. Aku mengingat semuanya sayang, maafkan aku, aku mohon" Jennie berlutut sembari menangis, ia ingin mempertahankan pernikahannya, namun tidak tahu dengan cara yang seperti apa.

Lisa ikut merengkuh dan memeluknya, ia usap punggung Jennie begitu Jennie mengeratkan pelukannya.

"Mianhae.. Hiks.. Mianhae, aku adalah seorang ibu yang tidak becus dan istri tidak tahu diri"

"Aniya, kau ibu yang sempurna, hanya berbeda ketika sesuatu menimpamu beberapa waktu lalu. Aku mengira kau merasa bosan dan muak hidup denganku juga anak-anak, maka dari itu aku ingin membebaskanmu dari semua ketidaknyamanan ini agar kau merasa bahagia"

"Andwae, hajima... Hiks... Aku mohon jangan Li, aku mencintai kalian semua, aku sangat mencintaimu, aku mencintai Zean, Zeha dan Zeno. Aku sangat mencintai keluarga kita. Jangan gugat aku, Li.. Jangan.. Aku tidak mau berpisah denganmu, tidak mau... Hiks.."

"Sssttt.. Aku akan mengikuti segala kemauanmu Jennie. Jika kau bisa memperbaikinya, dan mengatakan apa yang telah mengubahmu, kau tidak perlu memohon padaku, maka aku akan mengerti. Jangan merasa terbuang sayang, kau adalah kehidupanku dan anak-anak. Jika bukan karena ketidaknyamanan, aku juga tidak akan melakukan ini. Aku hanya ingin kau merasa bahagia dan nyaman, sekali pun tanpa aku"

"Tidak mungkin, hiks.. Aku akan menderita tanpamu, apalagi tanpa anak-anak kita. Maafkan aku Lisa, maafkan aku.." Sekalipun aku tidak bisa kembali, aku tidak akan menyesali ini. - Jennie.

"Aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau meminta maaf. Kau bisa ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, jika kau sudah merasa tenang. Ikut aku ke taman, kubuatkan teh hangat untuk menenangkanmu"

"Pelukanmu yang menenangkanku" sungguh, ini sangat menenangkan. - Jennie.

Lisa mengeratkan pelukannya, ia belai kepala Jennie, dan mengecup dahinya.

"Aku sangat mencintaimu Jennie"

"Nado, nado saranghae Lisa, mianhae honey"

"U? Kau sudah memanggilku dengan panggilan kesayanganmu lagi? Kau sudah kembali?"

"Ahm, panggilan itu keluar begitu saja. Kau suka aku memanggilmu dengan itu?"

"Em, biasanya kau mengerang dengan panggilan itu"

Rêve ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang