Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
Jennie POV🌼
Semakin hari aku semakin mengkhawatirkan mereka, entah kenapa rasanya begitu cemas saat melihat anak sendiri nampak tidak terlihat baik-baik saja.
Meskipun aku selalu mengucapkan kalimat baik-baik saja, percayalah hati seorang ibu benar-benar tertuju pada kejadian yang sedang dialaminya.
Seperti aku kepada Zeha, aku mengatakan baik-baik saja dan tidak perlu khawatir, di samping itu semua ungkapan untuk menenangkan diriku yang juga tengah cemas.
Zeha sudah tertidur saat ini, tapi aku belum bisa meninggalkannya sendirian, suhunya tidak demam, tapi pelukannya masih erat. Hm, sayangku.. Lain kali mommy akan memperhatikan porsi makananmu dan minuman yang kau teguk. Mianhae Zeha.
###
Tidak terasa aku terbangun dari tidurku, posisi Zeha masih sama, dan... Pukul berapa sekarang? Apa putra pertamaku sudah kembali dari acara reoninya?
Kulihat waktu pada jam di kamar Zeha yang menunjukkan pukul sebelas malam. Tunggu! Lisa tidak mengecek Zean?
Astaga. Aku harus memastikannya sendiri.
"Zeha sayang, mommy izin sebentar untuk melihat kakak ya? Sebentar saja" Kukecup dahi Zeha, melepas laun pelukannya, dan aku beranjak untuk memastikan kepulangan putraku.
Aku datang ke kamarku dan Lisa, karena aku belum tahu kamar Zean ada di sebelah mana. Di rumah ini cukup banyak ruangan seperti kamar, dan untuk memastikan putraku sudah pulang atau belum, sebaiknya aku tanyakan dulu pada daddy mereka.
"Hon, bangun"
"Emh, sayang? Kenapa? Zeha merasakan gejala lain? Zeno menangis?" tanya Lisa padaku, jelas sekali muka bantalnya, dia tertidur sudah lama, aku yakin itu.
"Zean sudah pulang?" tanyaku, Lisa melihat jam dan beranjak dari ranjangnya.
Jadi dia tidak tahu anaknya sudah pulang atau belum? Astaga Lisa.
"Kukira kau menunggunya hon"
"Sayang, aku ketiduran setelah menidurkan Zeno"
"Iya aku mengerti, di mana kamar Zean?"
"Kau masih belum ingat?"
"Ahm, aku hanya lupa sayang"
"Itu sama saja sayang"
Kami berjalan menuruni anak tangga, rupanya kamar Zean berada di bawah.
"Kenapa kamar Zean ada di bawah? Zeha, Zeno, dan kamar kita ada di atas, bahkan ruang games ada di atas, kenapa hanya Zean yang berada di bawah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rêve ☆
Teen Fiction[18+] "Melewati segalanya bersamamu, adalah impian semua orang yang tak seberuntung aku"