Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Suasana malam terasa begitu hangat saat tawa Zeno terdengar renyah akan candaan orang tuanya, lebih tepatnya atas candaan Lisa yang mengecup dan menggelitik perut Zeno oleh bibirnya.
Jennie mendengarkan tawa Zeno dari dapur kamar, di mana ia tengah membuat sebuah makanan pendamping ASI di tengah malam, karena Zeno merengek kelaparan usai bangun tidur ronde pertama.
"Sudah cukup tertawanya, ini sudah malam sayang-sayangku" ucap Jennie menghampiri, meniupi makanan yang baru saja jadi.
"Mommy kembali, mommy kembali, ayo kita bersembunyi Zeno" ucap Lisa yang masih saja membuat putranya tertawa di hadapan Jennie.
"Hon.. Sudah hm? Zeno harus makan"
"Aigoo.. Anak siapa ini? Makan tengah malam begini hm? Daddy gigit ya.. Aaapp.."
"Sayang, ya ampun"
"Mommy milik daddy, Zeno tidak boleh mimi" Lisa memeluk Jennie, sehingga Zeno berhenti tertawa.
"Sayang, kau akan membuatnya menangis jika terus begini"
"Kaja kita makan hm? Wuah.. Mommy buat apa itu?"
"Mau?"
"Aku boleh coba?"
"Boleh, tapi nanti setelah Zeno kenyang"
"Ya ampun istriku"
"Ayo Zeno, kita ke meja makan Zeno hm? Pewutnya harus diisi dulu mom, Zeno lapar" ucap Jennie, ia memberikan makanan itu pada Lisa, dan membawa Zeno ke meja makannya.
###
Di kamar lain, Zean sedang tertawa kegelian namun penuh kelicikan. Di balik rencananya yang cukup licik, Zean memikirkan penawar hal yang sangat terbilang cerdas di seusianya.
Gila memang kedengarannya, namun Zean akan melakukannya demi membuat Irene jera dan berhenti mengejar ayahnya.
"Hahaha.. Dasar orang tua, masih saja tidak tahu diri" pekiknya, lalu melihat jam dinding di kamarnya.
"Hoam.. Sudah cukup pemanasannya, besok adalah waktunya pertunjukan nyata di depan mata wanita-wanita yang berani mengganggu keluargaku, terutama yang berani menggoda daddy" tekadnya, dan menyimpan handphonenya lalu merapikan bantal untuk segera tidur.
###
Pukul 06.15 pagi.
Jennie sudah menyiapkan sarapan keluarganya di meja makan. Di sana sudah terdapat Yea Ji, Lisa, Zean dan Zeha yang bersiap menikmati sarapan mereka.
Semuanya berdoa sebelum memulai untuk memakan sarapannya.
Jennie melayani suaminya, memberikan lauk dan makanan yang bergizi baik untuk Zean juga Zeha. Ia berlaku begitu adil sebagai seorang ibu, tanpa membeda-bedakan putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rêve ☆
Teen Fiction[18+] "Melewati segalanya bersamamu, adalah impian semua orang yang tak seberuntung aku"