Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
Bel rumah berbunyi.
Lisa membuka pintu dan melihat siapa yang datang. Wajahnya nampak tak senang, hatinya bergerutu dengan kepala yang sudah ia persiapkan untuk memaki sampai memarahi target yang kini ia lihat di depan matanya.
Sementara yang datang tengah memasang wajah menyesal, diam dengan menerima segala pernyataan yang akan ia terima.
"Apa aku masih bisa dimaafkan?" tanyanya, dengan raut paling menyebalkan yang tidak ingin Lisa lihat, namun mau bagaimana lagi? Itulah sosok sahabatnya, Jisoo.
Lisa memikirkan kembali kalimatnya dengan kalimat barusan yang Jisoo pertanyakan. Mengingat semua jasa Jisoo juga lamanya pertemanan mereka, ia merekap ulang semua kata-katanya yang mungkin bisa membekas di hati sahabatnya. Bahkan Lisa sempat berpikir, jika ia sudah marah, seseorang bisa hancur hanya dengan melalui perkataannya.
Mereka diam sejenak, tidak ada ekspresi, denyut nadi Jisoo mengencang, sementara Lisa mengatur segala emosi.
Pada akhirnya, Lisa menyimpan kekejamannya yang sempat ia pikir. Ia mengambil nafas dengan dalam dan melihat Jisoo yang masih menatapnya sendu.
"Maafkan aku" ucap Jisoo sekali lagi.
"Yak, kau sengaja meninggalkanku tadi? Yak, apa yang kau lakukan tadi itu sangat jahat Jisoo!" Pada akhirnya Lisa mampu mengalahkan egonya. Ia tidak menyayat luka di hati Jisoo, belajar menerima apa yang sudah terjadi karena ia telah menyusun ulang semua rencana ke depannya.
Ketegangan Jisoo perlahan menghilang, berubah menjadi sahabat yang menyebalkan lagi, ia tersenyum dan kembali pada mode on sebagai orang tengil yang mengelilingi Lisa.
"Sajangnim, saya datang untuk memberikan handphone anda yang tertinggal di kantor"
"Ish! Yak!" Lisa mencekik Jisoo, dan Jisoo tersedak akan itu. Keduanya kembali seperti orang bodoh.
"Arasseo arasseo, aku akan menjelaskannya pada Jennie. Selalu saja aku yang harus melakukan ini"
"Karena kau biang keroknya" ucap Lisa merebut handphonenya, lalu pergi dan Jisoo mengikutinya.
Di ruang tamu Jisoo duduk, ia melihat handphonenya sembari menunggu kehadiran Jennie untuk menjelaskan terkait kesalahpahaman mereka tadi siang.
Jennie baru turun dari kamar usai menyusui Zeno, ia melihat Jisoo dan segera menyapanya.
"Eonni? Jadi kau yang bertamu tadi?"
"Hehe.. Iya Jen. Oh iya, kau sibuk?"
"Aniya, ada apa eonni?"
Lisa tiba memberikan sekaleng bir untuk sahabatnya. "Aku tidak memintanya datang, tapi sepertinya dosa dia membimbingnya untuk melangkah ke rumah kita sayang" ucap Lisa, Jisoo tercengir dan meneguk birnya sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rêve ☆
Teen Fiction[18+] "Melewati segalanya bersamamu, adalah impian semua orang yang tak seberuntung aku"