Ambil baiknya, buang buruknya !!!
Take your time to reading, enjoy it !!! 🍵🧸
❄
Keep VOTING !!!✨
--------------------------------------------------------------
❄
"Gwenchana hm? Katakan pada mommy apa yang membuat Zeha menangis? Apa karena kondisi adik Zeno?" tanya Jennie, Zeha menggelengkan kepalanya.
"Tapi itu juga.. Hiks.."
"Hm, baby Zeno sudah membaik nak, lalu karena apa lagi sayang? Em?" Jennie terus memberikan ketenangan kepada Zeha, ia belai, peluk, dan menghapus air matanya dengan lembut.
"Hiks.. Mommy.." Zeha terus memeluk Jennie.
Lisa masih menyimak sembari memperhatikan kedua belahan jiwanya bercerita begitu hangat. Bergantian dengan Jennie, Lisa pun menempati ranjang di mana Zeno terbaring tidur, Jennie lalu mengajak Zeha ke kamarnya untuk berganti pakaian sekaligus menyiapkan makan siangnya.
"Hon, titip Zeno sebentar" ucap Jennie, Lisa mengangguk dan menjawabnya.
"Iya sayang, tenangkan dulu Zeha"
"Em, aku juga akan menyiapkan makan siang"
"Kita bisa membelinya"
"Aku ingin masak untuk kita semua"
"Arasseo, hati-hati ya? Zeha, jangan cengeng"
"Hiks.. Diam daddy, Zeha hanya ingin cerita pada mommy"
Jennie segera membawa Zeha ke kamarnya untuk berganti pakaian dan membereskan apa yang Zeha bawa tadi.
Sesampainya di kamar Zeha, Jennie mengeluarkan isi tas Zeha, dan merapikannya, kemudian kembali bertanya saat Zeha berganti baju.
"Sayang, kenapa Zeha menangis hm?"
"Zeha teringat mommy saat tiba di tempat tujuan. Ternyata tempatnya berada di luar kota my, jauh dari pusat kota, dan di sana dihuni oleh banyak anak-anak seusia Zeha, bahkan ada yang seusia adik Zeno. Mereka tidak memiliki mommy dan daddy, hanya ada pengurus mereka yang menjaga mereka di sana sebagai keluarga. Salah satu dari mereka menyapa Zeha dan kami bercerita bersama. Rasanya tidak adil jika membandingkan cerita Zeha dengan cerita yang dia punya. Mommy tahu, dia bilang dia tidak pernah melihat mommynya dalam hidupnya, padahal Zeha sendiri tidak bisa melakukan apa-apa tanpa mommy setiap harinya. Mereka makan bersama dengan lauk seadanya tanpa protes, sedangkan Zeha di sini selalu memakan makanan yang lezat dan meminta kepada mommy untuk memasak makanan yang menurut Zeha enak juga gemari. Ketika Zeha bertanya seberapa banyak dia pernah memakan ice cream, dia hanya menjawab dengan mengacungkan dua jari tangannya, sementara Zeha bahkan daddy izinkan untuk datang ke pabrik ice cream untuk membeli yang Zeha inginkan sebanyak-banyaknya"
Jennie selesai membereskan tas Zeha, ia mengajak Zeha untuk duduk di ranjang tidurnya, dan melanjutkan cerita putranya sembari menggenggam kedua tangan Zeha.
"Lalu, apa yang Zeha lakukan setelah itu hm?"
"Zeha teringat bekal dari daddy yang ada di saku Zeha, dan memberikan uang itu kepadanya. Zeha mengatakan padanya untuk membeli ice cream sebanyak mungkin, dan nikmati bersama teman-temannya di sana. Dia berlari setelah Zeha memberikan uang itu, dan memberikannya kepada ibu pengurus panti, lalu Zeha ditanyai dan diyakini bahwa itu memang uang Zeha dari daddy yang kata daddy bisa Zeha gunakan untuk keperluan. Zeha pun mengatakan bahwa Zeha ikhlas memberikan itu semua asalkan mereka bisa memakan ice cream lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rêve ☆
Teen Fiction[18+] "Melewati segalanya bersamamu, adalah impian semua orang yang tak seberuntung aku"