Saat ini Louis berada di kastil, setelah memastikan gadisnya sudah pulang ke rumah. Kedua saudara Louis hanya menatapnya dengan tatapan bosan.
"Luke, apa kau lelah melihatnya?" Tanya Lucio.
"Sangat, rasanya aku ingin mengarungi mate nya lalu membawanya kemari di depan Louis."
"Jika kau melakukan itu aku akan membunuhmu, Luke," sahut Louis yang entah sejak kapan sudah berada di depan mereka.
Tubuh Luke dan Lucio menegang mendengar jawaban Louis. Mereka bahkan tidak menyadari kehadiran Louis sejak tadi. Saudaranya ini memang memiliki kemampuan pendengaran yang sangat tajam dan mampu menyamarkan diri dengan sangat hebat.
"Bahkan jika kau berani menyentuhnya seujung kuku, aku benar-benar akan membunuhmu, walau kau saudaraku."
"Aku hanya bercanda, Louis. Lagipula kapan kau akan mengajak mate mu kemari?"
"Nanti malam."
Luke dan Lucio mengangguk mengerti sebelum akhirnya menyadari sesuatu. Mereka lalu memelototkan matanya.
"Kau baru saja bilang nanti malam?" Tanya Lucio.
"Hm."
"Akhirnya aku akan bertemu kakak ipar," ucap Luke senang sambil mengguncang bahu Louis, membuat Louis menggeram pelan.
Luke dengan perlahan melepaskan pegangannya pada bahu Louis, lalu menyengir tak berdosa dan meninggalkan mereka berdua.
"Mom! Apa menu makan malam hari ini?" Teriak Luke yang masih bisa didengar oleh Lucio dan Louis.
"Kau benar-benar akan membawanya nanti malam?"
"Hm."
"Bagaimana caranya? Memaksanya?"
"Jika itu perlu, mengapa tidak."
Lucio mengangguk mengerti, sebenarnya ia ingin menasehati Louis agar tak terlalu kasar dengan mate nya. Tapi Louis tetaplah Louis yang keras kepala.
Louis melenggang pergi meninggalkan Lucio yang sedang sibuk dengan sejuta pikiran di otaknya. Niatnya ia akan menuju ruangan ayahnya, untuk menjelaskan nanti malam.
Tok .. tok .. tok
"Louis? Ada apa kemari?" Tanya Wilone yang tadinya sedang membaca buku tebal.
"Aku akan membawa mate ku nanti malam."
Wilone langsung menghentikan aktivitasnya. Lalu menatap putra pertamanya.
"Bagaimana kau akan membawanya kemari? Dad harap kau tidak memaksanya dengan kekerasan."
"Jika itu diperlukan, aku akan terpaksa melakukannya. Usiaku sudah hampir 25 tahun, dad. Aku harus segera membawanya untuk berada disampingku."
"Mintalah ijin dulu pada kedua orang tuanya."
Louis menatap ayahnya dengan tatapan bertanya-tanya. Mengapa harus melalui ijin kedua orang tuanya yang merupakan manusia? Memang mereka akan mengerti tentang hal semacam ini?
"Mereka akan mengerti dan ingat kedua orang tua, Vale .. bukanlah manusia, mereka vampire."
"Kalau begitu Vale .."
"Dia manusia."
"Bagaimana bisa?"
Wilone menghela nafas, ia tau bagaimana reaksi putranya jika mengetahui hal ini, ia bisa memprediksinya.
"Keluarga mereka terkena kutukan, dimana bangsa werewolf mengutuk keluarga mereka yang awalnya manusia agar selama 7 turunan akan menjadi vampire. Dan kedua orang tuanya merupakan keturunan ke tujuh. Dengan begitu, Vale terlahir sebagai manusia."
"Tapi mengapa bangsa werewolf mengutuk mereka?"
"Kedua keluarga mereka melanggar janji untuk tidak menghianati kaum werewolf. Kedua keluarga itu bersahabat dan menjadi budak bangsa werewolf, lalu karena dendam, mereka menjadi mempunyai tujuan untuk menyerang pemimpin bangsa werewolf."
Louis mendengarkan dengan saksama. Ia tak mengetahui perihal ini sebelumnya. Kedua orang tua Vale berhasil menutup rapat dan menjaga rahasia ini sebaik mungkin.
"Dengan begitu mintalah ijin kepada kedua orang tuanya, maka mereka akan membujuk Vale dan kau bisa membawa Vale tanpa adanya paksaan."
"Baiklah aku akan melakukannya nanti. Thanks dad, infonya."
***
Saat ini Louis berada tepat di depan rumah Vale. Ia tau bahwa Vale pergi ke rumah Liana tadi, karena itulah ia kemari saat mate nya tidak ada dirumah.
Tok .. tok .. tok
"Kau sud-" ucapan Elina terpotong ketika ia mencium bau yang berbeda. Matanya langsung membola seketika karena melihat pangeran Louis berada di depannya. Siapa yang tidak tau dia? Seluruh bangsa vampire dan werewolf pasti mengenal sifat kejam dan dinginnya. "P-pangeran Louis, s-silahkan masuk." Elina mempersilahkan.
"Siapa sayang?" Tanya Hans yang baru saja keluar dari kamar mandi. Hans sangat terkejut ketika mendapati Louis berada dirumahnya. "Pangeran Louis? Ada apa anda repot-repot kemari?"
Louis menatap sekeliling rumah mencoba memastikan bahwa Vale benar-benar sedang tidak berada di rumah. Lalu menatap kedua pasangan di depannya yang setia menunduk. Ia memandang sofa lalu duduk disana tanpa menunggu izin, toh mereka juga akan mengizinkannya.
"Izinkan aku membawa Vale," ucap Louis membuat Elina dan Hans terkejut bukan main.
"T-tapi kenapa? Apa dia melakukan kesalahan?"
"Tidak. Dia mateku."
Elina dan Hans bertatapan dan mencoba berkomunikasi dengan pikiran mereka. Tapi bagaimana bisa Vale menjadi mate pangeran Louis? Mereka berdua sangat menyayangi Vale, bagaimana bisa mereka membiarkan pangeran Louis membawanya?
"Tapi Vale adalah putri kami, bagaimana bisa kami membiarkan anda membawanya? Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi." Putus Hans.
"Maka bersiaplah, aku akan membunuh kalian berdua dengan segera."
"Kenapa kau mau membunuh kedua orang tuaku?!" Tanya Vale yang entah sejak kapan berada di rumah.
----- n o t e -----
Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!Follow me on Instagram :
@literasimary_

KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL [END]
VampireFOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240 tahun lamanya, hanya untuk mencari mate nya. Namun, 2 tahun yang lalu semuanya berubah .. ia sudah m...