Chapter 16

530 37 2
                                        

Malam ini jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Vale sudah tertidur lelap, sedangkan Louis masih sibuk memikirkan hal itu. Akhirnya ia beranjak pelam agar tak membangunkan Vale. Ia menuruni tangga berniat menuju dapur untuk sekadar mengambil minum. Dapur itu berada tepat di sebelah tangga, jadi siapapun yang berada di tangga bisa melihat orang yang berada di dapur begitupun sebaliknya.

Louis menutup pintunya perlahan lalu segera menuju dapur yang sunyi. Pukul segini tentu saja semua orang sudah tidur kecuali pengawal yang bertugas malam hari sampai besok pagi. Di dapur ia segera mengambil se kantung darah. Darah itu diambil dari hewan buruan mereka dan diminum jika mereka tak bisa berburu pada hari itu, intinya kantung itu hanya digunakan untuk berjaga-jaga.

Tap .. tap .. tap

Suara langkah kaki membuat Louis segera menoleh, siapa yang berkeliaran jam segini? Perlahan ia mendekati arah suara langkah kaki itu.

"Hai, Louis!" Sapa Evelina yang entah sejak kapan berada di belakang Louis. Louis langsung menoleh dan menatap Evelina dengan tatapan tajam. Apa gadis ini tak tau sopan santun? Sehingga memasuki kerajaan tanpa izin. "Kenapa kau diam saja, Louis? Apa kau tidak senang dengan kehadiranku?" Tanyanya dengan nada manja.

"Ya." Louis menjawab dengan nada datar.

"Tapi aku sangat suka melihat kehadiranmu disini! Kau tau aku menunggumu sejak tadi?" Tanya Evelina namun Louis enggan menjawab. "Malam ini milik kita berdua."

"Jangan bermimpi."

Setelah mengucapkan itu Louis segera meletakkan kantung darah yang sudah kosong itu lalu berniat kembali. Keadaan gadis ini bisa-bisa menambah beban pikirannya nanti. Saat akan kembali Evelina dengan cepat memeluk Louis dari belakang, Louis yang terkejut segera berusaha melepaskan pelukan itu tetapi Evelina memeluknya dengan erat.

"Lepas," titah Louis.

"Tidak! Kau tau aku sangat mencintaimu! Karena itu aku akan berusaha menjadikanmu milikku walau harus berusaha keras."

Louis yang semakin tersulut emosi pun berusaha melepaskan pelukan Evelina yang kian erat. Sialan! Tenaga gadis ini sangat kuat!

Tanpa diketahui Vale sudah terbangun dan mencari Louis namun tak menemukannya. Vale segera beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar. Ia tak sengaja mendengar suara Louis dari arah dapur. Dengan cepat ia segera menuju dapur dan menuruni tangga, tetapi pemandangan inilah yang ia dapatkan.

"L-louis?" Tanyanya memastikan bahwa yang sedang dipeluk oleh Evelina adalah Louis. Ternyata benar, hatinya terasa ditusuk oleh ribuan pisau, matanya memanas dan tangannya mengepal erat. Ia kecewa kepada Louis, sangat kecewa! Louis spontan mendongak dan mendapati Vale sedang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat berusaha membuat mate nya percaya bahwa ia salah paham. "M-maafkan aku menganggu kalian," lanjut Vale kemudian berlari kembali ke kamar.

"Aku akan membunuhmu setelah ini!" Ucap Louis dengan sungguh-sungguh dan segera melepaskan pelukan Evelina dengan kasar lalu langsung berlari mengejar Vale.

"Mate!" Panggil Louis yang berhasil mengejar dan memegang pergelangan tangannya. "Kau salah paham! Dengarkan aku terlebih dahulu." Pinta Louis.

"Bullshit! Aku mau kembali ke kedua orang tuaku! Lepaskan!" Teriak Vale sembari berusaha melepaskan cekalan Louis.

Tidak! Mate nya tak boleh pergi lagi darinya! Mata Louis menggelap dan tak sadar bahwa cekalannya semakin erat membuat kulit putih Vale memerah. Ketika Vale semakin memberontak maka ia akan semakin kesakitan. Vale menangis sesenggukan karena ia tak bisa lagi menahan bagaimana rasanya sakit itu. Bukannya melonggarkan pegangannya, Louis malah mengeratkan membuat Vale kesakitan.

"Louis! Lepaskan! Itu menyakitkan!" Teriak Vale yang merasakan bahwa pergelangan tangannya akan putus.

"Tidak, sebelum kau mendengarkan penjelasanku."

"Aku tak mau! Kau memang makhluk yang tak berperasaan Louis! Aku tak mau mengenalmu lagi."

Layaknya sebuah pisau yang menusuk dadanya, terasa sakit setelah mendengar ucapan Vale. Gadis ini menyesal telah mengenalnya, mate nya sendiri menyesal! Ia merasa gagal menjadi pasangan untuk Vale, rasanya ia tak mampu berkata-kata lagi. Oh ayolah! Louis tak ingin menjadi cengeng saat ini! Ia harus bisa menjelaskan semuanya.

"Louis!" Panggil Wilone yang baru datang bersama dengan Mauren, Lucio dan Luke. Mereka begitu prihatin dengan keadaan Vale yang acak-acakan. "Lepaskan Vale!" Titah Wilone mutlak tak terbantahkan. Secara perlahan Louis sadar dan langsung mengendurkan cekalannya. Mauren langsung menarik Vale dan memeluknya membiarkan gadis itu tenang terlebih dahulu.

"Aku akan membawanya ke kamar," ucap Mauren yang diangguki oleh Wilone.

Mauren dengan segera membawa Vale dalam pelukannya. Sembari mengelus rambut dan punggungnya perlahan. Ia tak tau apa yang terjadi kepada Louis dan Vale hingga keadaan menjadi seperti ini.

"Luke, ikutlah dengan mom," suruh Wilone. Setidaknya akan ada seseorang yang menjaga mereka berdua. Hanya Mauren yang mampu menenangkan suasana yang panas seperti saat ini. Setelah melihat Luke sudah pergi, Wilone langsung menatap putra sulungnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Apa yang  terjadi Louis? Dad tak pernah mengajarimu untuk kasar dengan seorang perempuan."

"Salah paham?" Tebak Lucio membuat Wilone menatap Louis.

"Apa benar Louis? Apa yang membuat Vale salah paham dengamu?" Selidik Wilone.

"Evelina."

Wilone menatap Louis tak percaya. Bagaimana bisa putri Evelina membuat salah paham?

"Gadis sialan itu memelukku secara mendadak, aku berusaha melepaskan pelukan itu tetapi Evelina sangat kuat. Hingga tak sengaja Vale melihatnya."

"Dimana gadis itu?" Tanya Wilone.

"Dapur."

"Gadis itu pasti menyelinap," jawab Lucio.

Tangan Louis langsung mengepal, ia benar-benar akan membunuh Evelina! Tak peduli dengan hukuman yang akan ia terima! Gadis itu sudah membuat Vale salah paham kepadanya. Louis segera berbalik menuju dapur tetapi kosong, tak ada siapapun disana. Pasti Evelina sudah pergi! Sialan! Tadi ia tak sempat membunuhnya karena ia memikirkan mate nya terlebih dahulu.

----- n o t e -----

Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!

Follow me on Instagram :
@literasimary_

ETHEREAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang