Malam ini Louis tetap berada di dekat Vale yang tertidur pulas. Sembari mengelus rambut Vale dengan pelan dan mengelus wajahnya dengan telunjuk. Kejadian tadi sore terlintas di benaknya dan ia baru menyadari satu hal. Dimana surat itu? Bukankah seharusnya pelaku itu meninggalkan surat seperti terakhir kali? Dengan segera Louis beranjak dan mencari dimana surat itu.
"Louis kau mau kemana?" Tanya Vale yang terbangun membuat Louis menghentikan langkahnya lalu berbalik.
"Aku hanya ingin mengambil minum sebentar."
"Bolehkan aku ikut?" Tanya Vale.
Louis memejamkan matanya sejenak lalu membuka matanya dan mengangguk. Ia langsung merentangkan kedua tangannya dan dengan segera Vale menghambur ke pelukannya.
Perkataan Louis tak sepenuhnya bohong, sebab ia juga merasa haus karena terlalu memikirkan hal itu. Mereka segera menuju dapur dengan Vale yang tetap berada di dekatnya. Louis menawari Vale minum, tetapi ia menolaknya dan menatap sekeliling yang sunyi. Tetapi pandangannya berhenti di satu titik yaitu dibawah meja makan. Terdapat kertas dibawah situ. Dengan perlahan Vale menuju bawah meja makan dan mengambil kertas itu. Louis menatap kepergian mate nya dengan pandangan bertanya-tanya.
"Ada apa, mate?" Tanya Louis mendekat. Tanpa menjawab Vale menunjukkan sebuah kertas. Mata Louis membulat seketika, tebakannya benar! Kertas itu pasti ada! Louis segera mengambil kertas tersebut dan membukanya.
The last show, before the actual show starts. My gift is impressive, right?
- L
Tangan Louis mengepal sempurna hingga kukunya memutih, rahangnya mengeras. Ia pastikan pertunjukan sebenarnya tak akan terjadi. Setelah membuat mate nya ketakutan, jangan harap pelaku itu bisa lepas dari tangannya. Ia akan menangkapnya apapun caranya. Tak akan Louis biarkan ada yang terluka kali ini.
"Apa isinya, Louis?" Tanya Vale penasaran.
"Tak ada apapun, hanya kertas kosong," jawab Louis yang diangguki oleh Vale, lalu Louis mengajak Vale kembali ke kamarnya.
***
Hari sudah pagi, suara sunyi mulai tergantikan dengan kebisingan. Vale mengerjapkan matanya beberapa kali lalu merenggang kan tubuhnya. Ia menoleh dan mendapati wajah Louis yang damai saat tidur.
Mata Louis terbuka secara mendadak membuat Vale terkejut bukan main saat asik menatapnya. Mata mereka berdua beradu tatap sejenak. Louis menyungging kan senyuman.
"Kau sudah bangun," ucap Louis lalu beranjak dari kasur. "Sepertinya nanti pukul sepuluh pagi aku akan pergi bersama Lucio. Apa kau tidak apa-apa jika kutinggal sebentar?" Tanya Louis, ia sebenarnya juga tak mau meninggalkan mate nya, namun jika ia tak pergi, maka pelaku itu akan semakin bermain-main dengannya. Secara terpaksa Louis harus menitipkan Vale kepada mom.
"Apa harus hari ini?" Tanya Vale tak terima.
"I'm sorry, mate. Tetapi ini menyangkut keamananmu, maka aku harus melakukannya hari ini," balas Louis lalu mencium kening Vale agak lama. "Ingat-"
"Jangan keluar kerajaan tanpa dirimu dan tetap bersama mom," ucap Vale memotong Louis. Ia sudah muak dengan semua nasihat Louis sampai nasihat itu sudah ia hafal diluar kepala.
Louis terkekeh dengan jawaban Vale. Sepertinya ia terlalu sering memberikan nasihat yang sama setiap akan keluar kerajaan. Akhir-akhir ini tak dapat dipungkiri bahwa Louis cukup sibuk mengurusi banyak hal sehingga harus meninggalkan kerajaan dan Vale. Lagipula di kerajaan terdapat mom dan dad serta saudaranya, jadi Vale bisa tetap aman.
"Pergi ke bukit lagi, Louis?" Tanya Lucio yang sudah bersandar di samping pintu kamarnya.
"Tentu, bersiaplah."
Lucio mengangguk lalu segera menuju kamarnya. Ia tidak heran kenapa hari ini Louis kembali mengajaknya, kemarin ada kejadian yang menimpa mate nya pasti hari ini Louis akan bertindak secepat mungkin.
***
Kini mereka sudah sampai di bukit, keadaan tak berubah sejak beberapa hari lalu. Isi gubuk tersebut juga tak berubah saat mereka mengintip dari jendela yang menandakan bahwa tak ada yang kesana selama beberapa hari terakhir.
"Sepertinya pelaku itu tak kemari lagi setelah kita mengetahui gubuk ini," ucap Louis sambil meneliti sekitar.
"Louis," panggil Lucio. "Sebenarnya aku mencurigai sesuatu," lirihnya.
"Apa?" Tanya Louis curiga.
"Luke pernah menceritakan gubuk ini kepadaku setelah kita kembali dari sini beberapa minggu lalu." Ucapnya. "Dia mengatakan bahwa Gubuk ini sudah ada sejak 5 tahun yang lalu dan milik Raja Vilip. Biasanya mereka selalu selalu mengunjungi gubuk setiap sebulan sekali. Namun, dua tahun belakangan ini, gubuk itu kosong karena kesibukan Raja Vilip. Tak ada yang mengunjungi gubuk itu," imbuhnya sesuai dengan perkataan Luke.
Louis terdiam beberapa saat mencoba mencerna perkataan Lucio.
"Gubuk ini tak bisa dimasuki oleh siapapun karena Raja Vilip memberinya mantra agar tak bisa dimasuki siapapun selain dirinya dan putrinya."
"Lalu kenapa saat itu kita bisa masuk kedalam?" Tanya Louis bingung.
"Entahlah, aku juga masih belum memahaminya."
"Apa saat itu mantranya sedang tak bekerja?"
Lucio menatap pintu gubuk itu lalu perlahan mendekat dan mendorongnya. Pintu gubuk itu terdorong tanpa perlawanan. Louis menatap Lucio dan pintu itu secara bergantian. Tangan kanan Louis mengarah ke atas dan bergerak seperti ingin menggapai sesuatu di udara. Louis kembali menurunkan tangannya yang terkepal dan membuka telapak tangannya secara perlahan, ia membuka telapak tangannya, bersih tak ada apapun, seharusnya jika ada mantra telapak tangannya akan terdapat abu. Yang berarti tak ada mantra apapun disini. Gubuk ini pun tak memiliki mantra yang menjaganya.
"Tak ada mantra?" Tanya Lucio.
"Hm, berarti gubuk ini tak memiliki mantra atau mantranya sudah dihilangkan," pikir Louis.
"Untuk apa dia menghilangkannya?"
"Entahlah, raja Vilip yang memberi mantra bukan?"
"Iya."
Louis mengangguk sejenak sambil berpikir sesuatu. Jika Raja Vilip yang membuat mantra berarti yang bisa mengakhirinya hanya Raja Vilip juga. Lebih baik ia segera menemui Raja Vilip dan bertanya secara langsung.
"Ayo!" Ajak Louis.
"Kemana?" Tanya Lucio bingung.
"Kerajaan Raja Vilip."
----- n o t e -----
Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!Follow me on Instagram :
@literasimary_
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL [END]
VampireFOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240 tahun lamanya, hanya untuk mencari mate nya. Namun, 2 tahun yang lalu semuanya berubah .. ia sudah m...