Vale masih tetap terisak di kamar Mauren. Sejak awal ia dibawa Mauren, ia tetap tak mau berhenti menangis. Bahkan mata Vale sudah membengkak karena terlalu banyak menangis, wajahnya sudah memerah dan penuh dengan air mata dan ingus. Sudah ribuan cara Mauren lakukan untuk menenangkan gadis yang sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri.
Mauren pun sudah tau apa yang terjadi sebenarnya dari Luke. Putra bungsunya ini tak sengaja mendengar semua percakapan kedua saudaranya dan ayahnya. Karena itulah ia segera menyampaikan kepada Mauren. Mauren merasa aneh dengan semua ucapan Luke, putra sulungnya tak mungkin melakukan hal itu, sejujurnya ia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa kau mau tau yang sebenarnya terjadi, sayang?" Tanya Mauren dengan lembut sembari mengelus rambut Vale. Seketika pertanyaan itu membuat Vale berhenti sejenak lalu menoleh kepada Mauren yang tersenyum hangat kepadanya.
"Apa bisa?" Tanyanya sesenggukan.
"Tentu bisa sayang, tetapi jangan memberitahu hal ini kepada siapapun, oke?"
Vale segera mengangguk mengerti. Ia juga sedikit ragu kepada Louis, apakah mungkin hal itu terjadi? Setahunya Louis bukanlah lelaki seperti itu mengingat perkataannya pada hari saat ia salah paham tentang perjodohannya dengan putri Evelina.
"Tidak masalah, tapi usahakan kau mendengarkan semuanya daripada kau salah paham. Jangan membuatku panik lagi."
Ingatan itu muncul dalam benaknya saat Louis mengatakan hal itu. Ia mengingkari janji itu, Vale bahkan tak mau mendengarkan apapun dari Louis tadi karena hatinya terlalu sakit untuk mendengarkan penjelasannya nanti.
"Louis, apa kau mencintaiku?" Tanya Vale yang membuat dahi Louis mengernyit.
"Kenapa kau menanyakan itu? Bukankah sudah jelas?"
"Kalau begitu berjanjilah agar tak meninggalkanku dalam keadaan apapun dan tetap mencintaiku seperti sekarang sampai sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang," ucap Vale sambil menatap Louis lekat.
"I promise, now promise me too," balas Louis sungguh-sungguh.
"I promise too."
Satu lagi ingatan terulang di otaknya seperti kaset rusak. Ia ingin mempercayai Louis tetapi matanya juga tak mungkin membohonginya tadi, Louis berpelukan dengan Evelina tepat di depannya. Ini kesalahannya! Seharusnya ia tak mencari Louis tadi daripada harus menerima kenyataan pahit seperti ini.
"Sayang?" Panggil Mauren yang membuat Vale tersadar dari pikirannya sendiri. "Mom akan menunjukkannya, tetapi berjanjilah jika kenyataan pahit yang kau lihat, maka selesaikan masalahnya dengan baik. Tetapi jika kenyataan sebaliknya, maka dengarkan Louis ya?"
Vale berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk setuju. Ia juga sangat penasaran dengan kejadian sebenarnya, tentu setelah beberapa bulan bersama Louis, ia sudah hafal dengan sifatnya. Louis adalah seseorang yang sangat setia dan jujur. Tak mungkin Louis melakukan itu dibelakangnya bukan?
Mauren segera mengucapkan beberapa kata mantra dan mengangkat tangan kanannya, jari telunjuknya mulai bergerak secara berputar dan sebuah sinar kecil keluar dari ujung telunjuknya.
Tampilah sebuah layar kecil yang menunjukkan awal kejadian mulai saat Louis sedang berada di kamar sampai semuanya menjadi seperti ini. Agak aneh bukan jika Mauren mampu melakukan sihir padahal ia adalah seorang werewolf, ini bisa terjadi karena ibu Mauren adalah seorang penyihir.
Layar kecil yang menunjukkan kejadian selama 30 menit itu langsung menutup kala selesai. Air mata Vale tak mampu ia tahan lagi. Ia benar-benar mengingkari janjinya kepada Louis, seharusnya ia mendengarkannya terlebih dahulu bukannya langsung berlari kembali dan berteriak kepada Louis.
"Mom, aku tetap ingin kembali ke kedua orang tuaku," pinta Vale membuat Mauren dan Luke terkejut.
"Tapi mengapa? Bukankah kau sudah melihat kejadian yang sebenarnya?"
"Aku merasa bersalah setelah berteriak didepan Louis, aku ingin kembali ke kedua orang tuaku untuk sementara waktu. Selain itu aku tak akan bisa menang melawan putri Evelina, dia adalah putri kerajaan yang setara dengan Louis sedangkan aku hanya manusia. Mungkin mereka lebih cocok bukan?" Tanya Vale membuat Mauren menatapnya tak percaya.
Mengapa Vale menjadi tak percaya diri sekarang? Bukan ini yang Mauren inginkan, ia hanya ingin Vale dan Louis kembali berdamai dengan cepat.
"Kau tau kakak ipar, Louis pernah berkata saat ia ingin dijodohkan dengan putri Evelina. Ia mengatakan bahwa kau lebih baik dan lebih sempurna daripada seseorang yang manja dan tak berguna seperti putri Evelina tepat di depan raja Vilip," ucap Luke. "Kau tau butuh seberapa besar keberanian yang Louis pertaruhkan untuk mengatakan itu? Sangat besar, mungkin ia adalah orang pertama yang berani mengatakan hal itu secara terang-terangan di depan raja Vilip sebagai seorang ayah dari putri Evelina. Dia sangat menyayangimu dan mencintaimu lebih dari apapun. Jadi .. jangan buat Louis merasa sia-sia mengatakan hal itu dan jangan membuatnya merasa sia-sia karena sudah memberikan seluruhnya untukmu," jelas Luke panjang lebar.
Vale mulai merenungi perkataan Luke, banyak hal yang belum ia ketahui tentang Louis selama ini. Ia tak menyangka jika Louis sangat mencintainya lebih dari yang ia pikirkan. Awalnya Vale mengira bahwa Louis hanya bermain-main dengannya seperti lelaki lainnya dan akan bosan dalam beberapa bulan. Namun, ia salah besar, lelaki itu tak pernah merasa bosan kepadanya dan malah semakin mencintainya. Tak bisa dipungkiri bahwa sebenarnya Vale juga sangat merasa nyaman berada di dekat Louis, lelaki itu mengajarkan dan mengenalkannya banyak hal. Seharusnya ia berterimakasih bukannya malah begini.
Krekk
Suara pintu dibuka dari luar, mengalihkan perhatian ketiga orang didalam ruangan. Mata Vale berkaca-kaca setelah mengetahui siapa orang itu.
"Maafkan aku," ucapnya lirih. "Apa kau akan tetap pergi, mate?"
----- n o t e -----
Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!Follow me on Instagram :
@literasimary_
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL [END]
VampirFOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240 tahun lamanya, hanya untuk mencari mate nya. Namun, 2 tahun yang lalu semuanya berubah .. ia sudah m...