Chapter 30

270 20 1
                                    

Siang ini Wilone memanggil Louis ke ruangannya. Padahal Louis sedang sibuk menyiapkan rencana untuk lusa.

Pintu ruangan Wilone diketuk oleh Louis, setelah mengetuknya pintu terbuka dan menampilkan Louis dengan wajah datarnya. Wilone menghentikan aktivitasnya sejenak dan mulai menatap Louis serius.

"Ada apa, dad?"

"Kuharap kau tidak lupa dengan kewajibanmu setelah memiliki seorang mate," ucap Wilone.

Louis berpikir beberapa saat, memang apa yang harus ia lakukan? Ia benar-benar melupakan suatu hal yang besar. Tunggu .. benar! Ia baru mengingatnya! Setelah memiliki mate kewajiban selanjutnya adalah melakukan mating atau menandai mate nya sebagai miliknya secara resmi.

"Mating?" Tanya Louis ragu yang diangguki oleh Wilone. Ia senang karena putranya masih mengingat kewajibannya. Waktu 6 bulan seharusnya sudah lebih dari cukup untuk Louis dan Vale.

"Aku mengingatkanmu karena mating harus dilakukan saat malam purnama dan nanti malam adalah saat bulan purnama muncul setiap satu bulan sekali. Kukira enam bulan adalah waktu yang cukup lama, sudah saatnya Louis .. menjadikan Vale milikmu seutuhnya."

Perasaan Louis langsung tak nyaman, ia menginginkan Vale menjadi miliknya seutuhnya tetapi ia tak tau bagaimana kesiapan Vale. Louid tentu tau apa resiko jika melakukan mating, salah satunya adalah demam tinggi untuk Vale.

"Bagaimana dengan resikonya, dad?" Tanya Louis.

"Kita lihat terlebih dahulu besok, jika memang dia mengalami demam tinggi, dad akan memanggil Sean atau Sein. Lagipula besok kau tidak ada pekerjaan yang mengharuskan untuk diluar kerajaan bukan? Dan rencana Liana adalah lusa kau masih memiliki satu hari untuk menjaganya," jelas Wilone. "Efeknya hanya akan berlaku selama satu hari setelah melakukan mating."

Benar perkataan Wilone, ia masih memiliki satu hari untuk menemani mate nya. Kesempatannya hanyalah hari ini atau bulan depan.

"Aku akan memikirkannya kembali," ucap Louis lalu beranjak dan berniat keluar ruangan.

"Selama kau belum menandai Vale, maka Vale juga bebas memilih lelaki lain selain dirimu," peringat Wilone berhasil menghentikan langkahnya.

Louis mengangguk lalu segera keluar tanpa menatap Wilone. Perkataan ayahnya barusan membuat hati Louis merasa sangat tak nyaman. Tidak akan Louis biarkan Vale memilih yang lain. Mate nya hanya untuknya. Ia akan membunuh pria yang berani mendekatinya.

***

Seharian ini Louis berada di ruang kerjanya, tetapi ia hanya memegang pulpen dan menatap tak niat dengan tumpukan kertas didepannya. Beberapa kali ia menghela nafas lalu menyenderkan tubuhnya ke kursi. Perasaan gusar mendatanginya semenjak tadi siang. Louis beranjak lalu menatap jendela di depannya yang memperlihatkan langit malam ini. Bulan purnama sudah nampak, tapi keputusannya belum terlihat jelas.

Tok .. tok .. tok

"Louis," panggil Vale lalu membuka pintunya. Louis berbalik dengan tersenyum dan melangkah mendekati Vale lalu memeluk gadis itu.

"Ada apa kemari, mate?"

"Mom menyuruhku memanggilmu untuk makan malam."

"Baiklah, ayo kita makan."

Vale mengangguk lalu menarik tangan Louis layaknya anak kecil yang menarik ayahnya. Dari belakang Louis memandang mate nya, senyum yang ia munculkan tadi, kembali ia sembunyikan. Hanya ada raut cemas di wajahnya.

Dari tangga terlihat ruang makan yang sudah terdapat Wilone, Mauren, Lucio dan Luke. Mereka tampaknya menunggu Louis dan Vale. Inilah peraturan yang Wilone buat, tak ada yang boleh makan sebelum semuanya berkumpul secara lengkap.

ETHEREAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang