Chapter 6

814 62 1
                                    

Sudah 2 hari lamanya, Vale mengurung diri di kamar. Ia benar-benar melakukan demo besar-besaran, contohnya saja seperti menolak makan dan minum, menolak keluar kamar dan menolak berbicara. Tentu hal ini semakin membuat Louis frustasi dan khawatir akan kesehatan Vale.

"Kumohon makanlah, sayang. Walau hanya sesuap, kau bisa sakit jika terus-menerus melakukan hal ini." Mohon Louis.

Tiba-tiba muncullah satu ide di otak Vale. Kabur! Baiklah! Ia akan memakan makanannya untuk mengisi energi, lalu ia akan kabur saat Louis keluar kamar! Pintar!

Vale mulai melirik nampan yang berada di sampingnya dengan Louis yang sudah membawa sesendok nasi. Vale menerima suapan pertama tanpa penolakan apapun membuat Louis tersenyum.

"Jangan berpikir untuk kabur, mate. Dunia ini bukanlah dunia manusia seperti yang kau kira, ini adalah dunia immortal yang sangat berbahaya untuk gadis sepertimu. Kau tak akan menemui manusia lain kecuali vampire dan werewolf yang siap memangsamu kapan saja," jelas Louis.

Kedua mata Vale membola terkejut, jadi selama 2 hari ini, ia tidak berada di dunia manusia?! Sebenarnya dunia macam apa yang ia tinggali sekarang? Vale langsung berdiri dan menatap Louis dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Aku benar, bukan?" Tanya Louis sambil tersenyum sinis.

Vale meneguk ludahnya dengan susah payah, Louis berdiri lalu mendekat ke arah Vale.

"Jadi, jangan mencoba kabur dan jangan membuatku khawatir. Jika kau sedang tidak beruntung, kau akan bertemu vampire dan werewolf kejam dan jika mereka menemukanmu sekali saja, mereka tidak akan melepaskanmu," ucap Louis lalu berbalik berniat keluar kamar. "Jadilah gadis penurut, maka kau kupastikan akan aman. Aku juga tak mau menyia-nyiakan 240 tahun hidupku selama ini untuk menjagamu dari kejauhan lagi."

Vale tetap diam tak bergeming dari tempatnya. Ia menjadi takut dengan dunia ini sebenarnya, tapi tak dapat dipungkiri bahwa ia takut kepada semua orang disini termasuk Louis. Vale tak bisa mempercayai mereka begitu saja.

"Tapi aku berharap beruntung dan bertemu dengan vampire atau werewolf lain yang akan membawaku kembali ke duniaku," lirih Vale lalu mulai mendekati jendela. Jarak dari tanah tidak terlalu jauh, ia tinggal melompat dan berlari sekuat tenaga untuk menemukan seseorang. Tanpa ragu Vale melompat, badannya terguling, tapi ia langsung berdiri dan berlari. Para pengawal yang melihatnya langsung panik dan mengejarnya, salah satu pengawal langsung memberitahu Louis yang saat ini berada di dapur.

"Kau sangat keras kepala, mate," ucap Louis langsung memejamkan mata dan mulai membaca mantra. Ia membuka mata dan sesaat sudah berada di lapangan kerajaan. Sekitar 300 meter di depannya, ia melihat matenya berlari.

Akhirnya! Vale bebas! Para pengawal berhenti mengejarnya saat ia menoleh kebelakang. Vale bersorak gembira, kini saat ia mencari seseorang untuk menolongnya. Ia menghadap depan dan tanpa saja kakinya berlari mendekati Louis. Matanya membola, tak sempat berbalik arah karena Louis sudah mendekapnya. Tiba-tiba kepalanya pusing dan penglihatannya kabur setelah Louis mengatakan satu kalimat. Tubuhnya langsung lemas, untung Louis mendekapnya dengan erat.

"I'm sorry, mate."

***

"Aku mendengar bahwa mate mu kembali kabur, bukan?" Tanya Wilone.

"Hmm, dad benar."

"Kembalikan dia ke kedua orang tuanya sebentar."

"Tidak." Tolak Louis.

"Kembalikan dia terlebih dahulu, Louis. Biarkan kedua orang tuanya yang memberinya pengertian, setelah dia mengerti, dia dengan perlahan akan kembali kepadamu," jelas Wilone.

Louis menimang perkataan ayahnya. Dengan begitu ia tak perlu repot-repot mengawasi mate nya setiap saat. Setelah mengucapkan terimakasih, Louis segera keluar untuk menemui kedua orang tua Vale, tetapi sebelum itu, ia mengecek keadaan Vale yang sedang tertidur akibat ulahnya.

***

Saat ini kedua orang tua Vale masih berada di luar kota untuk mengurus pekerjaannya.

Tok .. tok .. tok

Suara ketukan mengalihkan perhatian mereka. Seseorang memasuki ruangan mereka yang tentunya membuat mereka terkejut.

"Louis? Ada apa kemari?" Tanya Hans.

"Aku ingin kalian memberi pengertian kepada Vale besok tentang mengapa ia harus tinggal denganku."

"Memangnya ada apa dengan Vale? Ia baik-baik saja kan?" Tanya Elina khawatir.

"Dia baik-baik saja jika ia mau menurutiku."

Seolah mengerti kebingungan Hans dan Elina, Louis menghela nafas lalu menjelaskan semuanya.

"Vale memang bukan anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Kami akan memberitahunya besok, kupastikan ia akan menurut kepadamu. Tapi dengan satu syarat." Ucap Hans membuat alis Louis terangkat. "Setiap satu minggu sekali, berikan kabar mengenai putri kami dan ijinkan kami menemui Vale jika kami merindukannya."

"Baiklah." Putus Louis membuat Hans dan Elina tersenyum senang. "Tapi jangan lupakan tugas kalian besok."

"Tentu! Terimakasih banyak!"

Louis segera pergi dari ruangan mereka. Hans dan Elina senang mendengarnya, walaupun mereka tidak bisa tinggal bersama, setidaknya mereka bisa bertemu nanti.

"Vale pasti sangat merepotkan pangeran Louis. Namun, itu juga demi keamanannya," lirih Elina.

***

"Eenghh," lirih Vale sambil mengerjapkan matanya.

"Sudah bangun, mate?" Tanya Louis.

"K-kau!" Teriak Vale lalu berdiri secara langsung.

"Menurutlah, jika kau ingin menemui kedua orang tuamu besok."

Kedua mata Vale membola seketika. Apakah ia tidak salah dengar? Louis mengijinkannya menemui kedua orang tuanya besok?

"Benarkah aku bisa menemui kedua orang tuaku besok?" Tanya Vale.

"Jika kau menurut, kau bisa menemui mereka seharian besok."

"Benarkah?!" Tanya Vale senang bukan main. Vale langsung berlari dan memeluk Louis denga erat.

Louis menahan nafasnya selama beberapa waktu. Ia meneguk ludahnya kasar. Vale memeluknya secara mendadak, membuat gelanjar aneh pada dirinya. Louis memeluk Vale dengan ragu lalu mengelus rambutnya.

"Terimakasih!"

"Tapi hari ini kau tidak menurutiku, mate."

Tubuh Vale menegang, benar! Ia tadi membantah perkataan Louis. Tidak! Ini tidak boleh terjadi! Ia harus menemui kedua orang tuanya besok.

"Louis," panggil Vale dengan nada manja dan puppy eyes nya yang pasti membuat siapapun yang berada di dekatnya luluh, termasuk Louis.

"Baiklah."

----- n o t e -----

Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!

Follow me on Instagram :
@literasimary_

ETHEREAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang