Sudah satu minggu semenjak kejadian Louis bertengkar hebat dengan Vale. Hari itu pun Vale memaafkan dan meminta maaf kepada Louis karena mengingkari janjinya. Louis dengan segera memaafkannya, ia akan selalu memaafkan semua kesalahan Vale.
"Kau mau kemana, Louis?" Tanya Vale yang melihat Louis mengambil mantelnya serta pedang.
"Aku akan pergi sebentar, tetaplah berada di kerajaan sampai aku kembali," nasihat Louis yang diangguki Vale.
"Kemana? Sendirian?"
"Aku akan pergi ke bukit dengan Lucio."
Vale tidak merengek meminta ikut, toh Louis mengatakan bahwa ia hanya pergi sebentar dan mungkin itu adalah hal penting. Lagipula dia pergi bersama Lucio, bisa dipastikan bahwa itu memang penting. Vale mengantarkan kepergian Louis dan Lucio sampai pintu depan kerajaan tidak sampai gerbang karena Louis melarangnya untuk pergi keluar kerajaan tanpa dirinya. Louis selalu parno semenjak dirinya hampir dibunuh menggunakan panah.
"Sendirian Vale?" Tanya Luke yang secara tiba-tiba datang tanpa aba-aba membuat Vale hampir jantungan.
"Emm iya, Louis baru saja pergi dengan Lucio."
"Ke bukit?"
"Iya, bagaimana kau mengetahuinya?"
"Minggu lalu mereka juga pergi ke bukit."
Vale mengangguk mengerti, walaupun sebenarnya Louis juga tak memberitahunya mengenai hal ini. Tetapi Vale hanya mengendikan bahunya tak acuh. Tidak semua urusan orang lain harus ia ketahui bukan? Semua orang juga pasti memiliki urusannya masing-masing termasuk dirinya.
"Ah iya benar! Kata maid kau memiliki sebuah paket Vale."
"Paket? Dari siapa?" Balas Vale kebingungan.
"Entahlah, periksalah di dapur."
"Baiklah! Terimakasih!"
Vale langsung menuju dapur kerajaan dan melihat sebuah kotak di atas meja. Paket apa yang memiliki ukuran sebesar ini? Sangat aneh. Vale mencoba mencari nama sang pengirim namun ia tak menemukannya .. tunggu! Ada! Tetapi hanya satu huruf yaitu L. Siapa L?
Karena penasaran ia mencoba membuka tutupnya tetapi ia mengurungkan niatnya. Firasatnya tidak baik sekarang, mungkin ia harus menunggu Louis pulang. Benar juga, ia bahkan tidak mengenal siapapun disini kecuali keluarga kerajaan dan tak ada yang memiliki nama berawalan huruf L .. kecuali Lena. Tetapi untuk apa Lena mengiriminya paket jika ia bisa memberikannya sendiri dan kangsung? Pasti bukan Lena.
"Permisi," ucap Vale mencegat salah satu maid. "Apa kau melihat Lena?" Lanjutnya.
"Maafkan saya nona, saya benar-benar tidak melihatnya, tetapi kata maid lainnya dua hari ini ia tak masuk karena salah satu keluarganya sedang sakit."
"Emm baiklah, terimakasih!"
Setelah maid itu pergi, Vale semakin bimbang. Mungkinkah ia harus membuka paketnya sekarang? Ya harus! Ia sudah sangat penasaran! Vale mencoba membuka tutupnya yang ditutup dengan isolasi bewarna merah. Setelah menarik isolasi itu, Vale membuka tutupnya perlahan. Ia mencoba mengintip kecil lalu setelag menarik nafas sejenak, ia mulai memberanikan diri untuk melihat isinya.
"AAAAAAA!" Teriak Vale ketakutan. Ia langsung jongkok dan meringkuk dilantai. Tubuhnya bergetar setelah melihat isinya. Luke yang mendengar teriakan Vale segera berlari ke dapur.
"Vale, kau kenapa?" Tanya Luke.
"Paket itu," lirihnya sembari menangis sesenggukan. Luke tak mengerti maksud Vale, pasti ada hubungannya dengan paket itu. Luke pun mencoba melihat isi paketnya. Jantung Luke hampir saja copot. Sebuah serigala liar yang sudah mati dengan banyak darah disekitarnya. Luke meneguk ludahnya dengan susah payah.
***
Louis memiliki perasaan aneh saat ini. Ia merasa gusar seketika. Apa yang terjadi dengannya? Lucio memandang saudaranya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Ada apa?"
"Aku tidak tau, tapi sepertinya kita harus membatalkan hari ini. Aku harus segera kembali ke kerajaan. Ada hal aneh," ucapnya dengan penuh keyakinan.
Louis dan Lucio membalik arah, untung saja mereka belum terlalu jauh dari kerajaan. Louis memacu kudanya dengan cepat.
Setelah sampai dikerajaan, Louis segera memasuki kerajaan tanpa memedulikan kudanya. Untung saja Lucio bisa menghandel dua kuda sekaligus.
"Louis! Untung saja kau datang tepat waktu! Mate mu!" Ucap Luke panik. Melihat kepanikan itu jantung Louis langsung berdetak kencang.
Luke mengantarkan Louis menuju dapur tempat Vale menangis. Louis langsung memeluk mate nya.
"Louis, aku takut," ucapnya diselingi dengan tangis. Louis tak mengerti maksud Vale. Ia menoleh kepada Luke meminta penjelasan. Luke hanya menoleh kepada paket besar disebelahnya. Karena penasaran, Louis segera berdiri tetapi Vale menahannya.
"Tidak apa-apa, mate. Tenanglah terlebih dahulu," ucap Louis sembari menenangkan Vale, setelah dirasa tenang Louis mencoba bertanya. "Siapa yang membuatmu takut?" Tanyanya perlahan.
"Bangkai hewan itu."
Louis tak mampu berkata apapun setelah mendengarnya. Apa ini merupakan ulah dari pelaku itu .. jika benar maka pelaku itu benar-benar tidak bermain-main. Sialan! Ia terlalu lambat! Sekarang semuanya menjadi rumit dan pelaku itu sudah menyulut kemarahan seorang Louis. Maka jangan salahkan Louis setelah ini jika ia membunuh pelaku itu dengan brutal nantinya.
Louis mengode Luke untuk memperlihatkan isinya. Luke yang paham segera mengambilnya lalu memperlihatkannya kepada Louis. Vale tak akan melihatnya sebab ia menangis di dada Louis. Benar! Di kotak itu terdapat bangkai serigala liar yang terluka parah.
"Louis," panggil Vale dengan air mata yang terus turun. "Apa dia akan terus mengangguku?"
"Aku pastikan ini yang terakhir," jawab Louis sembari mencium kening Vale.
----- n o t e -----
Jangan lupa vote and comments!
Supaya aku bisa cepet update!Follow me on Instagram :
@literasimary_
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL [END]
VampireFOLLOW SEBELUM MEMBACA 💕 Louis Xavier Adelard. Seorang vampire murni yang merupakan penerus kerajaan dan sudah menggembara selama 24 tahun atau 240 tahun lamanya, hanya untuk mencari mate nya. Namun, 2 tahun yang lalu semuanya berubah .. ia sudah m...