22.Mine

221 3 0
                                    

"Pak riko,anterin aku ke rumah ayah ya"pinta Laura saat mereka berada dijalan menuju rumah.

"Kamu ingin bertemu ayah?nanti,saya minta ayah kerumah saja ya.kamu masih harus banyak istirahat,sayang"ucap Azka membuat riko sedikit terkejut dengan panggilannya kepada Laura.

"Aku mau punya waktu sendiri,biarin aku nenangin diri dirumah ayah.lagian kalau aku pergi kamu bisa bebas kok bawa pacar kamu kerumah"ujar Laura tanpa ekspresi membuat riko yang melihatnya dari kaca spion dalam binggung,karna yang ia tau Laura sangat menginginkan Azka memanggilnya dengan panggilan sayang tetapi sekarang Laura bahkan bersikap biasa saja.

"Kamu bisa menenangkan diri dirumah kita saya akan menginap dirumah riko sampai kamu merasa tenang.saya mohon jangan seperti ini,bersikaplah seperti biasanya jangan mendiamkan saya"pinta Azka.

"Kalau aku bersikap kayak biasa apa pacar kamu itu gak akan celakain aku dan anak aku??"tanya Laura membuat Azka dan riko mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Laura.

"Bu boss cantik diapain sama shinta?wah,ada yang gak beres nih.gue bakal cari tau abis nganter mereka pulang"ucap riko berbicara dalam hatinya.

"Saya pastikan shinta tidak akan bisa menyentuh kamu dan anak kita,kita pulang ya"ucap Azka sambil memegang kedua tangan Laura.

"_"Laura hanya diam memalingkan wajahnya dari Azka.

"Diam,berarti setuju"ucap Azka lalu mengecup pipi Laura.

Cup

"Kita pulang ya,nak"ucap Azka memegang perut Laura yang sudah sedikit membesar.

~~~~~~

Keesokan harinya Laura yang bangun lebih awal langsung bergegas kekamar mandi untuk membersihkan dirinya lalu setelah selesai mandi Laura langsung kedapur untuk menyiapkan sarapan karna lala mengambil cuti untuk beberapa hari karna ibunya di kampung sedang sakit.

"Huh"Laura merasa semenjak hamil ia sangat cepat lelah.

"Minggu depan mama bisa liat kamu perempuan atau laki-laki ya sayang."ucap Laura mengingat minggu depan ia sudah bisa melihat jenis kelamin anaknya sambil mengelus perutnya.

"16 berapa bulan ya??"gumam Laura mengingat usia kandungan sudah memasuki 16 minggu/4 bulan.

"Kurang lebih 4 bulan kali ya??"gumam Laura lagi sebelum ia menyiapkan bahan-bahan yang akan siapkan untuk membuat nasi goreng.

"Ah,akhirnya selesai juga padahal cuma buat nasi goreng sama ayam goreng kenapa cape banget ya?huh,kamu makin besar mama makin cepat cape sayang"ujar Laura sambil mengelus perutnya.

"Keringetan banget,mandi lagi deh"ucap Laura sebelum kembali ke dalam kamar.

"Dari mana??"tanya Azka yang baru saja selesai mandi.

"_"Laura tidak menjawabnya ia langsung masuk kedalam kamar mandi,meninggalkan Azka yang hanya bisa menghela nafasnya berat melihat perubahan sikap Laura kepadanya.

Azka meletakkan handuknya diatas ranjang setelah selesai mengeringkan rambutnya,ia sengaja ingin melihat Laura memarahinya karna tidak mematuhi perintahnya.

"Sudah?kita beli makan_"azka menghentikan ucapannya melihat Laura hanya diam lalu mengambil handuknya diatas ranjang lalu berjalan kearah balkon untuk menjemur handuk.

"Emm,Laura kamu ingin makan apa nanti saya_"

"Aku udah masak"ucap Laura mencela ucapan Azka sambil merapikan ranjang.

"Oh,yasudah kalau begitu saya tidak makan dirumah ya.saya ada meeting pagi ini"

"Hmm"

"Saya tidak pulang malam ini"ucap Azka sambil mengambil handphonenya diatas meja.

"_"Laura hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu keluar dari kamar meninggalkan Azka.

Azka melihat Laura makan nasi goreng buatannya sendiri tanpa bersuara sedikitpun,membuatnya kembali menghela nafasnya berat.

"Jaga diri kamu,kalau butuh sesuatu telfon saya atau mama."ucap Azka tidak digubris oleh Laura.

"_"Laura hanya diam sambil menyantap nasi goreng buatannya yang sedikit keasinan.

"Kamu kenapa??"tanya Azka meletakkan laptopnya diatas meja sambil melihat Laura.

"Gpp"

"Kenapa kamu diam?sikap kamu berubah Laura"

"Gak ada yang berubah,semuanya masih sama tapi aku hanya berusaha untuk menyesuaikan sikapku.kamu ingin aku diam?aku diam,kamu ingin aku tidak peduli?aku kabulkan dan jika kamu ingin aku pergi,aku akan pergi_"

Prangg....

"Itu dulu,sebelum saya dan shinta putus"ucap Azka membuat nasi goreng buatan Laura berserakan di lantai.

"Apa bedanya?perasaan kamu ke aku masih samakan?gak cinta dan gak peduli,ya kan?"tanya Laura dengan tatapan marah menatap Azka.

"Saya sudah berusaha untuk merubah sikap saya.setidaknya kamu hargai usaha saya Laura"

"Kalau kamu pengen dihargai,kamu juga harus menghargai"ujar Laura dengan mata berkaca-kaca.

"_"azka memilih diam ia tidak ingin melampiaskan emosinya kepada Laura,apalagi sampai membahayakan Laura dan bayi di dalam kandungannya.

"Kalau emang gak pernah mau cinta sama aku setidaknya kamu hargain masakan aku,aku udah cape-cape bangun pagi cuma untuk buatin sarapan buat kamu tapi kamu gak mau makan dan kamu malah buang masakan aku.aku emang gak bisa masak tapi coba sedikit aja hargain usaha aku.bisa gak?"ucap Laura sambil menghapus kasar jejak air matanya.

"_"azka masih diam,ia merutuki dirinya sendiri karna sudah membuat Laura bersedih.

"Ah,sialan mengapa saya melakukannya"

"Aku emang gak kayak risa yang cantik,pintar,bisa masak,rajin,bisa ngurus suami plus bersihin rumah sebesar ini.tapi,aku bisa kasih kamu keturunan tanpa harus nunggu bertahun-tahun sampai kamu rela duain_"

Plakk....

"Jaga ucapan kamu,risa sehat hanya saja kami masih muda waktu itu dan saya memutuskan menunda untuk memiliki anak.karna saya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama risa"ucap Azka menampar Laura cukup keras.

"_"Laura diam sambil memegang pipinya yang terasa panas karna tamparan dari Azka,Laura tidak menangis atau merintih kesakitan karna ia sudah terbiasa ditampar oleh Brian sejak kecil.

Bahkan jika Laura harus mendeskripsikan sosok ayah dihidupnya ia tidak bisa karna,ia selalu mendapatkan perlakuan kasar dari Brian.

"Jika kamu tanya mengapa saya menduakan risa.itu karna,saya dan shinta sudah memiliki hubungan sejak SMA dan risa tidak membenci saya karna saya mencintai dua wanita di dalam satu hati.risa bahkan menawarkan saya untuk menikahi shinta karna dia ingin saya bahagia,risa tidak seperti kamu yang egois dan suka mengatur"

"Iya,aku egois,suka ngatur,bahkan suka lupa diri kalau aku emang gak pantas buat kamu.seharusnya waktu itu aku kabur pasti rasanya gak akan sesakit ini,jika aku bisa mutar waktu lebih baik aku tidak dilahirkan dari pada harus merasakan sakit sepanjang hidupku.mungkin bunda udah tau kali ya kalau aku besarnya cuma jadi beban buat ayah dan kamu makanya bunda ninggalin aku"ucap Laura menatap Azka dengan tatapan sendu.

"_"azka susah payah menelan salivanya melihat Laura di hadapannya.

"Kamu juga bisa ninggalin aku atau duain aku,lakuin apa yang kamu mau,aku ikhlas kalau kamu mau nikahin shinta_"

"Tidak,tidak Laura maafkan saya."ucap Azka menarik Laura kedalam pelukannya.

"Hiks_"

Cup
Cup
Cup

Azka mengecup puncak kepala Laura beberapa kali sambil mengusap punggungnya.

"Maaf"

Bersambung......

Mine (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang