Chapter 21.

197 20 15
                                    

Seokjin yang sibuk dengan segudang rutinitasnya,  berpindah kerja di perusahaan milik Ayahnya tidak bisa membuatnya santai. Memang sudah sifatnya Seokjin, jika ia tidak pernah setengah-setengah pada pekerjaannya. Berdedikasi dan penuh tanggung jawab.


Baik Istri maupun Ibunya seringkali mengingatkannya untuk tidak perlu terlalu memforsis tenaga maupun pikirannya. Tetapi mereka lupa, siapa lawan yang sedang mereka beri nasehat tersebut, Seokjin. Ia sangat keras kepala dan susah untuk diberi pengertian.


Eunbi sudah mengurangi aktivitasnya untuk pergi ke kedai. Tidak sesering sebelumnya, entah karena perintah Seokjin, atau karena kandungannya yang sudah sangat besar itu menyulitkannya untuk banyak bergerak.


Ia lebih banyak berada di rumah, dengan melakukan kegiatan-kegiatan santai dan menyenangkan yang sangat digemarinya.

Berkebun, memasak, merajut, membuat aneka macam makanan, dan kue-kue yang resepnya ia ambil dari internet. Menonton drama Korea, dan banyak lagi.


Dari semua hal yang menyenangkan itu, tetap saja baginya yang paling menyenangkan adalah saat ia duduk di sebelah Seokjin yang sedang bermain piano, sembari membawakan nada-nada ataupun melody yang riang, lembut dan menentramkan. Termasuk saat Seokjin membawakan "Haru".
Judul lagu yang dibuat oleh Seokjin, yang juga akan menjadi nama anak mereka kelak.



2 kali dalam satu minggu, ada instruktur senam untuk perempuan hamil yang akan datang ke rumahnya. Senam khusus Ibu hamil yang membuatnya semakin rileks dan siap untuk melahirkan kelak.



Eunbi juga sangat memperhatikan tumbuh kembang janin yang berada di kandungannya, dengan banyak makan makanan bergizi, buah dan sayur setiap hari, minum susu hamil yang biasanya Seokjin dengan senang hati akan membuatkannya, dan akan melotot jika Eunbi tidak menghabiskannya. Sedangkan Eunbi sendiri tidak terbiasa dengan minum susu.



Ibu ataupun kakak iparnya akan sering mampir ke kediamannya, mereka akan banyak mengobrol dan memastikan keadaan Eunbi yang sedang hamil tua. Dan itu membuat Eunbi merasa senang juga bersyukur karena merasa sangat diperhatikan oleh keluarga Seokjin.


Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke 37, jika sesuai prediksi dokter, 2 atau 3 minggu lagi, bayi yang mereka tungu-tunggu kehadirannya selama ini akan lahir.



Semuanya dalam keadaan sehat dan normal, posisi bayi yang sudah turun ke bawah, letak kepala yang sudah mendekati panggul, plasenta dan air ketubannya semuanya masih dalam kategori normal. Serta organ-organ tubuh janin yang sudah semakin siap dan paru-parunya sudah mulai matang.



Memang, normalnya bayi akan lahir di minggu ke 37, 38, 39, dan 40 minggu. Jika dibawah waktu tersebut, maka bayi akan lahir lebih muda atau prematur, yang dimana sistem sel dan organ-organnya belum sempurna, dan jika lebih dari minggu ke 40, maka dapat membahayakan bayi di dalam kandungan,  sebab pada waktu tersebut si bayi sudah bisa mengeluarkan kotoran, dan membuat air ketuban menjadi keruh dan tercemar, efek buruknya bayi bisa keracunan air ketuban.



"Sepertinya sup nya sudah matang,, Ibu akan mengambilkannya untukmu ya.. " Seru Ibu dengan nada riangnya.



"Ini makanlah,, sup ini bagus untukmu juga cucuku.. " Kata Ibu lagi sembari menaruh semangkuk sup di depan Eunbi.



Mereka berada di dapur, dengan Ibu yang sibuk memasak semenjak tadi, dan Eunbi yang hanya duduk sambil memperhatikan Ibu mertuanya itu.
Ibu memang menyuruh Eunbi agar duduk saja dan tak perlu turun tangan. Membuat Eunbi harus menghela nafas berkali-kali. Sepertinya Eunbi tahu, darimana sifat Seokjin yang berlebihan itu, tentulah menurun dari Ibunya.



Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang