Chapter 37.

246 33 8
                                    

Seharian ini, Seokjin sibuk dengan pekerjaannya, rapat direksi, mengecek laporan data dan lain-lain nya. Semuanya harus diselesaikan dan dituntaskan. Juga dengan ciri khasnya yang selalu bekerja dengan penuh dedikasi, teliti dan hati-hati.

Seokjin memang tidak selalu pergi ke kantor, dalam sepekan, ia biasanya hanya akan berangkat tiga atau empat hari saja. Selebihnya ia akan lebih banyak bekerja dari rumah melalui PC dan jaringan internet.

Baik keluarga maupun dokternya menyarankan agar ia lebih banyak beristirahat. Tidak boleh lelah apalagi stress.

Tetapi, seperti sudah sifatnya Seokjin, yang selain keras kepala, ia juga adalah tipe orang yang sensitif, ia tidak mau selalu menggantungkan orang lain untuk mengerjakan tugas-tugasnya, sedangkan ia merasa mampu.

Seokjin tidak ingin melimpahkan banyak tanggung jawab pada orang lain, ia pantang sekali merepotkan banyak orang sebenarnya.

Hanya saja, untuk hal-hal tertentu, akibat keterbatasan fisiknya, mau tidak mau, ia harus mendapat bantuan dari orang lain.

Dalam hidup Seokjin, ia berprinsip lebih baik bangak memberi, banyak menolong, banyak membantu daripada dibantu atau ditolong oleh orang lain, Seokjin berpikir jika hal itu adalah merepotkan.

Tubuhnya memang terasa lelah, tetapi, ia akan merasa puas jika semua pekerjaannya tuntas.

Kepalanya berdenyut, ia menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya. Memijat kepalanya pelan, melonggarkan dasi dan melepas kancing kemeja bagian atasnya.

Tanpa sadar, pandangannya teralih pada kalender meja yang berada di pinggiran meja kerjanya.

19 Januari.

Seokjin mengedipkan matanya beberapa kali, secepat inikah? Jika benar, bukankah hari ini adalah satu hari sebelum hari ulang tahun Haru, dan hari jadi pernikahannya yang ke empat?

"Astaga,, waktu berlalu begitu cepat.. " Seokjin tersenyum.

Ia tampak berpikir sebentar, wajahnya pucatnya terlihat ceria. Sebuah rencana terlintas begitu saja.

"Bukankah, aku harus memberikan sesuatu untuk anakku? " Seokjin bergumam sendiri. Menatap foto Haru yang berada di meja kerjanya, foto Haru bersamanya dan Eunbi. Ia tak menyangka jika anaknya sudah akan berusia satu tahun.

"Ah,, tentu saja,, kau juga sayang.. "Seokjin tersenyum menatap foto Eunbi, ia tentu tidak lupa, jika Eunbi mudah merajuk, jika hanya Haru yang ia perhatikan.

****

Sebelum pulang ke rumah, Seokjin berinisiatif untuk membeli hadiah kepada anak dan istrinya, hadiah yang akan ia berikan besok, di hari penting bagi keluarga kecilnya itu.

Seokjin sudah membeli hadiah untuk Eunbi, sebuah kalung dengan liontin hati, bertahtakan berlian dengan warna biru safir. Seokjin memang senang memanjakan istrinya.

Bagi Seokjin, itu tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan dedikasi istrinya selama membersamainya. Mengarungi bahtera rumah tangga berdua.

Seokjin tidak menganggapnya berlebihan, ia memang ingin selalu membahagiakan istrinya itu, memanjakannya dan mencukupi semua kebutuhannya.

Meskipun Seokjin tahu, istrinya adalah perempuan sederhana yang jarang menuntut banyak hal, Eunbi tidak pernah meminta macam-macam, kecuali memintanya untuk memprioritaskan kesehatannya. Itu yang selalu Eunbi minta dan tekankan kepadanya.

Seokjin mampu membelikan apa saja untuk Eunbi.

Tetapi Eunbi, sekali lagi, bukan tipe orang yang suka bermewah-mewah. Ia teramat sederhana. Teramat sederhana untuk menjadi istri seorang Seokjin.

Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang