Chapter 38.

239 28 3
                                    

Tadi pagi, dengan senyuman yang mengembang, dengan wajah yang ceria, ia pamit untuk pergi bekerja.

Menciumi putranya dengan penuh cinta, mencium bibir istrinya mesra.

Mengatakan, jika besok, ia akan menghabiskan banyak waktu berkualitas bersama.

Pergi ke panti asuhan untuk berderma, pergi ke taman bermain, dan makan malam bersama untuk merayakan hari jadi pernikahan yang ke empat, juga hari ulang tahun Haru yang pertama..

Ia sudah berjanji, dan ia bukan tipe orang yang mudah ingkar janji.

Tapi, kali ini sepertinya ia tidak bisa menepati janjinya tersebut.

Yang terjadi justru, ia kembali membuat istrinya menangis dan menunduk sedih.

Ayah dan Ibunya yang kembali diliputi kekhawatiran berlebihan.

Kakaknya, yang terdiam tetapi, aroma kecemasan tampak jelas tercetak di wajahnya.

Sesuatu yang buruk kembali menimpanya dan ia menanggungnya lagi seorang diri.

Tuhan, tidak cukupkah penderitaannya selama ini?

Eunbi berusaha tegar, meskipun butiran air mata tetap membasahi kedua pipinya. Duduk di ruang tunggu dengan banyak gelisah.

Haru yang berada di pangkuannya berceloteh, mengucapkan kata mama berulang kali, tangan mungilnya menelusuri wajah mamanya. Ia belum mengerti dengan situasi yang terjadi. Haru masih sibuk bergumam, berdercak dengan bahasa bayinya.

Seokjung tampak berjalan mondar-mandir, sesekali melongok ke arah pintu, dimana di dalam sana tempat adiknya sedang mendapat penanganan.

Seokjung tidak habis pikir dengan kejadian yang menimpa Seokjin. Sesekali ia menggelengkan kepalanya, dan menggengam jemarinya kuat. Terkadang mengacak rambutnya kasar.

"Seharusnya aku sudah membuat bocah sialan itu mendekam di penjara! " Maki Seokjung, mengetahui jika orang yang mencelakai Seokjin adalah mantan pekerja di perusahaannya.

Ibu pun tak jauh berbeda, di pelukan Ayah, Ibu menangis sejadinya, semenjak Seokjin kecil, Ibu tidak pernah membiarkannya terluka, berusaha agar membuatnya tidak menangis. Tidak membolehkan siapapun menyakitinya termasuk kakaknya sekalipun.

Ibu selalu merawat dan menjaganya dengan sangat hati-hati.

Tetapi saat ini, orang lain justru yang melukainya, yang menyakitinya. Tidak peduli dengan banyak perjuangan yang dilakukan oleh Seokjin untuk tetap bertahan hidup.

Tidak peduli dengan banyak hal yang harus dilaluinya.

Eunbi semenjak tadi, dengan air mata yang terus berlinang, hanya terpaku. Rasanya ia bahkan tak sanggup membawa bobot tubuhnya sendiri, karena ia merasa hancur saat ini.

Banyak pikiran buruk yang bersarang di kepalanya, dan itu semakin membuat hatinya berdebar juga takut luar biasa. Ia dilanda kecemasan berlebihan.

Seokjin terbiasa sakit, pernah berada pada di titik terlemah dan terendah di dalam hidupnya.

Ia kuat, terlalu kuat untuk menanggungnya sendirian.

Tetapi saat ini, apakah ia mampu melewatinya?

Apakah raganya yang lemah itu masih bisa bertahan?

Mungkinkah ia memilih menyerah untuk saat ini?

Cerita dari Pak Kang tadi, sudah mampu membuat hati Eunbi remuk redam dan sangat bersedih.

Mengapa ada orang yang tega melakukan hal demikian kepada suaminya? Apa kesalahanya? Bukankah dia adalah orang yang baik?

Eunbi sudah membersamai Seokjin dalam waktu yang lama, dan ia tentu hafal dengan sifat dan watak Seokjin.

Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang