Chapter 7.

192 24 11
                                    

Keesokan harinya, Seokjin mengajak istrinya untuk pergi ke dokter kandungan, rasanya ia tidak sabar untuk pergi kesana. Bahkan menunggu Eunbi yang sedang bersiap pun terasa lama.

Eunbi tentu menurutinya , karena ia sebenarnya juga sama antusiasnya seperti Seokjin, dan untuk hal ini Eunbi hanya ingin diperiksa dokter kandungan yang perempuan.

"Ada keluhan apa? " Tanya seorang dokter perempuan yang saat ini didatangi oleh Seokjin dan Eunbi.

Eunbi sedikit gugup sebelum akhirnya menjawab.

"Kemarin aku melakukan tes sendiri di rumah, dan hasilnya positif,, kami ingin mengetahuinya lebih pasti.. " Kata Eunbi.

Dokter kandungan itu tampak tersenyum.

"Kalian pengantin baru? " Tanyanya.

Eunbi dan Seokjin menggeleng bersamaan.

"Kami sudah menikah lebih dari dua tahun.. " Jawab Eunbi dan dokter itu tampak mengangguk lagi.

" Jadi ini kehamilan pertama? " Dokter bertanya lagi.

"Ya,, jika benar-benar hamil.. " Eunbi tersenyum canggung.

Dokter mempersilahkan Eunbi untuk berbaring, dan Eunbi segera menurutinya. Seokjin juga ikut mendekat.

Dokter memeriksa sebelumnya dengan meraba perut Eunbi yang masih rata itu, sembari tersenyum.

"Kapan hari pertama haid terakhirmu? " Tanya dokter.

"Apa? " Eunbi sedikit bingung dengan pertanyaan dokter itu.

"Hari pertama, saat kau terakhir mendapat haid.. " Kata dokter itu lagi.

"Ehm,, aku tidak tahu,, aku sedikit lupa.. " Kata Eunbi. Ia memang lupa kapan terakhir kali ia mendapat tamu bulannya.

"Baiklah,, kita periksa memakai alat ultrasonografi ya.. " Dokter berkata sembari menyiapkan alat yang dimaksud, sekilas alat tersebut mirip dengan setrika kecil, ultrasonografi atau lazimnya disebut USG.

Dokter menyibakkan bagian baju perut Eunbi, dan Eunbi tampak malu, sungguh ia sangat malu jika salah satu bagian tubuhnya terlihat oleh orang lain, ia hanya tidak akan malu jika itu dilihat oleh Seokjin. Eh.

Dokter lalu memberikan gel ke seluruh permukaan perut Eunbi, Eunbi merasa geli, terlebih ketika alat USG itu di tempelkan di perutnya, dan mulai di gerakkan perlahan.

Monitor besar menyala dan Seokjin langsung menoleh ke arahnya. Wajahnya antusias, tapi juga tegang, bingung dan entahlah.

"Ini dia.. " Dokter menunjukkan sesuatu kepada keduanya, membuat Eunbi dan Seokjin menjadi lebih antusias.

"Ini adalah kantung janinnya,, dan di dalamnya berisi sel telur yang sudah dibuahi, menjadi embrio atau calon janin kalian.. " Dokter menerangkan sembari menunjukkan benda kecil yang bergerak, menyerupai sebuah titik pada layar monitor yang dominan gelap itu.

Seokjin terperangah, di dalam sana, calon anaknya baru saja memulai kehidupannya.

"I-itu anakku? " Seokjin bertanya, suaranya serak karena rasanya ia ingin menangis lagi. Sungguh ia merasa sangat terharu.

"Ya,, itu calon anakmu,, usianya baru 4 minggu.. "

"4 minggu? " Seokjin mengulangi perkataan dokter tersebut.

"Usianya 4 minggu dan panjangnya 0,60 cm,, jika diumpamakan masih seperti sebutir biji kacang hijau.." Dokter tersenyum.

" Anakku masih sangat kecil.. " Seokjin tersenyum, tetapi ia tidak bisa menutupi keharuannya, matanya memanas karena desakan air mata yang kembali timbul. Masih memandang ke layar monitor dengan segenap perasaan bangga dan bahagia.

Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang