Dan tanpa terasa sudah 2 tahun lebih 3 bulan Seokjin dan Eunbi menjadi pasangan suami istri, suka dan duka sudah banyak mereka rasakan, dan mereka melalui semuanya dengan rasa syukur.
Kehidupan mereka sangat berkualitas, berusaha saling membahagiakan satu sama lain, tidak banyak menuntut satu sama lain. Saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga mereka bisa saling melengkapi.
Keduanya semakin erat dengan kebersamaan, semakin erat dengan perasaan, terkadang tanpa perlu banyak bicara mereka sudah mengerti apa yang sedang dirasakan oleh salah satu di antara keduanya. Semacam telepati.
Eunbi tetap menjadi istri yang baik, mengurusi Seokjin, mengurusi rumah dan mengurusi kedai. Ia terlihat sangat bahagia dan puas dengan tugas dan pekerjaannya itu.
Seokjin pun demikian, ia adalah laki-laki yang baik, pekerja keras dan bertanggung jawab, keterbatasan fisik bukan halangannya untuk mencapai banyak mimpi-mimpinya. Bersama Eunbi yang selalu sejajar dan beriringan, membuat kehidupan rumah tangganya amat menyenangkan.
Mereka selalu bisa mengatasi masalah-masalah yang datang, masalah harus diselesaikan dan tidak boleh berlarut-larut juga berkepanjangan.
Selama ini bahtera mereka berlayar untuk meraih tujuan dan harapan keduanya, penuh dengan semangat dan optimisme, sehingga ombak maupun badai tidak mampu membuat kapal mereka karam.
Eunbi terbangun dengan merasa tidak enak badan, merasa pusing dan mual. Eunbi berpikir ia kelelahan, akibat kesibukannya di kedai akhir-akhir ini.
Sibuk mengurusi Seokjin dan sibuk mengurusi kedai akhirnya menumbangkan daya tahan tubuhnya.Eunbi keluar dari kamar kecil dengan langkah gontai, tubuhnya terasa lemas dan mualnya tak kunjung hilang.
"Kenapa? Kau sakit? " Seokjin yang terbangun dan menyadari wajah Eunbi yang pucat.
"Tidak,, aku tidak apa-apa.. " Eunbi tersenyum tipis, meskipun ia merasa tidak enak badan, tetapi Eunbi tidak ingin membuat Seokjin khawatir, atau kesehatan Seokjin pun akan berpengaruh karena dia sangat peka dengan denyutan emosi.
"Benarkah? Tapi kau pucat.. " Seokjin masih menyelidik.
"Tentu,, aku akan menyiapkan keperluanmu,, lebih baik kau segera mandi.. " Kata Eunbi memberi saran.
"Tapi,, kau tampak sakit,, sebaiknya kita pergi ke dokter.. " Seokjin menolak saran Eunbi.
"Aku baik-baik saja,, percaya denganku.. " Eunbi memberi senyumnya.
****
Eunbi menikmati secangkir teh yang sebelumnya sudah ia beri sedikit perasan air lemon, kebiasannya saat sedang tidak enak badan. Berharap semuanya akan membaik setelah ini.
Seokjin sudah pergi bekerja 15 menit yang lalu, dan Eunbi yang masih berada di dapur. Teh di dalam cangkir miliknya sudah berkurang separuh.
Ia lalu membawa beberapa piring dan gelas kotor ke tempat pencucian. Ia mencuci piring sembari bersenandung kecil, Eunbi tidak selalu bergantung kepada asisten rumah tangga, ia juga suka mengerjakannya sendiri. Eunbi berpikir ia tidak perlu pergi ke kedai kali ini, sama seperti perintah Seokjin sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Dan Eunbi akan menurutinya, ia akan menggunakan hari ini untuk mengistirahatkan tubuhnya, 'me time' mungkin bahasa kerennya, dengan ia yang sudah berencana untuk menonton lebih banyak drama Korea.
Belum selesai pekerjaannya mencuci piring. Mualnya kembali datang, dan kali ini lebih parah, Eunbi cepat pergi ke kamar kecil, sarapan yang baru ia telan beberapa menit yang lalu harus keluar begitu saja karena mualnya yang semakin menjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story)
Hayran KurguMemiliki keterbatasan fisik, dengan penyakit bawaan tidak menghalangi Seokjin untuk meraih mimpi-mimpinya, juga untuknya membangun rumah tangga bersama gadis pilihannya. Tidak selalu mudah karena dia yang sering merasa rendah diri dan malu dengan k...