Chapter 5.

219 23 6
                                    


𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶..

Seokjin masih dengan permainan pianonya, jari-jari nya sebenarnya sudah tremor, dadanya mulai sakit karena ia yang tidak berhenti sejak tadi. Tidak beristirahat, dalam kondisi demam, ia tetap saja melanjutkan menekan tuts-tuts itu tanpa memperdulikan jika malam sudah semakin larut.

Suatu kebiasaan Seokjin, saat sedang senang, sedih, marah, ia akan melampiaskannya dengan bermain piano. Entah mengapa saat ini ia merasa kecewa dengan dirinya sendiri, tanpa sengaja ia sudah menyakiti hati istrinya yang baik itu.

Eunbi hanya ingin memperhatikannya, tetapi Seokjin mengabaikannya. Urusan dua hati memang rumit.

Eunbi tidak tahan lagi, ia tidak mampu membiarkannya lebih lama, masa bodoh dengan kekesalannya, ia tidak tahan lagi mendiamkan Seokjin seperti ini, sedangkan Seokjin sudah meminta maaf dan merasa sangat bersalah kepadanya.

Eunbi bangkit, menyeka kedua matanya yang masih basah, memperhatikan Seokjin, Eunbi tahu Seokjin sudah sangat kelelahan, tetapi Seokjin belum juga menghentikkan permainan pianonya.

Eunbi memeluk Seokjin dari belakang, perbuatannya itu membuat Seokjin sedikit terkejut, permainan pianonya berhenti. Seokjin menoleh ke arah Eunbi, ia melihat istrinya itu tersenyum ke arahnya.

"Kau sudah lelah,, beristirahatlah.. " Eunbi masih tersenyum.

"Eunbi.. " Seokjin terengah menyebut nama istrinya.

Eunbi mengangguk.

" Beristirahatlah,, jangan menyiksa diri seperti ini.. "

"A-aku,, minta maaf.. "

"Aku sudah memaafkanmu.. " Eunbi mengecup pelan bibir Seokjin yang pucat. Lalu mengusap butiran keringat yang membasahi dahi dan pelipis Seokjin.

Eunbi membantu Seokjin berbaring, dan mengompres banyak memar yang terlihat di tubuh Seokjin. Sedih sekali rasanya melihat suaminya seperti ini.

Meskipun ia sudah terbiasa dengan keadaan Seokjin yang demikian, tetapi tetap saja ia merasa sangat sedih.

Tak seharusnya ia mendiamkan Seokjin hanya karena hatinya dipenuhi oleh kekesalan.

Tak seharusnya ia membiarkan Seokjin menahan sakitnya terlalu lama.

Dahi Seokjin berulang kali berkerut karena ia merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, tentu saja ia merasa sakit dan lelah. Dengan semua hal yang Seokjin lakukan, bagaimana ia akan baik-baik saja sekarang?

"M-maafkan aku.. " Ucap Seokjin.

Eunbi berdercak karenanya, harus berapa kali Seokjin meminta maaf, dan ia memaafkan Seokjin.

"Apakah kau harus selalu mengatakan hal itu? Aku bosan mendengarnya.." Jawab Eunbi. Kembali mengompres memar di bagian tubuh Seokjin, kali ini di lengan kanannya.

"T-tapi.. " Seokjin tersengal, sehingga ia tidak dapat melanjutkan perkataannya.

"Sudah,, diamlah,, sebaiknya kau tidur sekarang,, kau sangat kelelahan.. " Eunbi berujar kemudian.

Seokjin menatap Eunbi lamat-lamat, istrinya itu terlihat sangat cantik dan meneduhkan. Menenangkan.

Eunbi benar, sebaiknya ia segera tidur saat ini, jika tidak ingin sakitnya bertambah buruk.

Eunbi masih telaten mengompres memar-memar di tubuh Seokjin, sesuatu yang sudah sangat sering ia lakukan jika kondisi suaminya sedang tidak baik.

Dengkuran halus terdengar, rupanya Seokjin sudah tertidur, dia pasti kelelahan hingga tertidur dengan cepat, membuat Eunbi tersenyum kecil.

Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang