Eunbi terbangun dari tidurnya, tubuhnya yang sebelumnya terasa sangat lelah, menjadi lebih segar. Ia menoleh ke samping dan tidak ada Seokjin di sebelahnya.
Eunbi mendesah, hari masih pagi, tapi ia sudah merasa sangat sedih. Kesedihan yang mengungkungnya belakangan ini.
Ia beranjak dan membersihkan diri sebentar.
Kemudian melihat pantulan dirinya sendiri di cermin, wajahnya pucat dan berkantung, Eunbi memang kurang beristirahat semenjak Seokjin berada di rumah sakit, terlebih dengan ia yang selalu memikirkan keadaan suaminya itu, membuatnya tidak memikirkan dirinya sendiri.
Lalu memilih pergi ke dapur, belakangan ini, ia lupa rasanya lapar, akibat ia yang tidak berselera setiap akan makan. Dan kali ini ia merasakannya.
"Nuna,, kau sudah bangun? " Suara Jungkook terdengar, saat Eunbi sampai di dapur.
"Jungkook-ah.. " Eunbi bergumam, Jungkook sudah berada di meja makan, memangku Haru, dan terlihat menyuapinya dengan telaten.
"Apakah tidurmu nyenyak? " Jungkook tersenyum, bertanya kepada Eunbi. Lalu menyendokkan makanan dan kembali menyuapi Haru, anak itu menurut dan menerima suapan dari pamannya.
Eunbi mengangguk.
"Syukurlah,, aku mengkhawatirkan mu,, kau terus menerus menjaga Seokjin Hyung, hingga kau melupakan dirimu sendiri.. " Kata Jungkook.
"Sejak kapan kau datang? " Tanya Eunbi, tak menjawab perkataan Jungkook.
"Sejak pagi tadi.."
Eunbi mengambil gelas, dan menuangkan air putih, kemudian meminumnya. Tatapannya beralih pada Haru yang berada di pangkuan Jungkook.
"Ma-ma.. " Haru berseru kepadanya, tetapi Eunbi tak menanggapinya. Entah mengapa ia tidak ingin bersama Haru saat ini.
"Nuna,, Haru memanggilmu.. " Kata Jungkook, tapi Eunbi masih terdiam, tidak ada keinginannya untuk meraih Haru dan menciumnya seperti yang biasa ia lakukan.
"Ma-ma.. " Kata Haru lagi dan Eunbi masih diam.
"Haru-ya,, sudahlah sayang,, mamamu masih lelah,, kau bersama uncle saja ya.. " Jungkook berujar pada Haru.
***
Sudah dua minggu, dan tidak ada perkembangan berarti pada Seokjin, ia masih saja tertidur dengan sangat lelap, dengan banyak peralatan medis yang menopang kehidupannya.
Eunbi sekarang lebih sering berada di rumah sakit, ia tidak bisa meninggalkan Seokjin.
Ia menjadi asisten perawat untuk membantu membersihkan tubuh Seokjin setiap harinya. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri, ia bahkan tidak banyak memikirkan Haru.
Ia lebih banyak berada di rumah sakit daripada di rumah.
"Keadannya semakin menurun,, " Itu kata pertama dokter yang terlontar, di hari yang kesekian.
"Fungsi jantungnya tinggal 30 persen.. " Dokter berkata lagi.
"Secara medis, dia sudah sangat lemah,, semua yang terbaik telah kita lakukan,, sekarang kita hanya harus banyak berdo'a untuknya.. " Ujar Dokter. Tidak memperdulikan orang-orang di sana yang diliputi oleh nestapa.
Ayah merangkul Ibu, yang seperti sudah kehilangan harapannya.
Seokjung terdiam, menggelengkan kepalanya pelan. Tidak mungkin. Tidak mungkin seperti ini.
"Maksud dokter,, kami harus merelakan Seokjin? " Eunbi kali ini yang berbicara, suaranya bergetar, menatap dokter tersebut.
"Dia sudah hebat bisa bertahan sampai sejauh ini,, tapi sampai kapan dia bisa bertahan,, tubuhnya semakin melemah setiap harinya.. " Kata dokter. Menyodorkan surat keterangan, bahwa tidak akan melakukan tindakan apapun jika terjadi sesuatu kepada Seokjin. Eunbi tidak mau menerimanya. Tidak mungkin ia menyetujui surat tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story)
Fiksi PenggemarMemiliki keterbatasan fisik, dengan penyakit bawaan tidak menghalangi Seokjin untuk meraih mimpi-mimpinya, juga untuknya membangun rumah tangga bersama gadis pilihannya. Tidak selalu mudah karena dia yang sering merasa rendah diri dan malu dengan k...