Seokjin berada di taman samping rumahnya, ia baru saja selesai melukis. Salah satu hobinya yang lain, selain bermain piano dan memotret.
Udara terasa segar di sore hari, apalagi dengan banyaknya tanaman yang berada di taman rumahnya.
Duduk di kursi rodanya sembari termenung, ia tidak sedang melakukan apapun, tidak membaca bukunya seperti biasa.
Ia hanya terdiam dan termenung, pandangannya redup dan pikirannya berkelana jauh.
"Seokjin-ah,, " Suara Eunbi membuyarkan lamunannya.
Seokjin menoleh, tersenyum tipis.
"Sudah sore, kita masuk ke dalam ya.. " Kata Eunbi, hendak mendorong kursi roda Seokjin, tetapi Seokjin mencegahnya.
"Aku masih ingin di sini.. " Jawabnya pelan.
"Seokjin-ah,, " Eunbi menyebutnya lagi, udara dingin tidak baik untuk kesehatan Seokjin.
"Sebentar lagi,, " Ucap Seokjin kemudian.
Eunbi mengangguk sekilas, Seokjin sudah sangat penurut selama ini, tidak ada salahnya melonggarkan aturan untuknya.
Seokjin sedang ingin menikmati udara luar, setelah akhir-akhir ini ia tidak bisa melakukannya. Selama ini ia lebih sering berada di dalam rumah.
Eunbi menarik sebuah kursi yang tidak jauh dari tempatnya berada dan duduk di sebelah Seokjin.
Eunbi terdiam, sama halnya seperti Seokjin, Eunbi tidak tahu harus berbicara apa kepada Seokjin saat ini.
Seokjin tidak mengatakan apapun, tetapi raut wajah dan sorot matanya mengatakan jika dia sedang bersedih. Jika dia sedang tidak baik-baik saja.
Apa beban pikiran yang mengganjal di kepalanya.
Wajah Seokjin pucat dan lelah, meskipun bagi Eunbi, wajah Seokjin selalu memukau dan meneduhkan, memberinya ketentraman dan inspirasi.
"Eunbi-ya.. " Suara Seokjin memecah keheningan.
Eunbi menoleh ke arah Seokjin, tersenyum dan mengangguk.
"Ada apa? Kau perlu sesuatu? " Tanya Eunbi. Seokjin menggeleng.
"Kau merasa sakit? Di bagian mana? " Tanya Eunbi lagi, suaranya lembut, ia sangat sabar merawat Seokjin selama suaminya itu sakit.
Seokjin terdiam dan tidak menjawab.
"Eunbi-ya,, " Pelan Seokjin lagi.
Eunbi mengangguk lagi, tanda ia menanggapi panggilan dari Seokjin.
"Apakah,, dia akan mengingatku? " Kata Seokjin, yang mampu membuat Eunbi mengernyitkan dahinya.
"Apakah dia akan mengingatku? " Seokjin mengulangi pertanyaannya lagi, suaranya lirih dan lemah, sarat dengan kesedihan.
"Seokjin-ah.. " Eunbi tidak mengerti dengan pembicaraan Seokjin.
"Apakah Haru akan mengingatku? " Kata Seokjin lagi, suaranya lirih tapi masih terdengar oleh Eunbi.
"Apa maksudmu? "
"Jika, aku pergi,, apakah Haru akan mengingatku? " Kata Seokjin yang mampu membuat Eunbi terkesiap.
"Seokjin-ah.. " Eunbi menggelengkan kepalanya, suaminya itu terlihat lemah.
"Aku takut,, tidak bisa menghabiskan banyak waktu bersama Haru,, dan dia akan melupakan aku.. " Kata Seokjin lagi.
"Tidak,, jangan berbicara seperti itu,, kau tidak akan kemana-mana,, kau akan menghabiskan banyak waktu bersama Haru.. " Eunbi mengeratkan genggamannya pada Seokjin. Ia tidak pernah siap, tidak pernah siap untuk kehilangan Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story)
أدب الهواةMemiliki keterbatasan fisik, dengan penyakit bawaan tidak menghalangi Seokjin untuk meraih mimpi-mimpinya, juga untuknya membangun rumah tangga bersama gadis pilihannya. Tidak selalu mudah karena dia yang sering merasa rendah diri dan malu dengan k...