Belakangan ini terlihat ada yang berbeda dari Seokjin. Ia mudah sekali jatuh sakit, memang biasa sebenarnya jika Seokjin jatuh sakit, tapi kali ini tampak berbeda.
Wajahnya tetap memukau dan menyejukkan, tetapi lebih sering terlihat pucat dan lelah, Kadang-kadang tampak sedih. Juga dengan banyak memar yang muncul di permukaan tubuhnya, membuat Eunbi semakin mencemaskannya.
Eunbi yang sudah membersamai Seokjin cukup lama, dan tentu saja harus sering menatapnya dengan prihatin, dan bingung.
Jika ia bertanya kepada Seokjin, apa yang sesungguhnya terjadi kepadanya? Apa yang sedang dirasakannya? Jawabannya selalu sama.
Hanya kelelahan dan sakit biasa, nanti akan sembuh sendiri, begitu terus dia menjawabnya.
Seokjin masih bekerja seperti biasa, meskipun Eunbi berulang kali memintanya untuk mengambil cuti untuk sementara waktu, melihat dari wajahnya Seokjin yang kerap pucat dan lelah.
Tetapi, bukan suaminya jika mudah diberi pengertian, dia tetap saja bekerja, tanpa mengeluh, tanpa mengatakan jika dia lelah dan sakit.
Seokjin juga masih menyempatkan waktunya untuk bermain bersama Haru, tetapi Eunbi sering melihat Seokjin yang sudah kelelahan, dengan lebih banyak duduk dan mengatur nafasnya.
Eunbi melihat semuanya, tapi Seokjin tidak mengatakan apapun kepadanya.
Dia hanya mengatakan sembari tertawa, jika sudah mulai kelelahan karena Haru yang sudah bisa merangkak dengan lebih cepat, itu mengharuskannya menjaganya dengan lebih hati-hati.
Tapi itu tak membuat Eunbi puas, ia memaksa Seokjin agar pergi ke rumah sakit, agar tubuhnya diperiksa dokter secara menyeluruh, agar Eunbi bisa memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada Seokjin.
Tetapi, saran dan usul Eunbi itu ditolak oleh Seokjin, dan selalu mengatakan bahwa dia baik-baik saja, hanya sakit biasa, setelahnya sembuh dan sehat lagi.
Pagi ini, Eunbi mendapati tubuh Seokjin yang penuh dengan memar, wajahnya pucat dan dingin, keluar banyak keringat, sedangkan dia belum melakukan aktifitas apapun.
"Seokjin-ah,, " Eunbi membangunkan Seokjin, Eunbi tidak menyuruhnya bekerja, tetapi sampai pukul 7 Seokjin belum juga terbangun. Bukan kebiasaan Seokjin yang terbiasa bangun pagi.
"Seokjin-ah.. " Eunbi menggoyangkan tubuh Seokjin pelan.
Kelopak mata Seokjin terbuka, menutup kembali, sembari bergumam, jika ia mendengar suara Eunbi.
"Seokjin-ah,, ini sudah pukul 7,,kau tidak mau bangun? " Tanya Eunbi, menghalau rasa cemas dan khawatirnya.
Kedua mata Seokjin tampak sangat lengket untuk terbuka, sangat ingin terpejam.
"Enggh.. " Seokjin menjawab Eunbi, masih berusaha membuka kedua matanya.
"Apakah kau sakit? Kau perlu bantuan? " Tanya Eunbi, memastikan Seokjin, menatap Seokjin dengan tidak tenang.
Kedua mata Seokjin yang sudah berhasil terbuka menatap Eunbi, bahkan tatapannya sayu dan redup, tetapi ia masih bisa tersenyum.
Eunbi membantu Seokjin untuk duduk, Seokjin mengucek matanya sebentar.
"Kau sakit? Apa yang kau rasakan? " Tanya Eunbi, menyentuh pipi dan dahi Seokjin, semuanya dingin.
Seokjin tersenyum, wajahnya sangat pucat, dan bibirnya kebiruan.
"Aku hanya merasa lelah,, sedikit,, hanya lelah.. " Jawab Seokjin.
"Seokjin-ah.. " Eunbi sudah menduga jika ada yang tidak beres pada tubuh Seokjin, tapi Eunbi tidak mengerti itu apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story)
أدب الهواةMemiliki keterbatasan fisik, dengan penyakit bawaan tidak menghalangi Seokjin untuk meraih mimpi-mimpinya, juga untuknya membangun rumah tangga bersama gadis pilihannya. Tidak selalu mudah karena dia yang sering merasa rendah diri dan malu dengan k...