Chapter 22.

205 25 15
                                    


Satu minggu kemudian..

Eunbi terbangun dari tidurnya yang menurutnya tidak nyenyak karena ia merasa lebih letih dan tidak nyaman pada tubuhnya sejak semalam. Juga dengan ia yang lebih sering pergi ke kamar kecil karena ia selalu merasa ingin buang air kecil.

Perut bagian bawahnya terkadang terasa sangat kencang, hingga ia merasa sakit. Tetapi kemudian akan mereda dengan sendirinya.


Ia melihat ke arah suaminya yang sedang tertidur, Seokjin meskipun dia sudah dewasa, dan notabene adalah suaminya, tetapi tidurnya mirip dengan bayi. Sangat polos dan menggemaskan. Dengkurannya halus juga teratur.


Eunbi menyentuh dahi dan pipi Seokjin, suhunya normal, artinya Seokjin tidak sakit ataupun demam. Eunbi tersenyum kecil.


Lalu, kedua matanya teralihkan dengan tanggal di kalender yang sudah ia lingkari sebelumnya, membuat senyumnya menjadi lebih merekah. Ia merasa sangat bersyukur.


Ini hari jadi ulang tahun pernikahan keduanya.

Eunbi sudah ingin membangunkan Seokjin, tetapi tiba-tiba ia seperti akan buang air kecil lagi. Juga bagian perut bawahnya yang kembali kencang dan kram.


Dengan sedikit tertatih ia pergi ke kamar mandi, untuk menuntaskan hajatnya, meskipun ia merasa kesal karena tidak ada apa-apa yang keluar dari sana.


Setelah membersihkan diri, Eunbi kembali ke kamar tidurnya. Dan seperti dugaannya Seokjin masih tertidur, membuat Eunbi mendesah pelan.



Ia dekati Seokjin dengan hati-hati, sejenak ia memperhatikan wajah Seokjin yang begitu damai, begitu teduh, dan selalu tampan meskipun dia sedang tertidur.



Eunbi mencondongkan tubuhnya lebih dekat kearah wajah Seokjin.


"Selamat hari jadi pernikahan kita yang ketiga sayang.. " Eunbi menciumi wajah Seokjin yang sebenarnya masih terlelap itu dengan hujan ciuman. Dari keningnya, pelipisnya, kedua matanya, pipinya, hingga bibir Seokjin. Salah satu bagian tubuh Seokjin yang menjadi favoritnya.



Membuat sang empu bergerak risih, dan menggeliat pelan. Kedua matanya masih sangat lengket untuk terbuka.



"Enggh.. " Seokjin mendesah, tanda ia masih mengantuk.



"Bangunlah.. " Kata Eunbi, tersenyum kecil.


"Ya aku tahu,, " Seokjin menjawab dengan suara seraknya. Sedangkan kedua matanya masih terpejam.



"Hey,, ayolah.. " Eunbi mengguncang pelan tubuh Seokjin.


" Lima menit lagi.. " Suara Seokjin yang serak menjawab.


"Seokjin-ah.. " Ujar Eunbi, mengelengkan kepalanya.


"Aku cuti hari ini.. " Kata Seokjin, kedua matanya masih terpejam, karena ia yang masih teramat mengantuk. Ya setelah bekerja lembur selama tiga hari sebelumnya. Hari ini ia mengambil cuti.



"Kau tahu hari ini hari apa? " Eunbi berusaha menutupi Kekesalannya, memancing Seokjin.



"Hari tidurku.. " Jawab Seokjin asal. Membuat Eunbi kembali menggelengkan kepalanya pelan, dan berdercak.



"Hari jadi pernikahan kita yang ketiga.. " Kata Eunbi, masih berusaha mengontrol kekesalannya, karena Seokjin yang sulit bangun. Padahal semalam Seokjin berjanji akan mengantarnya mengunjungi panti asuhan, ya, setiap ada hari penting bagi mereka, entah kelahiran Seokjin atau Eunbi, atau hari pernikahan mereka, mereka pasti akan mengunjungi panti asuhan, berderma sebagai wujud dari rasa syukur.



Fly With The Wind 2 || KSJ (Seokjin Love Story) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang