BAB 2 : Tak Sengaja Bertemu

2.1K 219 53
                                    

"Dia begitu sederhana, dengan gayanya yang mampu membuatku terpikat"
- Pahsya Rabbani Al Fatir -

Khadijah dan kedua sahabatnya saat ini tengah berada di sebuah rumah pohon yang sudah lima tahun mereka tempati untuk bermain atau sekedar bertukar pikiran masing-masing.

"Kalo dilihat-lihat Gus Pahsya ganteng juga ya," ucap Ameera tiba-tiba.

"Hust! Gak boleh gitu, nanti zina pikiran loh." Maryam menyentuh lengan Ameera yang berada di sampingnya.

"Khadijah yang mendengar itu hanya diam tak merespon. "Emang Gus Pahsya itu siapa sih? Aku baru dengar namanya," ujar Khadijah jujur.

Keduanya lantas spontan menoleh ke arah Khadijah. Sahabatnya itu bisa-bisanya tak tahu siapa itu Gus Pahsya.

"Kamu beneran gak tahu siapa Gus Pahsya, Jah," ucap Ameera tak percaya.

Khadijah mengangguk seraya membenarkan pertanyaan Ameera. "Iya! Aku gak tahu. Emang dia siapa?

"Gus Pahsya itu, anaknya Ustadzah Fatimah dan Kyai Abimana. Dia baru saja pulang dari menyelesaikan studinya di Mesir, Jah. Dia juga, yang kemarin mengisi tausiyah menggantikan Ustadz Halim," tutur Maryam menjelaskan.

Maa syaa Allah, Khadijah tertegun beberapa saat. "Jadi yang ia kagumi kemarin itu adalah Gus Pahsya. Anak dari Ustadzah Fatimah dan Kyai Abimana?" Khadijah berkata dalam hati sambil tersenyum tipis.

🐰🐰🐰

Sudah sejak 1 jam lalu Gus Pahsya masih saja sibuk dengan kertas-kertas serta laptop di meja kerjanya. Wajahnya terlihat lelah. Padahal ini hari Minggu, seharusnya ia libur bekerja. Namun, ia tetap ke kantor karena ada berkas proposal yang belum ia selesaikan.

"Alhamdulillah ... akhirnya selesai juga proposalnya," ucapnya sembari mematikan laptopnya.

Setelah selesai, Gus Pahsya berniat untuk pergi ke toko buku untuk menghilangkan penatnya.

"Saya sudah selesai. Sekarang saya mau pulang, kamu tolong handle kantor ya Fahmi," ujar Gus Pahsya kepada sekretarisnya. "Kalo ada apa-apa tolong hubungi saya ya," lanjutnya.

"Baik, Pak."

Setelah mengatakan itu, Gus Pahsya pun melangkahkan kakinya ke lobby kantor hendak keluar.

🐰🐰🐰

Sore ini, Khadijah memutuskan untuk pergi ke toko buku seorang diri. Kedua sahabatnya tak bisa menemani karena harus menyetorkan hafalannya ke orangtua mereka.

Setelah sampai ia berjalan memasuki area toko buku. Gadis itu menjelajahi setiap rak buku yang ada di sana.

"Mana, ya, bukunya." Khadijah mencari buku di rak bertuliskan best seller.

Setelah sekian lama mengelilingi, akhirnya buku yang ia cari ada. Namun, karena letaknya yang cukup tinggi, Khadijah terlihat kesulitan mengambil bukunya.

"Alhamdulillah, masih ada. Tapi, gimana cara ambilnya ya," gumam Khadijah polos.

Gadis itu mencoba berjinjit bahkan melompat-lompat. Namun, tetap saja ia tak sampai. Hingga suara seseorang membuat fokus Khadijah teralihkan dan ia pun menghentikan aktivitas konyolnya itu.

"Maaf, dari tadi saya perhatikan Mbak berusaha mengambil bukunya sampai lompat gitu--" Pahsya menjeda kalimatnya. "Jadi, saya ambilkan buku ini untuk Mbak," lanjutnya sembari menyodorkan bukunya pada Khadijah yang ada di hadapannya.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang