BAB 23 : Dia Kembali?

992 68 10
                                    

ASSALAMUALAIKUM, PEMBACA SETIA PUK UPDATE LAGI NIH.

UMMA MINTA TOLONG SAMA KALIAN UNTUK BACA DAN VOTE CERITA UMMA YA.

JANGAN JADI PEMBACA YANG PASIF, OKE?

UDAH ITU AJA

HAPPY READING
.
.
.

"Tidak ada manusia yang sempurna, semua orang terlahir memiliki kekurangan juga kelebihan. Begitu juga dengan pasangan. Tugas kita adalah saling melengkapi dan menyempurnakan. Menutupi kelemahan pasangan dengan menyempurnakan kelebihan."
-Pahsya Rabbani Al Fathir -

🐰🐰🐰

Sejak pulang dari rumah sakit Khadijah masih terdiam di kamarnya. Gadis itu masih saja memikirkan ucapan dokter Rania. "Apa aku bisa sembuh," batinnya. Terdengar ketukan pintu dari luar. Gus Pahsya masuk menghampiri Khadijah.

"Hey, istri Mas kenapa melamun, hm? Lagi mikirin sesuatu?" tanya Gus Pahsya seraya duduk di samping Khadijah.

Khadijah menoleh menatap Gus Pahsya di sampingnya. Tangan kanannya meraih telapak tangan Gus Pahsya. "Dijah kepikiran, Mas. Kira-kira, Dijah bisa sembuh gak ya?"

Mendengar itu, Gus Pahsya merubah posisi duduknya menghadap Khadijah. Tangan kanannya mengusap telapak tangan Khadijah lembut.

"Hey sayang, Lihat Mas." Khadijah menatap mata Gus Pahsya. "Kamu pasti sembuh!" Gus Pahsya memberi semangat untuk Khadijah. "Kita berdoa sama-sama ya? Kamu harus yakin," ujar Gus Pahsya lagi kemudian membawa Khadijah ke dalam dekapannya.

"Kamu kuat, Khadijahku."

"Terima kasih, ya, Mas. Mas selalu mendukung Khadijah. Terima kasih, Mas udah selalu ada untuk Khadijah." Khadijah berkata pelan seraya menatap Wajah Gus Pahsya. Gus Pahsya mendengar itu tersenyum manis.

"Khadijahku sayang, dengar ini baik-baik ya,"

"Tidak ada manusia yang sempurna, semua orang terlahir memiliki kekurangan juga kelebihan. Begitu juga dengan pasangan. Tugas kita adalah saling melengkapi dan menyempurnakan. Menutupi kelemahan pasangan dengan menyempurnakan kelebihan."

"Udah, ya, jangan nangis lagi. Sekarang, kamu siap-siap temenin Mas ya," ujar Gus Pahsya.

"Kita akan bertemu dengan client Mas. Kamu mau, 'kan sayang?" Khadijah mengangguk antusias. "Dijah mau, Mas."

"Yaudah kalo gitu Khadijah siap-siap dulu," ujarnya lagi kemudian berlari menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.

"Jangan lari-lari sayang," Gus Pahsya berkata seraya tersenyum melihatnya.

"Iya, iya."

🐰🐰🐰

Seorang laki-laki dengan pakaian kantornya tengah duduk di ruang kerjanya seorang diri. Raut wajahnya terlihat lelah karena mengurus pekerjaan yang belum terselesaikan. Ya, Dia Syaqir. Laki-laki itu mengusap wajahnya gusar.

"Semangat, Syaqir!" ujarnya pada diri sendiri. Tak lama, terdengar suara ketukan pintu dari luar. "Assalamualaikum, Pak. Apa saya boleh masuk?" tanyanya seraya memberi salam. Mendengar itu, Syaqir membalikkan badannya menghadap pintu di depannya.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang