BAB 45 : Tajwid Cinta

727 38 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, pembaca setia. Umma kembali up lagi setelah belakangan ini sibuk dengan belajar SNBT, TO dan pemantapan jurusan kuliah...

Sudah kelas 12, harap maklum yaa hihi :)

Dengan itu, Umma akan double up. Sebagai pengganti selama hiatus beberapa minggu kemarin. Semoga termaafkan ya semua🙏🙏🤗

Oke, sebelumnya jangan lupa vote dan komennya ya. Vote dan komen kalian berarti banget untuk Umma semangat menulis..

OKE HAPPY READING. ENJOY YAA🤗🤗

"Sejak pandangan kita bertemu, tiba-tiba semua itu menjadi Idgham Mutamaatsilain, melebur menjadi satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sejak pandangan kita bertemu, tiba-tiba semua itu menjadi Idgham Mutamaatsilain, melebur menjadi satu. Akhirnya, setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iqlab, ditandai dengan kedua hati yang menyatu.
Semoga hubungan kita layaknya Idgham Bilagunnah ya sayang, cuma berdua, lam dan ro."
- Pahsya Rabbani Al Fathir -

🐰🐰🐰

Setelah opname 2 hari lamanya, kini Khadijah sudah jauh lebih baik. Setelah shalat isya, seperti biasa, gadis itu akan mengaji bersama suaminya. Gus Pahsya menjatuhkan kepalanya di atas paha Khadijah. Ia cium perut rata istrinya itu. Tidak lupa, di sela aktivitasnya, Gus Pahsya melantunkan shalawat beberapa kali.

"Kamu masih sering mual gak sayang? Badannya udah enakan, hm?" Gus Pahsya mendongak menatap Khadijah.

"Iya, Mas. Tapi kalau pagi aja, kalau malam udah gak terlalu. Cuma Dijah masih belum bisa cium bau-bauan Mas," jawabnya. "Kalo cium pasti mual."

Gus Pahsya kembali duduk mendengarnya. Lelaki itu menyandarkan Khadijah di pundaknya. "Sabar ya, sayang. Semoga lelahnya kamu, sakitnya kamu, juga perjuangan kamu sampai nanti melahirkan buah hati kita menjadi lillah." Gus Pahsya mengelus kepala Khadijah lembut.

"Hamasah Umma kesayangan Baba."

Khadijah tersenyum, "Aamiin.... Terima kasih Baba."

Setelahnya, mereka tak langsung merapihkan alat sholatnya, namun melanjutkan kegiatan mengaji bersama. Di depan mereka sudah ada 2 buah Al Qur'an. Gus Pahsya mulai membukanya.

"Kali ini kita sambil belajar tajwidnya ya, sayang." Khadijah mengangguk, gadis itu mulai membaca surah Al Mutaffifin.

وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

"Wa izaa kaaluuhum aw wazanuuhum yukshiruun..."

Saat Khadijah sudah membaca ayat ke -3, Gus Pahsya memberhentikannnya sejenak.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang