BAB 22 : PTSD

984 61 5
                                    


Assalamualaikum pembaca setia, PUK hadir kembali nih setelah sekian purnama. Umma tau, pasti kalian udah nunggu lama.

Umma minta maaf baru bisa update malam ini karena kemarin-kemarin Umma sibuk kegiatan sekolah🙏

Umma harap kalian gak marah ya, dan mengerti.

Sebagai gantinya, di bab ini Umma buat agak panjang ya.

Semoga kalian masih mau membaca dan vote cerita ini supaya Umma semangat updatenya.

Happy Reading

🐰🐰🐰

"Menemukan pasangan bukan hanya tentang menemukan cinta, tapi tentang menemukan seseorang yang menemanimu beribadah bersama sambil memperbaiki diri untuk menggapai ridho-Nya hingga ujung usia"
- Khadijah Umaizah Rahma -

🐰🐰🐰

Maryam dan Ameera sudah tiba di Jakarta dua jam lalu dan kini mereka berdua tengah asik berkeliling kampusnya.

"Wah bagus juga ya, Mar kampusnya," ujar Ameera girang. Matanya menjelajahi gedung-gedung yang ada disana.

"Iya, Ra, Alhamdulillah," jawab Maryam singkat. "Coba ada Dijah, Pasti tambah seru Ra," Maryam berkata lagi.

Mendengar itu, wajah Ameera yang tampak girang seketika berubah murung saat mendengar nama Khadijah. "Iya, Mar. Aku juga sedih Khadijah gak kuliah bareng sama kita." Ameera berkata pelan seraya menatap wajah Maryam di sampingnya. "Gimana kalo abis ini kita kerumah Khadijah, Mar," usul Ameera.

"Wah ide bagus tuh, Ra. Yaudah abis ini kita kerumah Khadijah ya," ucap Maryam mengiyakan.

🐰🐰🐰

Khadijah asik menyapu halaman rumahnya sambil bershalawat kecil. Tangan kanannya dengan lihai menyapu halaman itu hingga bersih tak terlihat sampah satupun. Tak butuh waktu lama akhirnya Khadijah selesai.

"Alhamdulillah, udah selesai. Aku istirahat dulu deh ke dalam," ujarnya seraya masuk ke dalam untuk beristirahat sejenak.

Saat sedang beristirahat, Khadijah dikejutkan dengan kedatangan kedua sahabatnya yang ia tunggu sedari tadi.

"Assalamualaikum, Dijah," ujar Maryam dan Ameera bersamaan.

Khadijah yang mendengar itu langsung bangkit dari duduknya da berjalan ke depan untuk membukakan pintu. "Waalaikumussalam, iya sebentar."

Khadijah yang melihat sahabatnya itu langsung memeluk keduanya. Ia menangis melepas rindu. "Kalian udah dateng, ayo masuk." Khadijah berkata pelan seraya menawarkan. Maryam, Ameera juga Khadijah pun masuk ke dalam untuk berbincang.

"Kalian duduk dulu ya, aku mau buat minuman di dapur," ujar Khadijah kepada kedua sahabatnya.

"Aku bantu, ya, Jah." Maryam berucap pelan. "Gak usah Mar, gapapa. Masa tamu disuruh bikin minun sih." kata Khadijah pelan. Maryam pun duduk di samping Ameera.

Berbeda dengan Khadijah dan Maryam, Ameera justru memandang setiap sudut rumah Khadijah yang sederhana namun elegan. Calon mahasiswa baru itu kagum dengan desain bangunan ini. Konsep islami yang melekat terlihat di rumah bertingkat dua itu.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang