BAB 32 : Mencari Keberadaanmu

767 58 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pembaca setia PUK. Malam ini Umma kembali update lagi setelah kemaren sempat writer's block hehe😊

Maklum karena ini cerita pertama yang Umma tulis. Sebelumnya Umma mau minta maaf sama kalian kalo feel cerita ini kurang masuk ke hati kalian. Umma mohon maaf atas keterlambatan update. Umma harap, kalian masih mau membaca cerita ini..

Umma harap, kalian akan terus mendukung Umma dan crew yang ikut berpartisipasi atas cerita ini..

Cara dukungnya gampang kok guys. Kami hanya meminta kalian baca, vote, dan komen cerita ini agar kami semakin semangat buat nulisnya hehe..

Jangan lupa spam next nya disini ya👉

Oke! Happy Reading


🐰🐰🐰

"Keberadaanmu begitu berarti untukku. Denganmu aku merasa utuh, tanpamu aku rapuh."
- Pahsya Rabbani Al Fathir -

🐰🐰🐰

Gus pahsya masih menelusuri jalanan dengan mobilnya. Suasana kota Jakarta sore ini begitu indah ditemani hiruk-pikuk orang berlalu lalang setelah bekerja seharian. Namun, tidak dengan Gus Pahsya. Wajahnya kebingungan mencari keberadaan istrinya. Jubbahnya yang semula rapi mendadak berantakan.

"Kamu dimana, Jah," ujarnya kalut. Lelaki itu mengambil ponsel di saku jubbah putihnya berniat menghubungi Khadijah. Gus Pahsya mengusap wajahnya frustrasi sebab beberapa kali tak ada jawaban dari istrinya. Lelaki itu mulai mengetik sesuatu disana.

Khadijahku ❤

Assalamualaikum sayang, ini Mas. Kamu dimana? Jangan buat Mas panik. Mas mohon balas pesan Mas ya sayang.

Kamu jangan takut ya. Mas akan cari kamu dan kita akan sama-sama lagi.

Tunggu Mas ya. Mas sayang kamu, ya Zawjati ❤

Setelah mengirim pesan ke Khadijah. Gus Pahsya memutuskan untuk kembali ke pesantren terlebih dulu. Siapa tau, istrinya itu sudah kembali ke pesantren. Lagipula, waktu sudah menjelang Magrib.

Setelah 15 menit, Gus Pahsya sudah kembali ke PESANTREN NURUL FALAH. Semua penghuni pesantren sudah menanti kedatangan Gus Pahsya, berharap Khadijah sudah bersamanya.

"Assalamualaikum, Abi, Ummi." Gus Pahsya memberi salam pada Abi Abimana dan Ummi Fatimah. Ya, setelah diberitahu oleh Gus Pahsya, kedua orangtuanya langsung datang ke Jakarta.

"Dimana Khadijah, Nak? Bagaimana keadaannya? Ummi khawatir." Ummi Fatimah bertanya seraya menatap Gus Pahsya yang berantakan.

Gus Pahsya menggeleng. "Maaf Ummi, Pahsya belum berhasil bawa Dijah pulang." Gus Pahsya berucap pelan sambil menatap Ummi dan para pengurus.

Untungnya, acara sudah selesai sejak tadi. Para rekan Gus Pahsya sudah pulang. Kini hanya tersisa Syaqir dan kedua sahabat Khadijah saja.

"Khadijah sendirian, Nak. Ummi takut terjadi apa-apa."

"Insya Allah, Khadijah gakpapa, Mi. Pahsya yakin Khadijah kuat. Ummi yang tenang ya," ujar Gus Pahsya. "Nanti sehabis Magrib, Pahsya akan melanjutkan pencarian Khadijah lagi," lanjutnya.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang