BAB 5 : Rencana Perjodohan

1.7K 167 40
                                    


CALL ME UMMA!

HAPPY READING

Kyai Abimana menatap serius wajah putranya itu. "Abi ingin memberitahumu tentang rencana Abi dulu," ujar Kyai Abimana.

Mendengar hal itu, Gus Pahsya lantas memperhatikan sang Abi.

"Dulu, saat Abi Kecil, Abi memiliki sahabat dekat. Saking dekatnya, kami berdua berjanji untuk menjodohkan anak kami jika sudah berusia 18 tahun," lanjutnya seraya menatap wajah putranya intens.

"Namun, Abi menolak kesepakatan itu. Karena menurut Abi, seorang laki-laki harus lebih tua usianya dibanding perempuan. Karena laki-laki akan menjadi pembimbing bagi wanitanya." Kyai Abimana kembali berkata. Gus Pahsya masih setia mendengarkan penuturan sang Abi.

"Oleh sebab itu, kami berdua menunda 2 tahun untuk menjodohkan anak kami. Karena anak sahabat Abi sudah genap berusia 18 tahun," tutur lelaki itu menjelaskan.

Gus Pahsya mengangguk paham. Ia mengerti maksud sang Abi.

"Berarti gadis itu masih bersekolah, Bi?" tanya Gus Pahsya menatap wajah sang Abi. Kyai Abimana mengangguk mengiyakan.

"Abi harap, kamu mau ya, Nak. Menikah dengannya," pinta Kyai Abimana seraya menatap wajah putranya.

Melihat wajah teduh Abinya membuatnya tak tega. Ia tau, Jika sudah berjanji Abinya akan menepati janjinya itu. Kyai Abimana yang melihat itu pun paham jika anaknya perlu waktu untuk memikirkan semua ini.

"Abi paham, kamu perlu waktu untuk memikirkan permintaan Abi ini, Nak," ucapnya lagi.

🐰🐰🐰

Pagi ini Khadijah sudah siap dengan seragam muslim sekolahnya. Ia pun turun ke bawah untuk sarapan.

"Assalamualaikum. Pagi, Mi, Bi," sapanya sambil menarik kursi meja makan.

"Waalaikumussalam, Nak. Kita sarapan dulu, ya," ujar Ummi Aisyah seraya mengambilkan sarapan untuk putri dan suaminya itu.

Setelah sarapan selesai, Khadijah tak langsung berangkat ke sekolah karena ucapan sang Abi. "Sepulang sekolah nanti, kamu langsung pulang, ya, Nak. Ada yang ingin Abi dan Ummi bicarakan sama kamu," ujar Abi Rahman menatap wajah putrinya itu. "Dan ini penting," lanjutnya.

"Baik, Abi. Nanti sepulang sekolah, Khadijah langsung pulang ke rumah," jawabnya. "Kalo gitu, Khadijah berangkat dulu, ya. Bi, Mi," ucapnya lagi.

"Hati-hati di jalan ya, Nak."

Sementara di kantor, Gus Pahsya terus saja memikirkan perkataan Abinya semalam. Tapi, bagaimana nasib perasaannya yang sedang mencintai seseorang?

🐰🐰🐰

Khadijah sudah pulang sekolah beberapa menit lalu. Kini, ia tengah berada di ruang keluarga bersama Abi dan Umminya. Dihadapannya terlihat Abi Rahman dengan wajah yang serius.

"Apa yang ingin Abi bicarakan dengan Khadijah, Bi?" tanya gadis itu bingung.

"Abi ingin memberitahumu tentang rencana Abi dulu untuk menjodohkanmu dengan anak sahabat kecil Abi, Nak," ujar Abi Rahman menatap sang anak.

Khadijah yang mendengar itu pun terkejut bukan main. Melihat raut wajah terkejut sang anak, Abi Rahman mengerti. Ia pun coba menceritakan kepada Khadijah.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang