BAB 15 : Surabaya

1.2K 98 31
                                    

HAI PEMBACA SETIA, SEBELUMNYA, UMMA MAU MINTA MAAF ATAS KETERLAMBATAN UPDATENYA. DIKARENAKAN ADA SUATU HAL YANG GAK BISA DITINGGAL🙏

SEBELUM BACA, JANGAN LUPA VOTENYA YA

HAPPY READING


Gus Pahsya sudah berada di kantornya sejak satu jam lalu. Laki-laki itu tengah sibuk dengan laptopnya. Tak lama, terdengar ketukan pintu dari luar. Fahmi sekretarisnya masuk membawakan berkas persetujuan kerjasama.

"Selamat pagi, Pak," sapa Fahmi seraya menyampaikan maksudnya. "Pagi," jawab Gus Pahsya pelan.

"Saya kesini mau menyerahkan berkas penyetujuan pembagunan gedung baru perusahaan Pak," Fahmi berkata lagi seraya menatap Gus Pahsya di hadapannya.

"Terima kasih, Fahmi. Nanti saya cek dan tandatangani."

"Baik pak, kalo gitu saya permisi pak," pamit Fahmi kepada Gus Pahsya kemudian melangkahkan kaki keluar ruangannya.

🐰🐰🐰

Sementara di kediaman orang tua Khadijah, laki-laki paruh baya tengah melamun di teras rumahnya. Wajahnya terlihat murung. Tak lama, seorang perempuan datang menghampiri Abi Rahman.

"Abi, ini Ummi bawakan teh manis hangat untuk Abi," ucap Ummi Aisyah seraya menyodorkan minuman itu pada suaminya. Melihat itu, tangan kanan Abi Rahman bergerak mengambil minumannya. Ummi Aisyah pun langsung duduk di samping Abi Rahman.

Melihat wajah murung suaminya, Ummi Aisyah mulai bertanya. "Abi kenapa? Ada masalah?" Mendengar itu, Abi Rahman langsung menatap ke arah Ummi Aisyah.

Abi Rahman mengangguk. "Iya Mi. Abi ditugaskan untuk berangkat ke Surabaya dari kantor," ujar Abi Rahman menjelaskan. Mendengar itu, Ummi Aisyah menatap suaminya itu. "Kok mendadak, Bi?" tanya Ummi Aisyah lagi.

"Abi juga di kasih tau mendadak Mi. Tadi, Abi dapat telepon dari kantor, katanya Abi disuruh berangkat ke Surabaya. Untuk menjadi mandor di sana--" Abi Rahman menjeda ucapannya. "Satu sisi, Abi senang. Itu artinya, jabatan Abi naik. Tapi, di satu sisi, Abi gak mau meninggalkan Ummi sama Dijah," lanjutnya.

Mendengar itu, Ummi Aisyah menatap Abi Rahman. "Jika seperti itu, In syaa Allah, Ummi akan temani Abi," tutur Ummi Aisyah seraya mengusap bahu suaminya pelan. "Untuk masalah Dijah, nanti Ummi yang akan bicara lewat telepon," ujar Ummi Aisyah lagi.

"Abi berapa lama di Surabaya?"

"Seminggu, Mi," jawab Abi Rahman seadanya. "Kalo ummi mau temani Abi, Insya Allah kita berangkat besok." Abi Rahman berkata lagi. Dibalas anggukan kepala oleh Ummi Aisyah.

🐰🐰🐰

Khadijah baru saja selesai melaksanakan shalat dhuhanya. Gadis itu duduk di atas sejadahnya sambil mengangkat tangannya berdoa. Setelah beberapa menit gadis itu selesai dan merapikan mukena juga sejadahnya.

Tak lama, terdengar suara dering telepon dari ponselnya yang ada di atas nakas, Khadijah segera mengambil benda pipih itu. Di layarnya tertera nama Umminya. Tangan kanannya segera menekan ikon hijau dan mengangkatnya.

"Halo Assalamualaikum, Ummi," sapa Khadijah pelan lewat sambungan telepon. "Ummi sama Abi baik-baik aja, 'kan?"

"Alhamdulillah, Ummi baik-baik aja, Nak. Kamu sama Pahsya gimana? Sehat, 'kan?"

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang