BAB 10 : Gusku Imamku

2.1K 150 99
                                    

Assalamualaikum, hai Umma comeback. Sebelumnya Umma mau minta maaf atas keterlambatan update. Dikarenakan selama seminggu kemarin Umma lagi ujian.
Doakan hasilnya bagus ya hihihi

HAPPY READING YA
Awas salting loh yaa😏

🐰🐰🐰

"Dia memang bukan laki-laki pertamaku, tapi, dia yang mencintaiku dengan tulus."
- Khadijah Umaizah Rahma -

Gus Pahsya sudah siap dengan kemeja putih serta jas hitamnya. Pagi ini ia mulai berangkat ke kantor. Sementara Khadijah berada di dapur menyiapkan sarapan.

Tak lama, Khadijah datang membawa dua piring nasi goreng dan ayam di atasnya. Tak lupa, timun sebagai pelengkapnya. Khadijah meletakkan piring itu di meja makan. Di sana, tampak Gus Pahsya sudah menunggu.

"Pagi sayang," sapa Gus Pahsya ketika melihat Khadijah berjalan ke arahnya. Khadijah tersenyum. "Pagi juga Gus."

"Kamu masak apa, Jah?" tanya Gus Pahsya sambil menatap istrinya.

"Khadijah masak nasi goreng sama ayam Gus. Maaf ya, Khadijah cuma bikin ini aja," ujar Khadijah tak enak.

"Gapapa, sayang. Apapun makanan yang kamu masak, aku akan tetap makan kok," tutur Gus Pahsya lembut seraya memegang kedua tangan istrinya itu.

"Apapun?"

Gus Pahsya mengangguk. "Walaupun itu keasinan, kemasinan, bahkan gosong pun akan tetap aku makan. Karena bagi aku, cukup makan masakan kamu dan ditemenin kamu, semuanya jadi enak banget." Gus Pahsya berkata pelan seraya menarik kursi meja makan mempersilakan istrinya untuk duduk. "Duduk sini, sayang."

Mendengar itu Khadijah tersenyum. Tak terasa pipinya memerah. Gus Pahsya yang melihat itu terkekeh. "Cie, pipinya merah," goda Gus Pahsya. "Kamu salting ya?"

"E-enggak, Khadijah gak salting. Biasa aja ah perasaan," elak Khadijah menahan malu.

"Janji gak salting?"

🐰🐰🐰

Gus Pahsya sudah berada di ruang kerjanya. Setengah jam lagi, ia akan mengadakan rapat bersama client.

Tak terasa rapat akhirnya selesai. Semuanya mengucap syukur, karena masalah perusahaan sudah teratasi dengan baik.

"Alhamdulillah ... akhirnya, masalah sudah selesai. Saya harap, kalian bisa mengambil hikmah dari kejadian ini," ujar Gus Pahsya sambil menatap para karyawannya. "Sekarang, waktunya ishoma," ucapnya lagi.

Mendengar itu, karyawannya pun keluar meninggalkan ruang rapat. "Baik pak. Kalo gitu kami permisi," ujar salah satu karyawan. Gus Pahsya mengangguk mengiyakan.

Gus Pahsya masih duduk di ruang rapat. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia pun mengambil benda pipih itu dari saku jasnya. Senyum kecil terbit dibibirnya saat melihat nama yang tertera di sana.

Khadijahku sayang

Assalamualaikum Gus, lagi sibuk ya?

Waalaikumussalam Khadijahku. Enggak kok sayang, ada apa?

Gapapa kok, Gus. Khadijah cuma mau mengingatkan aja, jangan lupa makan siang, ya.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang