Pahsya Rabbani Al Fathir

2.3K 223 66
                                    

"Jangan menaruh harapan kepada
seorang laki-laki, jika ia tak bisa memberimu sebuah kepastian yang kamu inginkan"
- Pahsya Rabbani Al Fathir -

🐰🐰🐰

Terlahir dari keluarga Kyai tak membuat Pahsya merasa takabur. Ia tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Pria pemilik nama lengkap Pahsya Rabbani Al Fathir itu merupakan seorang Gus muda lulusan Universitas Al Adzhar, Kairo, Mesir. Selain itu, ia juga seorang CEO di perusahaan milik keluarganya.

Kesehariannya tak jauh dari mengurus perusahaan, mengajar mengaji, serta membaca al qur'an. Menurutnya, menjadi seorang CEO bukan hal yang mudah. Namun, ia tetap menjalankannya dengan sepenuh hati. Baginya, ini adalah amanah dari Allah swt yang dititipkan padanya.

"Shodaqallahul adzim ..."

Malam ini, seperti biasa ia mengajar mengaji anak-anak muridnya. Gus Pahsya mengajar dengan sabar. Anak-anak sangat senang diajarkan mengaji dengannya. Mereka bilang, "Gus Pahsya Ganteng."
Hahaha....

"Sekarang, kalian boleh pulang, ingat! Langsung pulang ya." Gus Pahsya berkata sambil mengusap kepala mereka satu persatu. "Assalamualaikum, Gus Pahsya. Kita pulang dulu, ya," ucap salah satu muridnya pada Gus Pahsya.

"Waalaikumussalam, hati-hati dijalan ya," ucap Gus Pahsya sembari menatap mereka yang mulai menjauh.

🐰🐰🐰

"Kamu, sudah selesai mengajar, Nak?" tanya Ummi Fatimah seraya menyiapkan makan malam.

"Alhamdulillah, sudah, Ummi." Gus Pahsya menghampiri ibundanya sekaligus mencium tangan ibundanya.

"Yasudah, sekarang, kita makan malam dulu ya sayang," ucap Ummi Fatimah pada putranya itu.

Gus Pahsya mengangguk. "Abi mana, Mi? Kok belum turun ke bawah untuk makan malam?" tanya Gus Pahsya.

"Abimu masih di atas, Nak, sebentar lagi turun kok, kita tunggu saja ya," ujar Ummi Fatimah.

Tak lama, terdengar suara langkah kaki menuruni anak tangga. Kyai Abimana turun untuk makan malam bersama. "Udah kumpul ternyata. Maaf ya, Abi kelamaan turunnya," kata Kyai Abimana sambil menarik kursi meja makan.

"Gapapa, Bi. Pahsya baru aja kok," ucap Gus Pahsya menatap Abinya.

"Yasudah, sekarang makan jangan banyak bicara," timpal Ummi Fatimah.

"Nak, Abi ingin bertanya padamu. Bagaimana keadaan perusahaan?" tanya Kyai Abimana sembari menatap wajah putranya itu.

"Alhamdulillah, Bi. Perusahaan baik-baik saja, kok. Gak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas Gus Pahsya menjawab pertanyaan Abinya.

"Baiklah, Nak, kalau begitu--" ucapan Kyai Abimana terpotong sebab Ummi Fatimah berkata, "Siapa dulu. Anak Ummi gituloh," celetuk Ummi Fatimah. "Terima kasih banyak, ya, Nak. Kamu sudah mau membantu Abi untuk mengurus perusahaan," lanjutnya.

"Iya, Bi. Sama-sama. Lagi pula mengurus perusahaan 'kan sudah menjadi tugas Pahsya. Gus Pahsya berkata pelan. "Insya Allah, Pahsya akan mengurus perusahaan sesuai yang Abi amanahkan sama Pahsya," Gus Pahsya melanjutkan.

Mereka pun menikmati makan malam dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan.

🐰🐰🐰

Besok pagi, ada acara Isra Mi'raj di masjid. Karena kamu gak ke kantor, Ummi mau minta tolong sama kamu boleh?" tanya Ummi Fatimah seraya merapikan piring kotor.

"Boleh, Ummi. Mau minta tolong apa sama Pahsya. Insya Allah, Pahsya akan bantu sebisa Pahsya, Mi."

"Jadi begini, Nak. Ustadz yang biasa mengisi tausiyah di masjid, besok berhalangan hadir mengisi acara Isra Mi'raj. Ummi mau minta tolong sama kamu. Besok untuk mengisi tausiyah yah," pinta Ummi Fatimah sambil menatap Gus Pahsya.

"Insya Allah, Pahsya bisa, Mi. Besok pagi, Pahsya akan mengisi tausiyah di masjid. Kalau Pahsya boleh tau, besok acaranya jam berapa, Mi?" tanya Gus Pahsya menatap ibundanya.

"Acaranya mulai jam sembilan pagi, Nak."

"Begitu ya, Mi. Kalau gitu, nanti Pahsya berangkat ke masjid bareng Abi, ya, Mi," ucap Gus Pahsya seraya menoleh menatap sang Abi.

"Boleh saja, Nak ... terima kasih kamu sudah mau membantu Ummi. Semoga Allah swt selalu melipatgandakan pahalamu, Nak."

"Aamiin. Sama-sama Ummi."













PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang