BAB 47 : Al Ummu Madrasatul Ula

775 41 1
                                    

ASSALAMUALAIKUM PEMBACA SETIA, UMMA KEMBALI UPDATE LAGI NIH..
Mohon maaf baru bisa up lagi, seharusnya waktu pemilu kemarin, cuma karena ada suatu hal, dan juga Umma masih ada ujian praktek jadi di tunda.

Berhubung sekarang ujian prakteknya udah selesai, Umma udah bisa up lagi. Sebelum baca, jangan lupa ditekan bintangnya ya🤗☺

Kira-kira jam segini masih ada yang baca gak ya? Coba absen di sini👉

Oke terima kasih yang sudah memberi dukungan dengan vote dan komen cerita ini di setiap paragrafnya...

HAPPY READING GUYS!!

"Istriku cuma satu dan akan tetap satu selamanya, walaupun banyak wanita di sini, tidak akan ada yang mampu seperti Khadijahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Istriku cuma satu dan akan tetap satu selamanya, walaupun banyak wanita di sini, tidak akan ada yang mampu seperti Khadijahku."
- Pahsya Rabbani Al Fathir -

🐰🐰🐰

Malam yang gelap gulita telah berganti oleh pagi yang cerah. Disambut mentari pagi yang sinarnya adalah hari, ditemani embun yang menetes di tepi jendela. Sinar matahari yang mulai dari tidur panjangnya, membuat pagi ini menjadi sempurna.

"Mar, skripsi kamu udah di ACC? Ameera bertanya pada Maryam yang sibuk mengetik di sampingnya. Dua orang itu sedang asik mengerjakan tugas semester akhirnya di rumah pohon.

"Sudah Ra, Tinggal yudisium aja. Kamu gimana?" Ameera mendadak murung mendengar pertanyaan Maryam.

Menyadari jika Ameera mendadak murung, Maryam mengusap bahu sahabatnya itu. "Semangat ya! Kita pasti bisa lulus bareng-bareng," ujar Maryam meyakinkan.

Memasuki semester akhir, dua insan perempuan itu disibukkan oleh skripsi. Maryam dan Ameera merasa lelah dengan semuanya. Tapi mereka ingat pesan Khadijah yang disampaikan untuk mereka berdua.

"Lebih baik menangis sekarang karena pedihnya menuntut ilmu, daripada menangis di kemudian hari karena penyesalan tanpa ilmu."

Pesan Khadijah itulah yang sampai saat ini masih menjadi pegangan sekaligus pengingat untuk mereka berdua menyelesaikan pendidikannya.

🐰🐰🐰

Tepat di hari ini, Pesantren Nurul Falah melaksanakan milad ke -50. Semua santri turut memeriahkan acara tersebut, termasuk Khadijah dan Gus Pahsya. Dengan tangan yang saling bertaut, pasangan itu menatap ke arah panggung. Di sana terdapat tim Marawis sedang membawakan sebuah shalawat. Khadijah menikmatinya dengan khidmat.

Gus Pahsya, yang duduk di samping Khadijah juga ikut menikmati alunan shalawat dengan perasaan campur aduk. Antara terharu, dan bahagia menjadi satu.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang