BAB 48 : Kebab Tengah Malam

792 44 3
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh pembaca setianya Umma. Apa kabar nih?

Gimana puasanya lancar? Btw kalian ikut Muhammadiyah atau NU?

Pokoknya semangat terus puasanya ya. Semoga menjadi amal jariyah untuk kita semua🤗

Maaf banget Umma baru bisa up, dikarenakan sebuah urusan yang harus di prioritaskan sebagai anak kelas XII semester akhir. Umma harap kalian mengerti ya☺🙏

Sebelum lanjut ke cerita Khadijah dan Gus Pahsya jangan lupa komen dan votenya ya. Umma sedih banget tiap up halaman komennya kosong😭

Oke, terima kasih untuk yang udah vote dan komen ya. Ingat jangan jadi pembaca pasif!

Happy Reading

4 bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 bulan kemudian

Pesantren Nurul Falah sedang ramai-ramainya, para santri dijemput orang tuanya karena perpulangan memasuki bulan Ramadhan.

Mereka berbaris di lapangan menyalimi tangan Gus Pahsya dan Kyai Abimana. Tak lupa para pengurus. Lelaki dengan jubah gamis putih dilengkapi sorban merahnya itu, mensejajarkan tubuhnya untuk memeluk mereka. Sesekali memberikan nasehat.

"Baik-baik di rumah, nurut sama orang tua ya. Gus tunggu kehadiran kalian kembali." Gus Pahsya berkata. Mendapat anggukan kepala dari santrinya.

"Baik, Gus Pahsya. Kami akan ingat nasehat Gus," ujar mereka serentak.

Setelah memastikan semua santri pulang ke kediamannya, Gus Pahsya memasuki area dalam untuk berbincang dengan Ummi dan Abinya. Malam ini, Gus Pahsya juga Khadijah akan menginap di kediaman Ummi Fatimah dan Abi Abimana.

🐰🐰🐰

"Maa syaa Allah, anak Umma. Sudah semakin besar ya, hm? Umma berharap, nanti kalo kamu udah terlahir ke dunia jangan merasa kesepian ya Nak, Umma dan Baba akan selalu ada untuk kamu. Kasih sayang, cinta, serta doa kami selalu mengalir untuk kamu sayang," Khadijah bermonolog.

Memasuki bulan keempat, Khadijah sering merasakan sakit pinggang juga gampang lelah. Selain itu juga dirinya sering merasakan kram pada perutnya. Karena inilah, dirinya dan Gus Pahsya menginap di rumah Ummi Fatimah.

Suaminya itu tidak mau terjadi apa-apa dengan dirinya. Meski Khadijah menolak untuk menginap disini, karena takut merepotkan Abi Dan Ummi. Tapi Gus Pahsya tetaplah Gus Pahsya, yang tidak terima penolakan.

"Banyak perubahan terjadi pada diri Umma semenjak Umma mengandung dirimu, Nak. Dan karena itu, kamu tidak pernah berhutang budi apapun pada Umma. Lahirlah dengan selamat dan sehat tanpa kekurangan apapun Nak. Umma dan Baba menanti kehadiranmu," ujar Khadijah lagi seraya mengelus perutnya yang membuncit.

PERMATA UNTUK KHADIJAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang