Belum ada setengah perjalanan menuju gerbang utama, Sreya terduduk di trotoar sambil mengibaskan tangannya.
"Kenapa gerbang dan rumah harus berjauhan seperti ini sih!. Takut ada maling apa?! Lagian juga maling akan mikir dua kali masuk ketempat seperti ini." Ucap Sreya kesal.
Jalan menuju gerbang utama kediaman Matthew ini melingkar, ditengah-tenghnya terdapat air mancur dengan patung mahkota raja melambangkan simbol keluarga Matthew. Arsitektur mewah kediaman ini bahkan bisa dilihat hanya dari luarnya saja.
Setelah berjalan cukup jauh ditemani sinar matahari yang lumayan membakar kulit. Akhirnya Sreya berhasil sampai di gerbang utama walaupun hanya tinggal separuh nafas.
"Si pengawal gila itu benar-benar tidak menolongku. Ais kakikuu" ringis Sreya sambil memijit pelan kakinya.
"Heii buka gerbangnya, kalian menunggu apa hah?" sentak Sreya kepada lima pengawal yang menjaga gerbang utama yang sedang menatapnya bingung.
"Anda sampai juga nona"
Suara salah satu pengawal mengalihkan atensi Reya, dia menengok keasal suara melihat pengawal pria yang berbicara dengannya didepan rumah tadi sedang duduk dimobil listrik.
"K-kau!" ucap Sreya geram sambil melihat mobil listrik yang ditumpangi pengawal itu. Jika ada kendaraan seperti ini kenapa harus menyuruhnya jalan kaki pikirnya.
"Maaf nona, saya hanya memastikan anda tidak pingsan. Sekarang apa kaki anda baik-baik saja?" tanya pengawal itu dengan nada mengejek.
Sreya menahan nafasnya yang mulai memburu, ia yakin pengawal ini membalasnya karena ia mengumpat tuannya tadi.
"Arkhh memang kalian semua gila! cepat buka gerbangnya!!" teriak Sreya melengking membuat para pengawal dengan cepat menekan remote kontrol gerbang untuk membukanya.
****
Dave Matthew
"Menu makan siang dimasak sesuai dengan apa yang diberikan ahli gizi"
Biru menangguk kemudian berjalan kearah pria yang sedang duduk menyilang dikursi sofa dengan jas hitam melekat ditubuhnya.
"Tuan muda, minuman anda." .
Dave menengguk minumannya pelan menikmati setiap rasa wine yang memiliki kombinasi rasa dari aroma blackcurrant dengan aroma pohon oak yang sangat cocok di lidahnya.
Bibirnya menyunggingkan senyum tipis membuat para pelayan yang berdiri di setiap sudut ruangan bisa sedikit menghirup udara.
Biru yang berdiri dibelakang Dave menyuruh para pelayan untuk membersihkan peralatan makan yang ada dimeja.
Orang-orang yang mengenakan pakaian putih dibalut rompi hitam khas ala waitress dengan sigap langsung melangkahkan kakinya menuju meja tempat orang berkuasa ini duduk. Para waitress menahan napasnya saat tangan mereka terulur untuk mengambil peralatan makan, masih dengan senyuman yang harus tetap terbit di bibirnya walau entah sudah seheboh apa jantung mereka berdisko didalam.
Dave berdiri dari duduknya membuat para pelayan mematung diposisinya yang sedang mengambil piring dan beberapa alat makan lainya.
"Dave? apa ada lagi yang kau butuhkan?." pria berbalut jascook dengan topi tinggi diatas kepala berjalan menghampiri Dave.
"Tidak ada" Jawabnya kemudian berjalan keluar dari ruang makan diikuti Biru dibelakang.
Dave masuk kedalam mobil saat Biru membukakan pintu belakang. Pria itu menghela nafas sambil menyenderkan kepalanya dikursi.
Biru mendudukkan dirinya dibelakang kemudi lalu mulai menyemprotkan cairan bening berbau harum distir kemudi. Pria berstatus asisten seorang pengusaha besar itu mulai mengelap beberapa benda yang mungkin akan disentuhnya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Baby
RomanceMengandung anak seorang CEO? Pria keras kepala yang perintahnya menjadi titah bagi setiap orang. *** Perjodohan antara aku dan CEO itu akan berakhir beberapa hari lagi. Lima bulan lebih aku bertahan, akhirnya akan terbebas. Aku bersuami tapi merasa...