Memilih Pergi

50.2K 3.5K 1K
                                    

"Kak Dave udah sadar kan?! iya kan!" Delvin memberontak saat tubuhnya ditarik keluar dari bangunan yang beberapa bulan ini menjadi tempat dirinya dikurung.

Raeyon menatap malas pria didepannya kemudian meminta anak buahnya membawa Delvin masuk kedalam mobil.

"Kak Dave, mana dia? aku ingin bertemu" Delvin bersimpuh didepan Raeyon membuat beberapa penjaga disana tidak berani mengangkat pria itu paksa.

"Tolong" Delvin mengatupkan kedua tangannya meminta Raeyon yang saat ini menatapnya datar.

"Lagi pula tuan tidak ingat anda tuan muda" ucap Rayon datar membuat Delvin berdiri.

"Jangan bicara sembarangan!" Delvin menyentak saat tangannya ingin memukul Raeyon beberapa penjaga langsung memegangnya.

"Kenapa? anda juga yang membuat tuan menjadi seperti sekarang "

"Aku mau ketemu kak Dave"

"Nikmati tempat baru anda tuan" ucap Raeyon lalu pergi meninggalkan Delvin yang berteriak padanya.

Dalvin mendongak menatap balkon kamar kakaknya kemudian ia melihat sosok wanita yang juga sedang menatapnya.

"Istri kak Dave" gumam Delvin kemudian terdiam.

****

"Tuan anda tidak perlu memaksakan diri" ucap Biru saat melihat Dave diam sambil menatap ke depan.

"Bi apa istriku melakukannya dengan baik?"

"Sejauh ini tidak ada kesalahan tuan"

"Dia pasti kesulitan"

"Ya nona banyak belajar"

"Dia marah padaku sekarang" ucap Dave sambil memainkan pena ditangannya.

"Bagaimana caranya menjelaskan jika aku membutuhkannya dan anak kita"

"Tuan-"

Dave tertawa kemudian berdiri dari kursinya membuat Biru langsung bergegas membantu Dave berjalan kearah kaca.

"Sepertinya ini karma karena pernah meremehkannya"  ujarnya sambil diam menatap bangunan-bangunan tinggi didepannya.

"Daya tariknya kuat Bi" ucap Dave sambil berbalik.

"Tuan apa saya harus memberitahu nona?" tanya Biru hati-hati.

"Memberitahu apa?"

"Jika anda mencintainya" jawab Biru membuat Dave tertawa.

"Dia membenciku sekarang" ujar Dave membuat Biru diam sambil memapah pria itu duduk kembali di kursinya.

Akhirnya waktu yang ditunggu Dave tiba, sore hari menjelang malam semua pekerjaannya selesai. Tidak sepenuhnya, hanya yang pokok dan harus mendapatkan perhatiannya saja sisanya biar Biru yang mengerjakan pikir pria yang sedang melihat jalanan kota yang baru saja diguyur hujan.

"Bi berhenti jika ada penjual kue lumpur" ucap Dave membuat Biru mengerutkan keningnya.

"Tuan apa mau kerestoran tempat Jinna saja?"

"Tidak itu kejauhan, sepertinya didekat taman kota ada. Berhenti disana nanti"

"Baik"

Biru menghentikan mobilnya saat sampai didepan taman kota, pria berjas maroon itu melihat stand kue tradisional didepannya kemudian meneguk ludahnya kasar.

"Tuan disana ramai, saya akan minta Jinna untuk mengirimkan kue lumut kerumah utama bagaimana?" tanya Biru hati-hati.

"Kue lumpur bukan lumut" jelas Dave kemudian melepas jas dan dasi dari lehernya.

He's My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang