"Dia tidur?" gumam Dave sambil menutup pintu kamar ruang rawat.
Dave duduk dikursi sambil menyangga kepalanya memiringkan kepala lalu tersenyum tipis "Dia lumayan juga" ucapnya kemudian menggelengkan kepala.
Tok...tok...tok
Ceklek
Dave melihat kearah pintu ternyata staf dapertemen rumah sakit yang masuk.
"Maaf mengganggu tuan, kamar untuk anda istirahat sudah siap"
Dave menegakkan badannya,"Aku mau tidur disini" ucapnya sambil kembali menyenderkan bahu..
"Tapi tuan-"
"Aku sendiri yang minta bilang itu pada Bima. Pergilah"
Staf rumah sakit menundukkan kepala sebelum pergi keluar. Dave bangun dari duduknya lalu mengunci pintu.
"Mereka pasti akan menganggu lagi"
Dave menyingkap selimut Reya kemudian membaringkan tubuhnya hati+hati disebelah wanita itu.
Reya yang merasakan pergerakan membuka mata kemudian melotot terkejut.
"kenapa tidur disini?" tanya Reya membuat Dave mendengus.
"Kau mau biarkan aku tidur di sofa?"
"Tidak, bukan begitu maksudku. Kenapa tidak pulang saja? pasti tidak nyaman disini lagi pula besok kan kamu masih kerja, disini juga ada banyak suster yang menjagaku"
"Kata siapa? disini juga nyaman" Dave tiba-tiba berbalik melingkarkan tangannya diatas perut Reya..
Menelusupkan wajahnya keleher wanita itu membuat seluruh badan Reya merinding.
Kenapa pria ini? batin Reya sambil memalingkan wajahnya.
"Tidur"
"Ini juga mau tidur"
Tok....tok...tok
"Tuan buka pintunya"
Tok...tok.....tok
"Dave buka!"
"Kamu kunci pintunya?"
"Hmm, biarikan saja, lights off " ucap Dave kemudian seluruh lampu ruang rawat redup.
Bima yang melihat cahaya diruang rawat Reya padam menghembuskan nafasnya kasar.
"Apa tidak ada kunci cadangan?" tanya Biru panik.
"Kau mau buat Dave mengamuk? dia sendiri yang mau tidur disini jadi biarkan saja"
"Tapi belum ada selimut dan bantal didalam, mana mungkin ku biarkan tuan Dave tidur disofa"
Bima membalikkan badannya sambil berdecak, "Bodoh sekali" ucapnya sambil menggelengkan kepala.
"Apa maksudmu?"
Bima berbalik dengan wajah malas, "Mana mungkin Dave mau tidur disofa pasti mereka tidur bersama. Ranjangnya kan besar"
"Apa?!"
Bima melanjutkan langkahnya, Biru mengikuti dari belakang.
"Apa tidak bahaya?"
"Bahaya apanya! Reya sudah hamil apanya yang harus dikhawatirkan?!"Bima menjawab dengan geram sambil mengusap wajahnya kasar.
****
Reya mengangguk saat dokter ortopedi menjelaskan kondisi tulang kakinya.
"Empat suster akan berjaga disini, jika anda perlu kekamar mandi tolong jangan berjalan sendiri nona"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Baby
RomanceMengandung anak seorang CEO? Pria keras kepala yang perintahnya menjadi titah bagi setiap orang. *** Perjodohan antara aku dan CEO itu akan berakhir beberapa hari lagi. Lima bulan lebih aku bertahan, akhirnya akan terbebas. Aku bersuami tapi merasa...