Dave menunduk singkat membalas sapaan perawat wanita yang berpapasan dengannya
Membuka pintu ruang rawat kemudian menutup kembali pintunya dengan cepat sambil memegang dadanya.
Raeyon melihatnya lalu segera berlari menghampiri Dave yang masih Dave memegangi dada kirinya.
"Tuan anda baik-baik saja? perlu saya panggil dokter?"
Dave menggeleng sambil menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskan pelan.
"Anda harus istirahat tuan, apa itu buat nona? biar saya saja yang memberikannya" ucap Raeyon saat melihat keresek transparan ditangan Dave.
Baru saja akan memegang gagang pintu Dave langsung menepis tangan Raeyon, "Ku bunuh kau kalau sampai masuk"
"Pergi sana" usir Dave membuat Raeyon mengernyitkan keningnya.
"Maksudnya tuan-"
Ucapan Raeyon terpotong saat pintu ruangan terbuka lalu keluar perawat yang membawa baju bekas Sreya.
"Selamat sore tuan" sapa perawat wanita menunduk lalu berjalan pergi.
"Jangan biarkan orang lain masuk, apalagi kau" ucap Dave lalu membuka pintu ruang rawat kemudian menutupnya lagi.
"Sudah pulang kantor?" tanya Reya sambil mengancingkan bajunya.
Dave berdehem lalu meletakkan bawaannya dimeja.
"Itu titipanku? mana kemari biar aku makan"
"Lain kali kalau mau ganti baju pintunya jangan lupa dikunci" ucap Dave sambil duduk lalu membuka bungkus kue yang tadi ia beli.
"Memang siapa yang mau lihat"
"Ini makan" Dave menyodorkan kue yang sudah ia potong kedepan mulut Reya.
Reya membuka mulutnya lalu mengunyah kue lumpur yang sudah lama tidak ia makan.
"Dokter bilang nanti malam aku sudah bisa pulang"
Dave mengangguk lalu kembali menyodorkan sesuap kue kedepan mulut istrinya.
"Jadi?" Reya tidak menerima suapannya membuat Dave berdecak.
"Bima sudah bilang tadi"
Reya membuka mulutnya kembali mengunyah, "Jadi nanti kita pulang?"
"Besok"
"Kenapa besok?" ucap Reya protes tidak terima.
"Sekalian USG, aku mau tau kondisi anak kita" ucap Dave lalu berdiri membuang kantong plastiknya ditempat sampah.
"Mau jalan-jalan?"
Reya mendongak melihat Dave lalu mengangguk.
"Aku mandi dulu"
****
"Kau pernah pacaran?"
Reya mendongak melihat wajah Dave yang sedang mendorong kursi rodanya, tidak salah dia menanyakan itu pikrinya.
"Ya pernah"
Dave tergelak tidak percaya, pria itu mengeratkan tangannya pada pegangan kursi roda.
"Siapa pacarmu? aku kenal? apa kalian masih berhubungan?"
"Dia seniman, terakhir kali berhubungan waktu aku masuk semester tiga"
"Ah seniman ternyata" Dave mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kenapa memangnya?"
"Tidak apa-apa"
"Wanita yang marah-marah padaku dirumah sakit kemarin pacarmu?" Reya gantian bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Baby
RomanceMengandung anak seorang CEO? Pria keras kepala yang perintahnya menjadi titah bagi setiap orang. *** Perjodohan antara aku dan CEO itu akan berakhir beberapa hari lagi. Lima bulan lebih aku bertahan, akhirnya akan terbebas. Aku bersuami tapi merasa...