Tiga hari berlalu Rea menatap putra keduanya yang baru saja dimasukkan kedalam stroller bayi itu dengan perasaan haru yang tidak bisa ia jelaskan.
Semalam dokter mengatakan padanya jika putra keduanya dalam kondisi baik-baik saja. Tidak ada kecacatan pasca atau sebelum lahiran. Rasanya sudah ia tidak meminta apapun lagi sekarang, kedua putranya baik-baik saja sudah lebih dari cukup.
"Nona mata mereka berbeda, yang satu mata milik asia dan yang satunya milik eropa" ucap Kania terkekeh sambil meletakkan putra pertama Rea kedalam stroller yang sudah terlelap saat ia gendong.
Dia Kania Jonanka. Pasti tidak asing dengan marga belakang wanita itu. Perempuan tiga hari lalu yang Rea pikir akan mengambil anaknya lagi.
Reya hanya tersenyum tipis melihatnya, turun dari ranjang memperbaiki bajunya kemudian menoleh.
"Kita sudah bisa pulang sekarang?" tanyanya menatap Kania yang baru saja mendorong stroller bayi.
"Iya nona, semuanya siap. Tuan Dave meminta maaf karena tidak bisa menjemput anda. Beliau sudah terbang lebih dulu ke new york"
Reya diam, tidak masalah lagi pula sejak tiga hari lalu ia tidak pernah melihat pria itu. Dia sama sekali tidak mengunjungi anaknya.
"Kania kita pulang sekarang" ucap Rea kemudian mengambil alih stroller kedua putranya.
****
"Tuan anda baik-baik saja?"
Dave melihat kaca depan kemudian menoleh kembali menatap jalanan sambil memijit pelipisnya.
"Rea sudah kebandara?"
"Nona baru saja berangkat tuan"
"Pastikan mereka aman"
Raeyon mengangguk, "Tuan maaf rumah yang anda inginkan di new york belum kami dapatkan. Jika sudah pun harus kami rubah struktur letaknya"
Dave mengangguk sembari menutup matanya, "Lakukan saja. Hubungi Biru percepat pemindahan kantor pusat"
"Tuan sebenarnya ini akan sangat membebani anda. Pemindahan kantor pusat bukan sesuatu yang mudah"
Dave mengusap wajahnya kasar, "Aku sudah memutuskan"
Raeyon diam sudah tidak bisa lagi merubah keputusan pria itu jika Dave sudah diam.
"Aku mau anggur nanti malam"
Raeyon mengangguk sembari melirik kekaca depan melihat tuannya memejamkan mata sambil memijit pelipisnya.
*****
Perjalanan dari Peru ke New York City memakan waktu delapan jam. Pesawat pribadi Matthew memilih melakukan penerbangan non stop tanpa transit atas perintah langsung dari Dave.
Saat ini Reya sedang menatap lobi hotel didepannya kemudian menghembuskan nafas kasar.
"Tinggal berapa lama disini?" tanyanya menatap Kania yang baru saja mengeluarkan baby bag dari dalam mobil.
"Sampai tuan Dave menemukan rumah yang sesuai disini nona"
Reya menggeleng kemudian duduk di kursi ruang tunggu. Tersenyum menatap kedua putranya didalam stroller kemudian mengangguk saat seorang waiters meletakkan welcome drink dan snack didepannya.
"Rea"
Reya mendongak saat mendengar seseorang memanggil namanya. Wanita itu terkejut dengan cepat Rea berdiri melihat seorang wanita seumurannya tersenyum senang kearahnya.
"Jenifer" Rea langsung merentangkan tangannya dibalas pelukan hangat wanita berseragam waiters itu.
"Rea bagaimana-"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Baby
RomanceMengandung anak seorang CEO? Pria keras kepala yang perintahnya menjadi titah bagi setiap orang. *** Perjodohan antara aku dan CEO itu akan berakhir beberapa hari lagi. Lima bulan lebih aku bertahan, akhirnya akan terbebas. Aku bersuami tapi merasa...