"Apa-apaan kalian tadi hah?! bercanda didepan owner? kalian pikir tadi itu lucu!"
Reya dan Amel sama-sama menundukkan kepalanya mendengar kemurkaan Pak Pedro.
Pria itu berbicara tanpa henti dari setengah jam yang lalu. Sreya yang kelelahan merasa kepalanya berputar.
"Sekarang kerjakan tugas kalian!"
Amel menghembuskan nafas lega melihat Pedro pergi ke ruangannya.
"Sreya tadi itu kamu kenapa?"
"Tidak tadi itu...hanya-" Reya bingung ingin menjawab apa, wanita itu memilih berjalan kearah bangku untuk mengistirahatkan tubuhnya.
"Hanya apa? kalau tadi sikap kita ditegur pak Jarsy pasti semuanya semakin rumit!" bentak Amel membuat Reya semakin merasa bersalah
"Maaf kak aku hanya tidak terbiasa bertemu orang besar"
"Sikapmu tadi membuatku ikut terkena masalah!" ucap Amel kemudian pergi meninggalkan Reya yang sedang memijat kepalanya.
"Kenapa orang itu harus ada dimana-mana" ucap Reya pelan sambil menutup matanya.
"Anak baru udah buat masalah aja" cibir anak lainnya yang sedang membersihkan restoran.
"Ngapain duduk-duduk disana? kerjaanmu itu masih banyak! kerjain cepet!"
"Kamu ambil aja alat makan kotor dikamar 3907"
Reya mengalihkan pandangannya kearah suara wanita yang baru berbicara dengannya. Dilihat dari pakaiannya sepertinya wanita itu juga anak magang seperti dirinya.
Reya mengangguk kemudian berdiri dari duduknya.
"Jangan lupa bawa troli, piring kotornya banyak dan hati-hati"
"Baik"
***
Reya mendorong troli berisi piring dan gelas kotor bekas makan tamu dilorong hotel. Saat sampai didepan lift wanita itu menekan tombol turun.
Reya menunduk melihat roda troli yang sepertinya sedikit bermasalah. Mendengar lift terbuka wanita itu langsung mendorong trolinya masuk.
"HEI APA-APAAN INI! Oh My God jauhkan benda bau ini dari hadapanku!!"
Reya terdorong kebelakang saat seseorang mendorong kuat trolinya dari dalam lift.Reya mendongak melihat seorang pria sedang membersihkan pakaiannya karena terkena noda makanan.
"Oh Lord apa ini makanan sisa? menjijikan sekali" ucapnya sambil menutup mulutnya dengan satu tangan menahan mual.
Mengetahui siapa pria itu dengan cepat Reya memundurkan trolinya keluar meminta maaf kemudian membalikkan badannya.
Ya ampun dia ceonya, batin Reya sambil menutup mata. Mendengar pintu lift tertutup Reya menghembuskan nafasnya lega.
"Masuk"
Mata Reya membulat seluruh badannya merinding mendengar suara datar itu dari dalam lift. Ternyata pria tadi membuka kembali liftnya.
Dia tipe pendendam ya? batin Reya mau tidak mau mendorong trolinya masuk kedalam.
"Maaf tuan Jery saya tidak tau jika anda ada didalam lift tadi"
Minta maaf saja yang penting masalah ini cepat berakhir begitu pikir Reya.
Raut wajah Jersy berubah masam tapi pria itu dengan cepat mengubah mimik wajahnya. Dalam benaknya jika dia disini adalah seorang pemilik, jadi sebisa mungkin ia harus terlihat berwibawa. Mengingat ia sudah melakukan hal konyol didepan wanita ini tadi.
"Aku paham mungkin matamu terletak dikaki jadi tidak bisa melihat pria tampan sebesar ini didepanmu" ucap Jersy dengan nada dingin sambil menatap lurus kedepan.
Jika saja kata-kata tidak ada unsur ejekan pasti pria ini terlihat sama dengan Dave. Jika sedang serius suaranya bisa membuat orang langsung merinding, Reya jadi bingung sebenarnya yang mana sifat asli pemuda ini.
"Maaf pak" ucap Reya lagi sambil menunduk.
"Dan ingat aku paling benci dipanggil tikus" ucap Jersy sebelum dirinya keluar dari dalam lift.
Reya yang mendengar itu lagi-lagi meringis karena secara tidak sadar ia telah membuat kesalahan lagi.
***
Reya masuk kedalam mansion sambil menenteng seplastik cilok. Ia baru tau bekerja menjadi pelayan jam lemburnya tidak main-main. Jam pulangnya lewat tiga setengah jam karena ada event besar malam ini. Jika seperti ini terus ia yakin badannya akan remuk dalam waktu dekat.
Mobil Dave sudah terparkir didepan, tumben pria itu pulang pikirnya. Pantas saja jika malam ini rumah sangat ramai pelayan yang berlalu lalang.
Berjalan kearah lift sambil membuka bungkus plastiknya. Menusuk cilok pedas kemudian memasukkannya kedalam mulut.
Sensasi panas pedas dan gurih bercampur menjadi satu apalagi didalamnya ada lelehan keju membuat rasa cilok ini sangat luar biasa dilidah Reya.
Reya sampai menutup mata karena rasa cilok yang ia makan membakar mulutnya.
"Sembilan per sepuluh" gumamnya sambil masuk kedalam lift.
Ting
Lift terbuka wanita itu berjalan keluar masih sambil mengunyah cilok dimulutnya.
"Kyaaa!"
Reya berteriak sambil melempar setusuk cilok yang masih ada diujung tusuk satenya. Dilorong sepi menuju kamarnya ia melihat pria bertubuh jangkung, wajahnya tertutup facemask mengenakan kimono ungu tua dan sandal rumah beruang coklat.
"Fuck! Hoek apa-apaan yang mental tadi itu!!"
Reya menurunkan kedua tangannya yang ia gunakan untuk menutup wajahnya saat mendengar suara pria asli di depannya.
"Kau!!" bentaknya sambil menunjuk kearah wajah Reya.
"Sejak kapan banci bisa masuk kemari?" gumam Reya membuat pria itu menggeram.
Pria jangkung itu melepas masker wajahnya dengan kasar melemparnya dengan keras kesamping.
"Banci? setelah memanggilku tikus sekarang kau mengataiku banci!"
Reya membelalakkan matanya melihat siapa pria tinggi yang sedang menatap murka kearahnya.
"Kau pelayan tadi siang kan?! kenapa kau bisa sampai kesini? kau jadi pelayan juga disini?. Memangnya apa kemampuanmu? kerja saja tidak benar bagaimana bisa diterima masuk kerumah utama Matthew?!"
Reya merasa gendang telinganya berdengung mendengar suara pria ini. Suaranya melebihi ibu-ibu yang sedang bertengkar apalagi dinding-dinding rumah ini sangat tinggi membuat suaranya menggema.
"Pak itu apa!" Reya menunjuk keatas diikuti Jersy yang reflek menengok keatas.Memanfaatkan situasi Reya berlari kencang menuju ke kamarnya. Jersy yang sadar telah dibodohi mengumpat keras lalu mengejar wanita itu.
______
TBC!
_________
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Baby
RomanceMengandung anak seorang CEO? Pria keras kepala yang perintahnya menjadi titah bagi setiap orang. *** Perjodohan antara aku dan CEO itu akan berakhir beberapa hari lagi. Lima bulan lebih aku bertahan, akhirnya akan terbebas. Aku bersuami tapi merasa...