Sepeninggalan Dave, Sreya membanting semua barang-barang di kamarnya. Ia memegang perutnya sendiri sambil menggelengkan kepala.
"Tidak!, Dia tidak bersalah" ucapnya ketakutan, Sreya melirik kearah jendela kemudian berlari kearahnya tanpa mempedulikan kakinya tertusuk pecahan guci.
Sreya menyingkap tirai jendela dengan kasar melihat kebawah dimana ada banyak bodyguard yang menjaga ketat rumah ini. Saat matanya menangkap objek yang membuat hatinya terasa seperti terbakar ia meremas tirai jendela dengan kuat sambil menahan air matanya.
Sreya jatuh terduduk sambil memegangi perutnya sendiri, ia menangis berpikir tidak ada cara untuk kabur dari sini.
Hanya dua kemungkinan, kabur lalu tertangkap dan melompat tapi mati.
"Maafkan mama"
****
"Dave kau yakin?" tanya dokter Bima cemas mengikuti langkah cepat Dave berjalan menuju ke mobilnya.
"Ya, persiapkan tindakan aborsi untuk jam 10 besok pagi" jawab Dave tanpa menoleh.
"Kau gila?!" sentak dokter Bima marah membuat langkah kaki Dave terhenti tepat saat ia akan masuk kedalam mobil.
"Anak itu anakmu Dave!"
"Karena anak itu adalah anakku, aku bebas melakukan apa saja kan?" ucapnya tersenyum simpul kemudian masuk kedalam mobilnya.
"Tunggu Bi!" Bima menyekal lengan Biru saat pria itu akan membuka pintu didepan.
Biru dengan cepat menghempaskan tangan Bima dari lengannya.
"Maaf" ucap Bima sambil mengangkat kedua tangannya.
"Jangan menyentuhku sembarangan" ucap Biru sambil menyemprot pembersih bakteri pada jas yang terkena sentuhan Bima.
"Untuk hari ini saja Bi, aku mohon padamu bujuk Dave untuk menghentikan rencana gilanya itu. Bagaimanapun juga dia anak pertamanya" ucap Bima kembali dengan mode serius.
"Apa menurutmu aku punya kemampuan sebesar itu untuk mengubah keputusan tuan Dave?"
"Kau pasti bisa, kau kan selalu berada disampingnya dua puluh empat jam. Aku yakin dia pasti akan memikirkan ucapan mu"
"Bim, kau tau bagaimana kerasnya tuan Dave sejak dulu kan?. Keputusannya hanya akan berubah saat dia ingin mengubahnya sendiri. Bahkan jika kau meminta bantuan presiden sekalipunpun dia tidak akan mencabut keputusannya"
"Setidaknya-"
"Biru"
Sebuah suara berat langsung membuat tubuh mereka menengang. Kaca mobil belakang terbuka setengah menampilkan wajah Dave yang sedang menatap lurus ke depan.
"Apa masih lama?"
"Maaf tuan" Biru bergegas masuk kedalam mobil kemudian menjalankan mobilnya keluar pekarangan rumah utama.
Ting
Bima melihat pesan masuk di ponselnya, 'lakukan saja seperti yang dikatakan tuan Dave. Siapkan ruang aborsi tepat pukul 10 pagi besok'
Bima langsung meremas ponselnya kuat sambil menyibak rambutnya kebelakang.
"Argh sial, orang tua gila!"
****
07:37 am
Dave berdiri didepan cermin sambil mengikat dasinya sedangkan Biru berdiri tegak dibelakang Dave dengan membawa iPad ditangannya.
"Agenda hari ini, pukul delapan tanda tangan kontrak dengan tuan Granhye di luiqse' resort. Selanjutnya pukul 10 datang ke rumah sakit untuk tindakan aborsi dilanjut pukul dua belas-"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Baby
RomanceMengandung anak seorang CEO? Pria keras kepala yang perintahnya menjadi titah bagi setiap orang. *** Perjodohan antara aku dan CEO itu akan berakhir beberapa hari lagi. Lima bulan lebih aku bertahan, akhirnya akan terbebas. Aku bersuami tapi merasa...