Sadar?

36.2K 3K 296
                                    

Dua bulan sudah Reya duduk dikursi pimpinan, kini usia kandunganya sudah masuk bulan ke enam. Baru saja menutup berkas ditanganya, Biru masuk tanpa permisi membuatnya terkejut.

''Nona kita pulang sekarang''

Melihat ekspresi panik diwajah asisten Bi membuat jantungnya berdetak kencang. apa terjadi sesuatu dirumah pikirnya.

Reya mengangguk tanpa banyak bertanya kemudian berdiri mengikuti Biru.

Sampai dihalaman rumah, benar sudah banyak mobil yang terparkir sembarangan. Reya menghapus keringat didahinya saat melangkahkan kakinya masuk kedalam.

Diluar kamar rawat Dave Reya mendengar suara gaduh membuat langkahnya semakin pelan.

Saat ia masuk kedalam semua pandangan langsung menyorot kearahnya. Satu tatapan yang ia rindukan salah satunya.

Tas yang ia pegang jatuh kelantai saat kedua manik mata itu menatapnya lama.

''Dave kamu ingat dia?''

"Istrimu"

Dave memegang kepalanya melihat Reya

Reya mengarahkan pandanganya kearah Bima saat dokter muda itu berbicara. Reya kembali menatap Dave melihat lelaki itu yang sejak tadi diam.

''Keluar''

Semua orang terkejut mendengar Dave bicara, pasalnya sejak tadi  lelaki itu tidak berbicara apapun. Semua orang menurutinya kemudian satu persatu mereka keluar menyisakan pasangan suami istri didalam.

''Kenapa dokter tanya begitu? apa mungkin tuan lupa dengan istrinya sendiri?'' Biru tidak terima dan ia juga takut jika apa yang ada dipikiranya itu benar.

''Kecelakaan membuat saraf otaknya rusak jadi tidak menutup kemungkinan Dave hilang ingatan. Bi kita hanya bisa menunggu Reya untuk membuktikan kecuriganku itu tidak benar'' ucap Bima membuat orang-orang disana lemas.

Danise, Sarah, Amerra, Liam dan Jersy memilih duduk disofa depan kamar rawat. Biru melihat kanan kiri kemudian menemukan Raeyon tidak ada disana.

''Belum ada yang mengabari Raeyon?'' tanya Biru dibalas gelengan kepala Jersy.

''Ponselnya tidak aktif'' jawabnya.

Didalam kamar Reya masih berdiri ditempatnya melihat Dave yang juga menatapnya.

Pria itu memegang kepalanya kemudian menggeleng, "Ah tadi itu apa? ruangan ini rasanya pengap sekali"

Reya mengerutkan keningnya melihat nada bicara Dave tidak seperti biasanya.

"Siapa mereka tadi" gumam Dave sambil memegangi kepalanya.

"Dave?" Reya mendekat kearah Dave kemudian duduk dikursi samping  ranjang.

Tangan Dave terulur menyentuh perut Reya membuat wanita itu terkejut.
"Berapa bulan? besar sekali" ucapnya sambil tersenyum lebar saat tendangan kecil terasa ditelapak tangannya.

Jantung Reya berdetak tak karuan saat melihat senyum yang jarang Dave tunjukkan. Seakan teringat sesuatu Reya langsung menepis tangan Dave kemudian berdiri.

"Kau tidak ingat aku Dave?"

"Istriku?" jawabnya.

"Kau ingat?"

"Kau istriku kan? dokter itu mengatakannya"

Reya berbalik kemudian keluar dari ruang rawat Dave sampai didepan pintu semua orang berdiri mendekatinya.

"Reya, Dave-"

"Dia lupa" jawab Reya sebelum dokter Bima menyelesaikan pertanyaannya.

Tubuh Danise meluruh kelantai sambil menangis, takdir apa ini. Baru saja ia bertemu putranya sekarang tuhan kembali mencoba menjauhkan ia dengan putranya lagi.

He's My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang