Golf

41.4K 3.2K 1.1K
                                    


"Re"

"Hm?" Reya melirik kearah Jeni saat sahabatnya itu diam saja.

"Proyek amal Matthew ada di nomor satu berita se Amerika. Gila emang suamimu itu"

Reya berdecak kesal, ia kira apa pikirnya kemudian kembali menfokuskan diri pada kedua putranya.

Jeni membaca artikel di ponselnya seolah itu berita yang akan hilang ditelan bumi jika ia melewatkan satu kata saja. Lalu detik berikutnya ia berteriak membuat Reya langsung melempar wanita itu dengan bantal.

"Jen anakku mau tidur"

"Iya-iya maaf"

"Re tuan Dave orangnya susah ditebak ya? ini proyek pembangunan rumah sakit bersalin di Peru. Kenapa harus di sana?"

Gerakan Reya terhenti, wanita itu menoleh menatap Jeni yang masih seperti orang kesetanan menatap ponselnya.

"Rencana pembangunan selesai ditahun pertama anaknya. Oh my God. Ini beneran ditulis di web resminya MTH'Group" ucap Jeni melihat Reya sambil menunjuk kearah layar ponselnya.

"Kenapa tuan Dave memilih lahan bekas rumah kosong? di Peru lagi" Jeni berhenti membaca kemudian melirik kearah Reya.

"Jen aku sedang tidak mau membahas itu"

*****

Dave menutup pintu kamar, meletakkan tasnya dimeja kemudian melihat kedua putranya yang masih terlelap di baby box.

"Cepat besar, kalian menggelikan kalau seperti itu" gumam Dave kemudian mengigit bibirnya saat melihat salah satu anaknya menggeliat.

"Seperti ulat"

"Kecil sekali" Dave tertawa kemudian salah satu putranya menangis membuat putra lainnya terbangun.

Keduanya menangis membuat Dave memundurkan tubuhnya.

"Rea!" Teriaknya panik mencari Rea kedalam kamar mandi sampai ruang ganti.

"Dimana dia" Dave mengusap rambutnya kasar.

Dave keluar dari dalam kamarnya melihat Biru yang baru saja keluar dari ruang kerja. Langsung ia menyeret kemeja pria itu membuat sang empunya terkejut.

"Tuan ada apa?"

"Ulat-ulat itu menangis" jawab Dave cepat membuat Biru mengerutkan keningnya.

"Ulat? tuan ulat ap-" ucapan Biru terhenti saat Dave mengehentikan langkahnya didepan baby box.

"Cepat buat mereka berhenti menangis. Rea bisa marah padaku nanti"

"Tuan saya tidak bisa" Biru ikutan panik pria itu menggeleng cepat.

"Kau tidak bisa? yang benar saja! cepat lakukan!"

"Tuan saya tidak pernah menggendong bayi"

"Kau tidak punya adik?!" Dave menyentak

"Saya anak tunggal!"

Dave mengusap wajahnya kasar, "Kalau begitu kau ajak mereka main. Buat mereka berhenti menangis"

"Saya tidak pernah bermain dengan anak-anak tuan apalagi bayi"

"BI KAU!" Dave frustasi bisa gila dia mendengar suara tangis anak-anaknya yang semakin mengeras.

"Tuan dimana nona?"

"Aku tidak tau!"

"Tuan anda gendong saja. Anda ayahnya mereka pasti akan berhenti menangis"

Dave menggeleng tegas, bayi selembek itu bisa hancur jika ia gendong pikir Dave.

"Tidak mau. Kau saja yang gendong sana" Dave mendorong tubuh Biru kedepan.

He's My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang