Sejak Kapan Pelukan Ini Terasa Hangat?

12.2K 958 167
                                    

Pagi harinya Reya yang baru saja selesai mengunakan krim diwajahnya menoleh saat mendengar suara pintu ruang ganti terbuka.

Dave berjalan kearahnya sembari membawa dasi ditangan kirinya.

"Kamu sakit Dave?" tanya Reya sambil berdiri berniat memasangkan dasi pria itu.

Dave melewati Reya berjalan begitu saja keluar kamar, "Aku tidak pulang malam ini. Tidurlah dan jangan pergi kemanapun untuk menghindari ku" ucapnya sebelum pintu benar-benar tertutup.

Dave menutup pintu kamar sambil memijit pelipisnya berjalan lemas kearah ruang tengah sembari menyeka hidungnya yang kembali mengeluarkan darah.

Mengambil sapu tangan disaku jas menutup hidung dan mulutnya kemudian keluar ruangan hotel.

"Selamat pagi tuan" sapa dua orang penjaga yang berdiri tidak jauh dari kamarnya.

Dave mengangguk kemudian menoleh melihat Biru sudah berdiri didepan lift sambil melihat iPad ditangannya.

"Tuan Dave selamat pagi" ucap Biru sambil membungkuk kemudian menekan tombol lift kelantai bawah.

"Anda baik-baik saja?" tanyanya melihat Dave menutup hidung dengan sapu tangannya.

"Aku baik" jawab Dave sambil menurunkan sapu tangannya dan memasukkannya kedalam saku celana.

Biru melihat tidak ada yang salah mengadahkan tangan berniat menerima saputangan Dave sebelum pria itu memasukannya kedalam saku.

"Tuan anda sakit? bibir anda pucat" ucapnya khawatir.

"Tidak. Malam nanti pesankan aku kamar lain Bi"

"Ada masalah tuan? kenapa tiba-tiba?"

"Ikuti saja perintah ku" jawab Dave lalu keluar saat pintu lift terbuka.

Didalam kamar Rea diam menatap kebawah dimana para tim keamanan matthew berjaga dibawah, menoleh melihat kedua putranya dibaby box.

Tidak bisa seperti ini, wanita gila itu aku harus memberinya pelajaran.

Rea mengelus pipi putra keduanya, anaknya yang hampir saja tidak selamat.

''Kau sendiri yang bilang akan memberikan semuanya untukku kan Dave? ku harap kau tidak menyesal mengatakannya'' gumamnya.

****

"Ada apa?" suara Dave memecah keheningan lantai tertinggi MTH'Group, Biru tersentak sambil gugup ia memasukan ponselnya kedalam saku jas.

"Tuan"

Jari Dave terhenti, suara ketikan keyboard menghilang membuat mereka berdua hanya mendengar suara deru nafasnya masing-masing.

"Katakan"

"Nona pergi tuan"

Dave berdiri melonggarkan kemejanya kemudian mengulurkan tangannya, "Kemana? bersama anak-anak? mana ponselku"

"Tidak beliau pergi sendiri, tepatnya bersama beberapa orang dari tim keamanan matthew" Jawab Biru sambil memberikan ponsel Dave.

Dave mendial nomor istrinya kemudian menempelkan benda pipih itu ketelinganya.

"Halo"

"Rea kamu dimana"

"Mengurus sesuatu yang berkaitan dengan janjimu"

Dave mengerutkan keningnya melihat Biru yang juga sedang melihat bingung kearahnya,

"Janji? kau tidak ada niat untuk pergi menghindariku kan?"

He's My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang