2.lesson

4.5K 452 15
                                    

Haechan tidak sama sekali berniat untuk pulang bersama dengan yang lainnya dengan alasan? Tidak ada juga sebenarnya, dirinya hanya mencari ketenangan jadinya ia memutuskan untuk pulang dengan bis.

Satu jam bis belum juga datang, namun Haechan seolah-olah tidak masalah dirinya sibuk sendiri dengan keadaannya saat ini.

Talinga nya tersumbat dengan earphone yang memutar lagu kesukaannya.

Disaat yang sedang menikmati lagu, tiba-tiba ada sebuah mobil yang terhenti di depannya.

Sepertinya mobil milik Mark.

"Renjun?"

Kaca mobil itu terbuka menampakkan diri Renjun yang mengenakan kaos berwarna putih dan kacamata "Masuklah Haechan!" Teriak Renjun dari dalam mobil.

Haechan pun mengambil tas nya kemudian mendekat kearah mobil dan membuka pintu mobil mewah itu "Renj—"

"Mengapa kau tidak pulang bersama Jeno dan adik-adikmu yang lain?" Tanya Renjun membuka topik.

"Tidak, aku hanya ingin sendiri"

"Aku tau Haechan-ah, apakah kau yang menjebak Jisung?"

Sudah ia duga.

Pasti pertanyaan ini akan keluar dari mulut Renjun.

"Tidak"

"Mengaku lah saja, dari pada Mark Hyung marah besar kepada mu. Kau tau tentang Jisung bukan?"

"Bukan aku." Tekannya sekali lagi, tapi benar bukan? Bukan dirinya.

Renjun menghembuskan nafas lelah "Jika Mark Hyung memarahi mu maka aku tidak akan ikut campur"

"Itu masalah ku, biarkan saja"

Baru saja masuk kedalam rumah, Renjun dibuat kaget dengan suara tamparan yang begitu nyaring di depan matanya langsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja masuk kedalam rumah, Renjun dibuat kaget dengan suara tamparan yang begitu nyaring di depan matanya langsung.

Melihat Renjun yang terkaget, Jaemin mengkode sang saudara untuk berjalan kearahnya, dan tentunya Renjun patuhi.

Plak!

"Sialan, jangan membuat kerja keras ku sia-sia Lee Haechan! Mengapa kau sangat tidak bisa diatur!?"

Haechan mengusap ujung bibirnya yang terluka, ia berdecih kecil "Bukan aku."

"Lalu siapa?!"

Haechan diam, tidak menjawab membuat Mark semakin gencar untuk menampar anak itu, Haechan tidak bisa mengatakan siapapun tidak mungkin juga dia mengatakan bahwa Hyunjin lah yang juga membulinya.

Sang sulung lantas mendorong bahu Haechan menyingkir dari hadapannya "Pergilah, aku sedang tidak mood untuk menghukum mu" Usir Mark lalu dia mendudukkan badannya di sofa kecil.

Equanimity || Nct Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang