[ WAJIB VOTE, KALO NGGA VOTE AUTHOR SLEDING ⚠️ ]
『"Jika seperti ini jadinya, kita impas bukan? Nyawa dibalas dengan nyawa."』
«-Lee Haechan
Katanya setiap perbuatan maka harus ada tanggung jaw...
"Renjun-ah apakah ini sudah waktunya pengumuman tentang olimpiade Jeno?"
Renjun melirik jam yang ada di tangannya "Sudah seharusnya Hyung"
Mark melepas kacamata yang bertengger di tulang hidung mancungnya dan meletakan kacamata itu di samping tumpukan berkas pada meja kerja.
"Susul anak itu"
"Apa maksudmu Hyung?" Sela Renjun langsung menatap kakaknya sedangkan Mark yang di tatap seperti itu memutar bola matanya jengah sedikit "Jeno bisa seperti anak hilang jika tidak di temani, susul saja. Aku bisa memanggil sekretaris Hwang untuk mengerjakan sisanya"
"Kau yakin?"
Mark menampilkan senyum simpul saat mendengar nada ketidakyakinan Renjun "Sungguh, pergilah aku juga ingin menikmati istirahatku" Ucapnya sembari memutar-mutar kursi kerjanya yang sedang ia duduki saat ini.
"Baiklah kalau begitu, ingin titip sesuatu?"
"Tidak"
Beberapa menit kemudian saat Mark hendak mengambil kacamata dan ingin melanjutkan berkas milik Renjun betapa kagetnya pria itu melihat tatapan Renjun yang mengunci ke arahnya di ambang pintu.
"Aigo kamchagia! Sialan" Umpat Mark memegangi dadanya.
"Sudah ku duga" Geram Renjun, bukan tidak mau menghampiri Jeno namun dia tak yakin dengan ucapan Mark yang berkata bahwa orang itu akan istirahat di siang hari seperti ini, melihat dari kebiasaan Mark yang gila kerja.
"Hyung kau harus memperhatikan kesehatanmu, adik-adik mu masih membutuhkanmu!" Ujar Renjun di akhiri dengan nada tinggi, dia kesal dengan Mark yang tak mau mendengarkan penuturannya padahal itu demi kebaikan kakaknya sendiri.
"Apa maksudmu?"
"Mark Hyung jaga kesehatanmu, jangan sampai kau sakit. Sudah cukup Jisung yang mengalami seperti itu, jangan lagi atau aku akan pergi saat ini juga"
"Hey ucapanmu menakutkan" Jawab Mark was-was dengan ucapan Renjun.
"Tapi itu benar adanya" Lirih Renjun, dia ingin sekali mengeluarkan semua unek-uneknya yang selama ini dirinya pendam sendiri.
Mark melihat Renjun yang seperti itu membuat perasaannya sedikit iba, ia memundurkan kursinya lalu merentangkan tangannya menyuruh agar Renjun datang ke pelukannya "Ingin pelukan?" Tawar Mark yang sebenarnya juga ragu.
Grepp
Renjun segera membalas pelukan yang di tawarkan oleh Mark dengan senang hati.
Dia juga butuh istirahat.
Mark berdiri tanpa melepaskan pelukannya dari tubuh sang adik, ia menepuk-nepuk pelan berharap Renjun sedikit membaik walau dirinya sendiri tidak tau apa yang Renjun pikirkan.
"Hyung mengapa ini semua terjadi?" Bisik Renjun hampir tidak terdengar akan tetapi Mark masih samar mendengarnya.
"Aku juga tidak tau Renjun-ah" Balas Mark sambil melepas pelukannya dari Renjun, Mark melemparkan sorot matanya pada langit-langit ruangan karena tak bisa menjelaskan bagaimana rasanya sekarang dan Renjun yang menatapnya penuh harap.
Helaan nafas panjang keluar dari mulut Renjun.
"Hyung aku pergi dulu, jangan selesaikan berkas itu sendiri... Aku tidak akan lama, setelah itu aku akan kembali bersama Jeno" Ucap Renjun dengan senyum simpul, Mark pun membalasnya dengan senyuman yang sama.
"Hati-hati di jalan"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.