36.decision

3.1K 396 38
                                    

"D-dokter apa ada—"

"Pasien kehilangan banyak darah, kondisi yang sebelumnya ia mungkin mempunyai riwayat penyakit membuat keadaan tubuhnya turun drastis, kami tidak tau apakah pasien bisa bertahan atau tidak. Tapi kami sedang berusaha semaksimal mungkin, juga— pasien membutuhkan transplantasi tulang belakang" Jelas sang dokter panjang lebar.

Chenle memandang resah ruang operasi dan dokter secara bergantian "Berarti Jisung membutuhkan donor?! Ambil saja milikku"

Spontan Jeno menampar pipi Chenle pelan, perkataan anak itu sangat tidak masuk akal! Ayolah!

"Apa tidak ada pendonor lain dokter?"

"Transplantasi tulang sumsum harus seseorang yang memiliki hubungan darah dengan pasien" Jelasnya sekali lagi.

"Masih ada waktu, namun tidak sebentar karena keadaan ini sangat-sangat sudah di ambang kematian"

Mereka semua terdiam dan dokter pun masuk kembali ke dalam ruang operasi untuk membantu dokter lain di dalam ruangan.

Punggung lemas Mark menyandar pada dinding.

Apa yang harus ia lakukan jika seperti ini?

"Jeno.." Panggil Mark lirih.

"Mark Hyung" Saut Jeno membalas tatapan menyakitkan dari Mark.

"Jika mungkin kedepannya sudah di atur, tolong jaga adik-adik mu Nee?" Ucapnya terdengar parau, kehilangan harapan lain.

"Hyung! Apa yang kau— aish!! Apa yang kau bicarakan!?" Hampir saja satu pukulan mengarah pada rahang Mark, Jeno lagi-lagi tak habis pikir dengan Mark. Apa setelah Renjun kini Mark yang berkorban lagi?

"Kita tunggu saja mungkin dokter memiliki cara lain, aku akan mencarikan Jisung donor ke seluruh rumah sakit yang ada di Korea" Sentak Jeno bersamaan dengan setetes air mata yang jatuh.

Mark mendudukkan tubuhnya di lantai tak sanggup menahan beban dalam diri, Chenle yang meremat rambutnya sembari menunduk dan Jeno yang menatap keduanya frustasi.

Tiba-tiba Jeno ingat akan Haechan.

Amarahnya yang tak terkontrol membuatnya menyumpahi Haechan mati-matian, bagaimana bisa anak itu tidak datang segera di tengah Jisung yang bertahan di dalam ruangan mematikan itu!?

Apa Haechan melupakan begitu saja adik bungsu nya?

Mungkin dugaan Jeno benar, setelah Haechan lulus dia akan melupakan semua adik-adiknya dan meninggalkan rumah.

Benar-benar brengsek yang sesungguhnya.

Anak laki-laki berkulit Tan tersebut di larikan ke rumah sakit — yang sama dengan Jisung.

Haechan yang masih dengan sedikit kesadarannya, samar bisa melihat langit-langit rumah sakit dan beberapa orang yang menatapnya panik begitu pula dengan dokter.

Alat bantu pernapasan yang terpasang pada area mulut membuatnya seakan bertambah sesak, pikirannya masih tertuju kepada Jisung.

Namun tidak terlalu jelas karena semua area tubuhnya mati rasa.

Terlalu banyak rasa yang menyerang membuat Haechan tidak tau harus mengatakan apa untuk mengekspresikan rasa ini.

Saat akan hendak menutup mata dia langsung membuka matanya secara paksa kala melihat wajah Mark yang buram melewati samping brangkar nya yang kini sedang di dorong cepat.

"M-mark Hyung..."

Tangan lemah Haechan terangkat berusaha menggapai Mark tapi terlambat, dorongan ini terlalu cepat hingga akhirnya Haechan kehilangan sosok bayangan Mark.

Equanimity || Nct Dream [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang