Happy reading 💚"Hiks, kenapa kau bisa begitu jahat padaku rey, ? "
Isak tangis wanita bersurai coklat panjang. dengan gaun putih lusuh yang kotor dan robek dibeberapa bagian itu, kini menjadi pandangan utama yang dilihat oleh Raymond. Dalam ruangan gelap yang dipijak oleh kakinya ini
Raymond diam membeku melihat apa yang ada dihadapnya ini. Lelaki bersurai hitam legam itu tersenyum sendu. Mengingat hal ini terjadi lagi padanya.
"Aku mencintaimu, sangat bahkan melebihi jiwa ku ini." Teriakan wanita itu bahkan membuat tubuh raymond bergetar tanpa sebab.
Wanita bersurai coklat panjang itu mendogak memperlihatkan pupil mata yang sama persis seperti rambut wanita itu.
"Bahkan dikehidupan selanjutnya pun kita akan tetap bertemu. dengan takdir yang sama ," wanita itu kembali berucap seraya berdiri dari bawah lantai yang kotor dan penuh dengan air yang mengenang.
Mata abu- abu milik raymond bergetar melihat betapa menyedihkannya wanita yang ia cintai, ini kesalahnya ia ingin merengkuh bahu wanita itu yang terlihat rapuh namun sekali lagi ia tidak bisa menjangkaunya yang dirinya lihat hanyalah dirinya yang lain didepan sana diam mematung tanpa ekspresi sedikit pun.
"Lavender," gumam raymond lirih. Bulir keringat membasahi pelipis dan kaos hitam milik pria bersurai hitam legam itu.
Namun sedikit pun pria itu tidak berniat untuk membuka kedua kelopak matanya. Meskipun ingin seakan-akan mimpi yang dialami olehnya adalah sebuah penembusan dosa yang harus lelaki bersurai hitam legam itu tebus.
"Rey, kenapa kau ingin membunuhku."
Suara lavender begitu lirih dan tampak tidak bertenaga, mendegarnya raymond mengeleng pelan lelaki itu ingin bergerak namun keinginan hanyalah sebuah keinginan semata. Tubuhnya seakan membatu ditempatnya berdiri menyaksikan percakapan antara dua orang itu.
"Karena kau begitu mengganggu kehidupan ku lave, dan sebaiknya kau mati saja."
Suara tangis disertai tawa keras kini mengema diruangan lembab itu, lavender tertawa sekaligus menangis padangan wanita itu kosong seakan tidak ada tujuan untuk hidup.
mendegar perkataan yang keluar dari dirinya yang lain. Membuat raymond menyentuh bagian dadanya
Kenapa disini begitu sesak, saat melihat lavendernya yang ceria berekspresi seperti itu.raymond menatap lamat pada dirinya yang lain. Begitu dingin dan tidak tersentuh sorot matanya tidak menyiratkan rasa iba sedikit pun.
"Jika begitu bunuh saja aku, rey aku tidak ingin menghalangi jalan hidup yang kau bangakan itu." Ucap lavender menatap kosong pada lelaki yang berdiri dihadapnya.
Lelaki bersurai hitam legam itu menjawab santai " tentu, dengan senang hati."
'TIDAK,JANGAN MEMBUNUHNYA BRENGSEK'
"Ray, Raymond. " teriak lavender khawatir seraya menguncang bahu lebar milik raymond.
Raymond berkedip linglung menatap kesekelilingnya yang dipenuhi banyak orang yang berkerumun. Pandangannya kemudian teralihkan pada wanita dihadapanya yang menatap penuh kekhawatiran padanya.
"Kau merasa baik sekarang, kenapa kau tertidur seperti orang mati saja."omel lavender seraya menyodorkan sebuah air minum pada raymond.
Tangan raymond terangkat. bukan, bukan untuk mengambil minuman yang disodorkan oleh lavender melainkan untuk memeluk wanita dihadapnya ini.
"Kau nyata," gumam raymond lirih.
Ia bersyukur itu hanya mimpi,mimpi yang selalu menghantuinya saat tidur 2 tahun lalu. kenapa mimpi itu kembali menghantuinya lagi sekarang,? namun saat ini berbeda lavender wanita dalam mimpinya ada disisinya tidak seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy fiance❤<(ON GOING )
Fantasy"Lavender Aresya Albright".suara berat itu mengalun tepat di sebelah telinga kiri nya sangat dekat sampai ia mersa merinding mendengarnya . "kau ingin kabur",suara itu terdengar lagi tapi lebih rendah dari sebelumnya . "IYA JADI BIARKAN AKU PERGI"Te...